Media Bawean, 5 April 2008
Besok 6 April 2008 adalah Hari Nelayan Indonesia.
Lalu Bagaimana dengan potret nelayan Bawean?

Mereka bekerja menantang besarnya gelombang, tujuan dan niatnya sangat mulia yaitu memberikan nafkah pada isteri dan anaknya. Mereka berangkat dari rumah jam 12 malam dan kembali ke rumahnya jam 5 sore. Terkadang hasil tangkapan ikan yang didapat banyak dan terkadang tidak mendapatkan sedikitpun.
Nelayan di Bawean banyak mengeluhkan soal harga BBM yang melangit, sedangkan hasil tangkapan terkadang tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan. Maka solusi yang mereka lakukan adalah mengubah bahan bakar dari solar ke minyak gas, tapi resikonya harus sering ganti nosel mesin.
Yang sangat ironis sekali, saat mendapatkan tangkapan ikan. Ternyata ikan tidak laku jual di pasar, karena banyaknya hasil tangkapan yang diperoleh nelayan. Sedangkan pangsa pasar ikan terbatas di Bawean, tidak terjual ke daerah luar. Dikarenakan tidak adanya investor perikanan yang masuk ke Pulau Bawean. Terkadang ada perahu dari jawa datang ke Bawean, tapi harga yang ditawar cukup murah sekali.
Sehingga nelayan merasa jengkel sampai membuang hasil tangkapan ikannya kembali ke laut, akibat tidak laku dijual dipasaran. Kerap sekali pembuangan ikan hasil tangkapan oleh nelayan Bawean, akibat kekesalan mereka. Dengan kerja keras yang mereka lakukan ternyata hasilnya tidak berharga.
Ini seharusnya dijadikan pemikiran oleh pemerintah kita. Lalu apa fungsi dari adanya dinas perikanan di Sangkapura, bila tidak untuk memberikan kemanfaatan pada nelayan kita di Pulau Bawean. Mari kita kembangkan perekonomian Bawean dengan memanfaatkan potensi yang ada. (bst)
No comments:
Post a Comment