Media Bawean, 9 Mei 2008
NU adalah ormas besar di Indonesia, kekuatan ditingkat kultural sangat besar. Tentunya NU bila mengingat pada hasil Muktamar di Donuhudan Solo beberapa tahun yang lalu, maka saatnya NU jual mahal dibidang politik praktis.
Kami sebagai kader NU, terkadang berfikir dan merenung hasil Muktamar dengan kenyataan dilapangan. Ternyata yang selama ini dicita-citakan NU untuk netral berpolitik, melihat kondisi yang ada seperti mulai tergoda dengan politik. Artinya syahwat perpolitikan di NU masih besar, sehingga sulit untuk menahan nafsu berpolitik.
Disaat PKB perang dingin antara Gus Dur dan Muhaimin, kami selalu mengamati melalui media massa yang ada. Saat PKB Gus Dur melakukan MLB, ternyata dari barisan PBNU tidak ada yang hadir. Kami menyimpulkan, ternyata NU sudah menjaga jarak dengan partai yang note bene menurut pengakuannya dibentuk melalui NU.
Ternyata nilai kami berubah total, saat Muhaimin mengadakan MLB, ternyata PBNU menurunkan petingginya, meskipun KH. Hasyim Muzadi tidak turun saat acara tersebut.
Semestinya PBNU ataupun NU secara umum, disaat terjadi konflik seperti sekarang antara Gus Dur dan Muhaimin. NU menutup rapat-rapat pintu gerbang untuk ruang perpolitikannya, kepada siapapun termasuk PKB.
Tujuannya satu demi mengembalikan NU pada khittahnya, sebagaimana garis perpolitikan di NU sudah diatur melalui AD/ARTnya. Kedatangan tersebut (MLB Muhaimin) bukan memberikan manfaat, tapi akan menambah kerasnya konflik yang ada sekarang.
Sampai kapan NU akan akan bermain di ring politik praktis?
Abdul Basit Karim : Mantan PW. IPNU Jawa Timur.
NU adalah ormas besar di Indonesia, kekuatan ditingkat kultural sangat besar. Tentunya NU bila mengingat pada hasil Muktamar di Donuhudan Solo beberapa tahun yang lalu, maka saatnya NU jual mahal dibidang politik praktis.
Kami sebagai kader NU, terkadang berfikir dan merenung hasil Muktamar dengan kenyataan dilapangan. Ternyata yang selama ini dicita-citakan NU untuk netral berpolitik, melihat kondisi yang ada seperti mulai tergoda dengan politik. Artinya syahwat perpolitikan di NU masih besar, sehingga sulit untuk menahan nafsu berpolitik.
Disaat PKB perang dingin antara Gus Dur dan Muhaimin, kami selalu mengamati melalui media massa yang ada. Saat PKB Gus Dur melakukan MLB, ternyata dari barisan PBNU tidak ada yang hadir. Kami menyimpulkan, ternyata NU sudah menjaga jarak dengan partai yang note bene menurut pengakuannya dibentuk melalui NU.
Ternyata nilai kami berubah total, saat Muhaimin mengadakan MLB, ternyata PBNU menurunkan petingginya, meskipun KH. Hasyim Muzadi tidak turun saat acara tersebut.
Semestinya PBNU ataupun NU secara umum, disaat terjadi konflik seperti sekarang antara Gus Dur dan Muhaimin. NU menutup rapat-rapat pintu gerbang untuk ruang perpolitikannya, kepada siapapun termasuk PKB.
Tujuannya satu demi mengembalikan NU pada khittahnya, sebagaimana garis perpolitikan di NU sudah diatur melalui AD/ARTnya. Kedatangan tersebut (MLB Muhaimin) bukan memberikan manfaat, tapi akan menambah kerasnya konflik yang ada sekarang.
Sampai kapan NU akan akan bermain di ring politik praktis?
Abdul Basit Karim : Mantan PW. IPNU Jawa Timur.
No comments:
Post a Comment