Thursday, 24 April 2008

SARINEM TAK NAK CAKAP BOYAN

Media Bawean, 25 April 2008

Sarinem dikirimi surat sama anaknya agar datang ke Malaysia, dengan ikut pengawal. Karean anak dan cucunya rindu sama ibu Sarinem yang sudah hampir 10 tahun tidak ketemu.

Suatu saat Sarinem berangkat dengan pengawalnya, dengan dihantar banyak saudaranya ke dermaga Sangkapura. Sampai di Gresik, Sarinem terkejut dengan kondisi dan keadaan disekelilingnya, maklum selama ini belum pernah berlayar. "Wah, e Bhebiyan sakonik honda ben ekkol, edinna benyyak ungkuh," kata Sarinem ke pengawalnya.

Besok paginya Sarinem ke Kantor Migrasi untuk membuat paspor. Sarinem dipanggil kedalam ruangan oleh petugas untuk wawancara.
Petugas : Ibu dari mana?
Sarinem : Dari mana apa?
Petugas : Ibu mau kemana?
Sarinem : Mau kemana apa?
Petugas : Ibu orang mana?
Sarinem : Bhebiyan?
Sarinem : Ehon tak ngarte ka bahasana, sebab ehon na oneng bahasa Bhebiyan
Petugas bingung, akhirnya tidak kalah akal, dipanggilnya petugas asal Madura untuk menangani Sarinem. Madura ketemu Bawean, abok pas pade ceplas ceplos.

Besok harinya paspor selesai, Sarinem berangkat dengan pengawalnya. Sampai di pintu masuk Malaysia, Sarinem dipanggil oleh petugas. "Sarinem...." kata petugas.
Pertugas : Awak nak pergi mana?
Sarinem : Malaysia
Petugas : Tujuan apa?
Sarinem : Malaysia
Pertugas : Bawa uang tunjuk berapa?
Sarinem : Malaysia
Petugas bingung dengan jawaban Sarinem, untung langsung muncul anak Sarinem untuk jamin Ibunya masuk Malaysia.

Sarinem di Malaysia, banyak belajar bahasa melayu sama anak dan cucu. Satu bulan di Malaysia, Sarinem sudah banyak pandai cakap melayu. Sarinem sudah merubah penampilan, yang sebelumnya pakai sarung, sekarang sudah pakai celana. Dulu tidak kacamata, sekarang sudah pakai kecamata.

Sampai waktu pulang, Sarinem pulang ke Bawean dengan ikut pengawal yang diminta anaknya.

Setelah di Bawean, ternyata Sarinem berubah penampilan pakai kaca mata dan tidak mau bahasa Bawean. "Saya tak paham bahasa boyan, saya paham bahasa melayu saja la" kata Sarinem.

"Sarinem dile deteng ka Bhebiyan," kata tetangganya. Sarinem jawab "Saya tak paham cakap boyan, awak kalau nak cakap sama saye. Bahasa melayu lah", kata Sarinem.

Orang sekampung jadi ramai, kenapa Sarinem ke Malaysia 1 bulan, tidak mau pakai bahasa Bawean. Apa Sarinem memang lupa Bahasa Bawean.

Sarinem kesepian dirumahnya, "Ehon, mak tadek oreng nyapa, apa salah ehon," kata Sarinem sendirian. "Ooooo, paleng lakona ehon acakap melayu, oreng tak paham. Ehon abeliya ke pandir Bhebiyan bhei mak benyyak oreng nyapa," kata Sarinem.

Hi, tuggelan2, deteng ka bengko kabbi, ehon mukka'a olleh2 dari Malaysia. Mendengar Sarinem manggil2, semua tetangga datang dan tersenyum mendengar bahasanya Sarinem kembali ke bahasa Bawean.(bst)

No comments:

Post a Comment