Media Bawean, 12 April 2008
Oleh : Mr. Gerbang Bawean
Orang Bawean pasti mengenal apa sihir, karena bahasa sihir kadang jadi buah bibir diseluruh kampung di Bawean. Terkadang sakit saja diidentikkan dengan pengaruh sihir. Sehingga perdukunan dijadikan alternatif terbaik, jika sakit. Padahal bila kita teliti secara ilmu kesehatan, terkadang sakit yang diderita akibat kurangnya menjaga kesehatan.
Dampaknya setelah dukun dijadikan acuan, maka menuduh dan prasangka kurang baik akan dijadikan modal utama si dukun. Katanya si dukun, "Oh, sakitanya akibat si A, karena si B sering menyakiti hati si A," katanya. Setelah mendengar si dukun memvonis si A, maka pihak keluarga si B akan diminta menyembuhkan sekarang juga dengan tanpa alasan.
Pernah suatu ketika, kami ditunjuk menjadi panitia pengajian romadhan di masjid, berhubung saat itu ramai soal pembunuhan orang punya sihir. Maka kami memberikan topik kepada Kiai berceramah tentang bab sihir.
Kiai berceramah di masjid, menjelaskan bahwa sihir memang ada, sejak zaman Nabi Musa sampai sekarang. Ceramah kiai ternyata cukup detail menjelasakan tentang sihir dan asal usulnya. Akhirnya kiai memberikan selembar kertas untuk diamalkan sebagai penangkal sihir.
Apa reaksi setelah pengajian kiai?
Ternyata reaksi dari orang yang selama ini dituduh atau di vonis oleh masyarakat, berkembang opini macam-macam. Bahkan panitia pengajian akan dilaporkan ke polisi. Setelah mendengar isu macam-macam, maka kami langsung datangi pihak yang dicurigai punya ilmu sihir dan punya rencana akan melaporkan panitia pengajian ke polisi.
Sampai di rumahnya, kami langsung mengucapkan salam. Dan menanyakan maksud dan tujuan akan melaporkan panitia pengajian ke polisi. Apa dirinya merasa tercemarkan atau merasa dirugikan. Kami persilahkan, silahkan laporkan kapan saja, kami siap untuk menghadapinya. Ternyata orang tersebut minta maaf dan mengatakan tidak pernah punya niatan melaporkan panitia.
Sebenarnya bila kita telaah dari orang yang dicurigai punya sihir, diantaranya sikap angkuh dan mau menang sendiri. Apapun yang diminta, terpaksa orang memberikan. Apapun yang diperintahkan, terpaksa orang kerjakan. Alasannya karena takut dengan sihir yang dimilikinya. Maka secara tidak langsung orang punya ilmu sihir ternyata mempunyai strata kehormatan tersendiri dimasyarakat dengan alasan takut dengan sihirnya.
Secara hukum, memang untuk dijerat karena sulit dibuktikan. Sehingga penegak hukum akan kelabakan bila ada laporan tentang kasus sihir. Sampai sekarang Undang-Undang persihiran belum ada. Sehingga jalur alternatif yang digunakan oleh warga dengan menggunakan sumpah pocong dll.
Sebenarnya ilmu di sihir di Bawean, khususnya di daerah pesisir menurut beberapa versi mengatakan akibat berguru ilmu untuk mendapatkan ikan. Bahkan terkadang karena berguru ilmu memikat perempuan, dll.
Pernah kami mendengar, cerita warga di salah satu dusun di Bawean. Setelah ada kasus pembunuhan terhadap orang yang disangka punya ilmu sihir. Warga mengatakan, "Sekarang kampung sudah aman, sebab jagoannya sudah hilang. Dulu disaat jagoannya masih ada. Setiap minggu hampir dapat dipastikan ada yang meninggal dunia, katanya".
