Media Bawean, 26 April 2008
Sabtu pagi (26/4), Media Bawean bertemu dengan 2 orang TKI asal Bawean yang dipulangkan dari Malaysia. Pertama ketemu, mereka mengeluh belum pulang ke Bawean karena tiket Kapal Express Bahari 8 B habis sampai hari rabu akan datang.
Hosen (35 th), yang berasal dari Pudakit Timur mengatakan, "Saya baru percaya dengan adanya hukuman rotan (cambuk) di Malaysia, setelah melihat langsung di tempat penampungan," katanya.
"Saya di Malaysia tinggal di Kampung Pandan, dekat Pasar Sabtu. Pada malam hari ditangkap oleh Rela, langsung ditahan di Lengging Negeri Sembilan," ujarnya.
"Memang saya tidak punya dokumen lengkap, ditahan 24 hari. Setelah itu dikirim ke Pasir Gudang langsung ke Tangjungpinang, selanjutnya ke Surabaya naik kapal. Dan sekarang sudah di Gresik," kata Hosen.
Lain halnya dengan Ahmad (20 th), mengatakan, "Saya di tangkap Police saat isi bensin di POM, karena tidak punya dokumen lengkap," katanya.
Anehnya Ahmad tidak bisa bahasa Bawean, pandainya cakap melayu dan orangnya sangat lugu. Ahmad keturunan dari Bapak Lombok dan Ibu Bawean, tepatnya di Pudakit Barat.
Ahmad menambahkan, "Saya di tinggal di Negeri Sembilan dan ditahan di Kajang selama 3 bulan. Bapak dan Ibu di Malaysia, sedangkan nenek sekarang sudah menunggu di Boyan," ujarnya.
Keduanya direncanakan pulang ke Bawean hari Rabu naik Kapal Express Bahari 8 B. (bst)
Sabtu pagi (26/4), Media Bawean bertemu dengan 2 orang TKI asal Bawean yang dipulangkan dari Malaysia. Pertama ketemu, mereka mengeluh belum pulang ke Bawean karena tiket Kapal Express Bahari 8 B habis sampai hari rabu akan datang.
Hosen (35 th), yang berasal dari Pudakit Timur mengatakan, "Saya baru percaya dengan adanya hukuman rotan (cambuk) di Malaysia, setelah melihat langsung di tempat penampungan," katanya.
"Saya di Malaysia tinggal di Kampung Pandan, dekat Pasar Sabtu. Pada malam hari ditangkap oleh Rela, langsung ditahan di Lengging Negeri Sembilan," ujarnya.
"Memang saya tidak punya dokumen lengkap, ditahan 24 hari. Setelah itu dikirim ke Pasir Gudang langsung ke Tangjungpinang, selanjutnya ke Surabaya naik kapal. Dan sekarang sudah di Gresik," kata Hosen.
Lain halnya dengan Ahmad (20 th), mengatakan, "Saya di tangkap Police saat isi bensin di POM, karena tidak punya dokumen lengkap," katanya.
Anehnya Ahmad tidak bisa bahasa Bawean, pandainya cakap melayu dan orangnya sangat lugu. Ahmad keturunan dari Bapak Lombok dan Ibu Bawean, tepatnya di Pudakit Barat.
Ahmad menambahkan, "Saya di tinggal di Negeri Sembilan dan ditahan di Kajang selama 3 bulan. Bapak dan Ibu di Malaysia, sedangkan nenek sekarang sudah menunggu di Boyan," ujarnya.
Keduanya direncanakan pulang ke Bawean hari Rabu naik Kapal Express Bahari 8 B. (bst)
No comments:
Post a Comment