Media Bawean, 18 April 2008
Oleh : Mr.Gerbang Bawean
Pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur yang akan digelar 23 Juli 2008. Partai Politik sudah menentukan kandidat calon Gubernur dan Wakilnya masing-masing. Dari beberapa calon yang ada, kami mencoba untuk membahas dari kultur Ke-NU-an yang notabene pernah aktif di organisasi nahdliyin.
Ada 3 orang yang dikenal tokoh NU di tingkatan wilayah dan pusat, yaitu Ali Maschan Moesa, Syaifullah Yusuf, dan Khofifah Indar Parawansa. Dari ketiga calon tersebut masing-masing memiliki kekuatan massa yang riil, bila dikaitkan dengan tokoh ke-NU-nya.
Pertarungan segi tiga emas ketiga calon tersebut, sangat menarik bila kita baca di media ataupun ditelevisi. Mereka sudah melakukan rutinitas kunjungan kesetiap daerah dan pelosok di Jawa Timur. Kunjungan mereka lakukan untuk mendapat dukungan dan simpati dari massa yang diklaim adalah basisnya.
Apakah sebelum mencalonkan ketiganya getol melakukan kunjungan kesetiap daerah? Tentunnya yang bisa menjawab adalah massa yang dikunjungi. Berapa kali datang sebelum mencalonkan sebagai cagub dan wagub?
Kami sebagai kader NU golongan kelas bawah merasa bahwa kekuatan massa diperlukan saat pemilihan. Sedangkan saat hari biasa, sangat sulit untuk melakukan pertemuan atau mengundangnya. Masih membutuhkan waktu dan jadwal yang cukup rumit mengaturnya. Tapi saat sekarang menjelang pilgub, cukup mudah mengundangnya.
Ketiga calon tersebut jelasanya akan mempengaruhi massa dari golongan bapak-bapak, ibu-ibu dan pemuda-pemuda. Jadi kesimpulannya, pilgub jatim adalah politik bapak, ibu dan anak. Ketiganya akan saling mengadu kekuatan politiknya masing-masing, yang pada saatnya nanti ada yang menang dan ada yang kalah.
Kami khawatir ketiganya lari dari rumah atau minggat, karena merasa tidak betah dengan adanya politik yang sering membuatnya merasa dijadikan alat politik. Yang beruntung justru adalah dewa penyelamat yang memberikan perlindungan kepadanya. BERSAMBUNG(bst)
Oleh : Mr.Gerbang Bawean

Ada 3 orang yang dikenal tokoh NU di tingkatan wilayah dan pusat, yaitu Ali Maschan Moesa, Syaifullah Yusuf, dan Khofifah Indar Parawansa. Dari ketiga calon tersebut masing-masing memiliki kekuatan massa yang riil, bila dikaitkan dengan tokoh ke-NU-nya.
Pertarungan segi tiga emas ketiga calon tersebut, sangat menarik bila kita baca di media ataupun ditelevisi. Mereka sudah melakukan rutinitas kunjungan kesetiap daerah dan pelosok di Jawa Timur. Kunjungan mereka lakukan untuk mendapat dukungan dan simpati dari massa yang diklaim adalah basisnya.
Apakah sebelum mencalonkan ketiganya getol melakukan kunjungan kesetiap daerah? Tentunnya yang bisa menjawab adalah massa yang dikunjungi. Berapa kali datang sebelum mencalonkan sebagai cagub dan wagub?
Kami sebagai kader NU golongan kelas bawah merasa bahwa kekuatan massa diperlukan saat pemilihan. Sedangkan saat hari biasa, sangat sulit untuk melakukan pertemuan atau mengundangnya. Masih membutuhkan waktu dan jadwal yang cukup rumit mengaturnya. Tapi saat sekarang menjelang pilgub, cukup mudah mengundangnya.
Ketiga calon tersebut jelasanya akan mempengaruhi massa dari golongan bapak-bapak, ibu-ibu dan pemuda-pemuda. Jadi kesimpulannya, pilgub jatim adalah politik bapak, ibu dan anak. Ketiganya akan saling mengadu kekuatan politiknya masing-masing, yang pada saatnya nanti ada yang menang dan ada yang kalah.
Kami khawatir ketiganya lari dari rumah atau minggat, karena merasa tidak betah dengan adanya politik yang sering membuatnya merasa dijadikan alat politik. Yang beruntung justru adalah dewa penyelamat yang memberikan perlindungan kepadanya. BERSAMBUNG(bst)
No comments:
Post a Comment