Sebenarnya kami juga merasa risih dengan Bawean ditakuti karena sihirnya. Pada suatu saat kami menawar barang dipasar Gresik. Setelah ditawar, ada bisik-bisik antara penjaganya. Sudah berikan saja itu orang Bawean. Nanti kalau ngak diberikan bisa disihir," katanya. Mendengar ucapan penjaga seperti itu, kami langsung pergi dan berfikir. Kenapa Orang Bawean ditakuti karena sihirnya? (bst)
Dampaknya setelah dukun dijadikan acuan, maka menuduh dan prasangka kurang baik akan dijadikan modal utama si dukun. Katanya si dukun, "Oh, sakitanya akibat si A, karena si B sering menyakiti hati si A," katanya. Setelah mendengar si dukun memvonis si A, maka pihak keluarga si B akan diminta menyembuhkan sekarang juga dengan tanpa alasan.
Pernah suatu ketika, kami ditunjuk menjadi panitia pengajian romadhan di masjid, berhubung saat itu ramai soal pembunuhan orang punya sihir. Maka kami memberikan topik kepada Kiai berceramah tentang bab sihir.
Kiai berceramah di masjid, menjelaskan bahwa sihir memang ada, sejak zaman Nabi Musa sampai sekarang. Ceramah kiai ternyata cukup detail menjelasakan tentang sihir dan asal usulnya. Akhirnya kiai memberikan selembar kertas untuk diamalkan sebagai penangkal sihir.
Apa reaksi setelah pengajian kiai?
Ternyata reaksi dari orang yang selama ini dituduh atau di vonis oleh masyarakat, berkembang opini macam-macam. Bahkan panitia pengajian akan dilaporkan ke polisi. Setelah mendengar isu macam-macam, maka kami langsung datangi pihak yang dicurigai punya ilmu sihir dan punya rencana akan melaporkan panitia pengajian ke polisi.
Sampai di rumahnya, kami langsung mengucapkan salam. Dan menanyakan maksud dan tujuan akan melaporkan panitia pengajian ke polisi. Apa dirinya merasa tercemarkan atau merasa dirugikan. Kami persilahkan, silahkan laporkan kapan saja, kami siap untuk menghadapinya. Ternyata orang tersebut minta maaf dan mengatakan tidak pernah punya niatan melaporkan panitia.
Sebenarnya bila kita telaah dari orang yang dicurigai punya sihir, diantaranya sikap angkuh dan mau menang sendiri. Apapun yang diminta, terpaksa orang memberikan. Apapun yang diperintahkan, terpaksa orang kerjakan. Alasannya karena takut dengan sihir yang dimilikinya. Maka secara tidak langsung orang punya ilmu sihir ternyata mempunyai strata kehormatan tersendiri dimasyarakat dengan alasan takut dengan sihirnya.
Secara hukum, memang untuk dijerat karena sulit dibuktikan. Sehingga penegak hukum akan kelabakan bila ada laporan tentang kasus sihir. Sampai sekarang Undang-Undang persihiran belum ada. Sehingga jalur alternatif yang digunakan oleh warga dengan menggunakan sumpah pocong dll.
Sebenarnya ilmu di sihir di Bawean, khususnya di daerah pesisir menurut beberapa versi mengatakan akibat berguru ilmu untuk mendapatkan ikan. Bahkan terkadang karena berguru ilmu memikat perempuan, dll.
Pernah kami mendengar, cerita warga di salah satu dusun di Bawean. Setelah ada kasus pembunuhan terhadap orang yang disangka punya ilmu sihir. Warga mengatakan, "Sekarang kampung sudah aman, sebab jagoannya sudah hilang. Dulu disaat jagoannya masih ada. Setiap minggu hampir dapat dipastikan ada yang meninggal dunia, katanya".
Sebenarnya kami juga merasa risih dengan Bawean ditakuti karena sihirnya. Pada suatu saat kami menawar barang dipasar Gresik. Setelah ditawar, ada bisik-bisik antara penjaganya. Sudah berikan saja itu orang Bawean. Nanti kalau ngak diberikan bisa disihir," katanya. Mendengar ucapan penjaga seperti itu, kami langsung pergi dan berfikir. Kenapa Orang Bawean ditakuti karena sihirnya? (bst)
No comments:
Post a Comment