HARIAN BANGSA
Minggu 16 Maret 2008
GRESIK - Sejumlah pihak masih mempertanyakan penyaluran bantuan bagi korban bukti longsor di dsa Paroman, Tambak, Bawean.
Direktur LSM Gerbang Bawean, Abdul Basit Karim, menjelaskan, tim penanganan bantuan korban bukit longsor sepakat agar bantuan, baik dari Pemkab Gresik, Pemrov Jatim, dan para donatur dipusatkan di Madrasyah Ibtidaiyah Nadlatul Ulama (MINU) 37, di Dusun Candi, Desa Paramoan Kecamatan Tambak.
Namun, dalam perkembangannya tim bencana dari kecamatan Tambak, dan
Sangkapura berebut penempatan bantuan tersebut. Tim dari Tambak mengklaim, bahwa korban banyak di Sangkapura. Karenanya, tim tersebut minta agar jatah bantuan lebih banyak, yaitu 70 persen Sangkapura, sedangkan Tambak 30 persen. Namun, keinginan tim Sangkapura itu ditolak oleh tim dari Tambak. " Saling klaim tersebut membuat penyaluran bantuan sering terganggu, " kata Basit.
Dia minta agar tim bencana disatukan. Tujuannya, untuk memudahkan penyaluran dan penanganan bantuan. " Saya minta tim bantuan tidak rebutan untuk tangani jumlah bantuan. Tapi, mereka harus bersatu agar penyaluran bantuan lebih mudah dan tepat sasaran, " terang Basit.
Ainur Rofiq SE, anggota FKB DPRD Gresik asal Sangkapura ketika membenarkan, penanganan bantuan korban bukit longsor tersebut ada 2 posko, yakni posko Tambak dan Sangkapura. Tim Tambak mengklaim warganya yang terkena bencana lebih banyak dan minta bagian lebih banyak, begitu juga dengan Tim Sangkapura.
"Saya minta tim jangan saling klaim jumlah korban di daerah mereka,
tapi bagaimana penyaluran bantuan cepat, sehingga korban bisa menerima bantuan tersebut, "katanya.
Kepala Kantor Kesbanglinmas Pemkab Gresik, Drs Supi'i ketika dikonfirmasi mengatakan, bantuan korban tanah bukit longsor semuanya sudah dikirimkan ke pulau Bawean.
Untuk penyaluran bantuan tersebut sudah dibentuk tim. " Tim-tim yang ditunjuk tersebut yang bertugas menyalurkan bantuan. Kami sudah minta mereka menyalurkan bantuan secara benar, dan tepat sasaran, " katanya. (hud)
Minggu 16 Maret 2008
GRESIK - Sejumlah pihak masih mempertanyakan penyaluran bantuan bagi korban bukti longsor di dsa Paroman, Tambak, Bawean.
Direktur LSM Gerbang Bawean, Abdul Basit Karim, menjelaskan, tim penanganan bantuan korban bukit longsor sepakat agar bantuan, baik dari Pemkab Gresik, Pemrov Jatim, dan para donatur dipusatkan di Madrasyah Ibtidaiyah Nadlatul Ulama (MINU) 37, di Dusun Candi, Desa Paramoan Kecamatan Tambak.
Namun, dalam perkembangannya tim bencana dari kecamatan Tambak, dan
Sangkapura berebut penempatan bantuan tersebut. Tim dari Tambak mengklaim, bahwa korban banyak di Sangkapura. Karenanya, tim tersebut minta agar jatah bantuan lebih banyak, yaitu 70 persen Sangkapura, sedangkan Tambak 30 persen. Namun, keinginan tim Sangkapura itu ditolak oleh tim dari Tambak. " Saling klaim tersebut membuat penyaluran bantuan sering terganggu, " kata Basit.
Dia minta agar tim bencana disatukan. Tujuannya, untuk memudahkan penyaluran dan penanganan bantuan. " Saya minta tim bantuan tidak rebutan untuk tangani jumlah bantuan. Tapi, mereka harus bersatu agar penyaluran bantuan lebih mudah dan tepat sasaran, " terang Basit.
Ainur Rofiq SE, anggota FKB DPRD Gresik asal Sangkapura ketika membenarkan, penanganan bantuan korban bukit longsor tersebut ada 2 posko, yakni posko Tambak dan Sangkapura. Tim Tambak mengklaim warganya yang terkena bencana lebih banyak dan minta bagian lebih banyak, begitu juga dengan Tim Sangkapura.
"Saya minta tim jangan saling klaim jumlah korban di daerah mereka,
tapi bagaimana penyaluran bantuan cepat, sehingga korban bisa menerima bantuan tersebut, "katanya.
Kepala Kantor Kesbanglinmas Pemkab Gresik, Drs Supi'i ketika dikonfirmasi mengatakan, bantuan korban tanah bukit longsor semuanya sudah dikirimkan ke pulau Bawean.
Untuk penyaluran bantuan tersebut sudah dibentuk tim. " Tim-tim yang ditunjuk tersebut yang bertugas menyalurkan bantuan. Kami sudah minta mereka menyalurkan bantuan secara benar, dan tepat sasaran, " katanya. (hud)
No comments:
Post a Comment