Monday, 14 April 2008

BAWEAN MENUNGGU BENCANA SUSULAN

Media Bawean, 15 April 2008

Pulau Bawean temasuk pulau kecil yang kaya dengan ragam budaya. Seperti pencak, pengantin, mandailing, maulid dll.

Budayawan Bawean, Cuk Sugrito mengatakan, "Jawa Timur terdiri 10 etnik, diantaranya etnik Bawean. Jadi secara etnografi Bawean terpisah dari Jawa maupun Madura. Budaya Bawean merupakan assimilasi dari budaya Madura + Jawa + Kalimantan + Sulawesi + Nusatenggara," katanya

"Itu terjadi karena Bawean merupakan persinggahan para pelaut nusantara. Maka jadilah Bawean etnik yang unik. Ini menarik perhatian semua orang pada pementasan seni budaya bawean di Taman Budaya Surabaya 2007 dan di Islamic Center Jakarta Tahun 2008," ujar Cuk Sugrito

Sedangkan soal bencana alam Cuk Sugrito menyimpulkan, "Bawean merupakan pulau vulkanik akibat letusan gunung bawah laut ratusan/ribuan tahun yang lalu berkali-kali dan muntahannya muncul kepermukaan sebagaimana anak krakatau sekarang," katanya.

"Kemudian lubang Kepundan buntu karena lava yang membeku. Lava mencari jalan lain keberbagai arah dan muncullah 99 buah gunung baru (konon sama dengan asamul husnah). Sedangkan lubang Kepundan yang buntu itu jadi danau Kastoba. Akibat letusan2 tersebut terjadilah retakan/gua yang memanjang dari danau kastoba sampai Tanjung Slamet. Gua panjang itu tertutup muntahan lava yang membek. Dalam waktu yang lama akhirnya lava beku tersebut akan lapuk dan jatuh," ujar Cuk Sugrito Kepala SMA Umma Sangkapura.

Cuk Sugrito menyimpulkan, "Maka terjadilah bencana di Candi dan Laoksabeh baru2 ini. Sedangkan wilayah yang terletak di garis retak lainnya tinggal tunggu waktu untuk runtuh juga. Kalau bibir telaga yang runtuh maka air telaga akan tumpah dan menggelontor semua di wilayah bawah. Lalu apa yang harus kita perbuat?", tambahnya(bst)

No comments:

Post a Comment