Media Bawean, 29 Mei 2008
Sumber : Sindo
GRESIK (SINDO) – Puluhan penumpang penyeberangan Gresik–Bawean keleleran di terminal penumpang Pelabuhan Gresik,kemarin.Ironisnya, sebagian besar pegang tiket, namun tidak kebagian tempat duduk.
Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik menduga banyak beredar tiket asli tapi palsu (aspal). Informasi di lapangan menyebutkan, sedikitnya 80 penumpang tidak terangkut KM Ekspres Bahari8- B (EB 8-B) yang melayani penyeberangan ke Bawean. Ada yang kehabisan tiket, namun tidak sedikit yang sudah mendapat tiket tapi tidak terangkut. Di antaranya, Nadan Bin Muhammad, 46, warga Desa Telukjati, Khoiri, 31, Husien, 53, keduanya dari Sangkapura, dan H Rahmah, 40, warga Desa Perlindungan.
Puluhan penumpang yang tidak mendapat tiket bergerombol di ruang tunggu pelabuhan. Mereka tidak dapat berbuat banyak dan hanya bisa menggerutu.Berbeda dengan empat penumpang yang merupakan TKI di Malaysia. Mereka sempat berkali-kali berteriak kepada petugas, namun tidak dihiraukan dan kapal tetap berangkat.” Kami kecewa. Kami sudah pegang tiket tapi tidak bisa terangkut.Padahal,kami sudah pesan tiket sejak sepekan lalu dan membeli dengan harga Rp130 ribu,”aku Husien dengan nada jengkel.
Ironisnya, di antara penumpang yang tidak terangkut itu, barang-barang bawaannya sudah berada di dalam kapal. Bahkan, Nadan Bin Muhammad sempat menitikkan air mata, dia sengaja mengambil cuti dari kerjanya di Malaysia karena orang tuanya sakit. Padahal cutinya terbatas.” Kok bisa. Padahal saya sengaja pesan tiket sejak pekan lalu. Terus kalau begini saya harus menunggu beberapa hari lagi. Padahal, cuti saya terbatas. Sisi lain orang tua saya sakit,” katanya pelan.
Kepala Seksi Lalu Lintas Adpel Gresik, Pudiasto Nugroho yang berada di lapangan tidak dapat berbuat banyak. Dia beralasan tidak mengurusi penumpang yang mendapat tiket atau tidak, namun pemeriksaan yang dilakukan hanya sebatas pemenuhan aturan. ”Kalau pegang tiket, ya boleh masuk. Itupun bila kursi sudah terpenuhi, otomatis kami stop. Karena kami tidak mengenal toleransi penambahan penumpang.
Itu bukan urusan kami, tapi kami akan panggil manajemen kapal, kok bisa berlebih.Bisa jadi ada tiket aspal,” tegas pejabat Adpel yang kerap dipanggil Teddy itu. Kapasitas KM EB 8-B itu sebanyak 303 kursi. Sementara jumlah warga Bawean yang hendak kembali diperkirakan mencapai 390 orang lebih.Apalagi musim liburan, diperkirakan terjadi lonjakan. Sebab,warga Bawean yang menjadi TKI kerap pulang.
Diperkirakan, setiap keberangkatan kapal penyeberangan terjadi lonjakan. Seperti kemarin, rombongan H Mansyur, mantan wakil ketua Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) Jawa Timur membawa 58 warga Bawean yang menjadi TKI di Malaysia, namun KM EB 8-B hanya melayani penyeberangan dua kali dalam sepekan. Hal itu berpotensi dijadikan para calo untuk berspekulasi menggandakan tiket.
H Subki, pimpinan PT Duta Wisata yang menjadi agen resmi KM EB 8-B mengakuinya. Tidak mungkin tiket yang dijual pada setiap keberangkatan berlebih karena sudah dijatah sebanyak 303 tiket. Dia menduga kemungkinan ada tiket asli tapi palsu (aspal) beredar. ”Tidak berani kami menjual tiket melebihi jumlah kursi ,”tukasnya. (ashadi ik)
Sumber : Sindo
GRESIK (SINDO) – Puluhan penumpang penyeberangan Gresik–Bawean keleleran di terminal penumpang Pelabuhan Gresik,kemarin.Ironisnya, sebagian besar pegang tiket, namun tidak kebagian tempat duduk.
Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik menduga banyak beredar tiket asli tapi palsu (aspal). Informasi di lapangan menyebutkan, sedikitnya 80 penumpang tidak terangkut KM Ekspres Bahari8- B (EB 8-B) yang melayani penyeberangan ke Bawean. Ada yang kehabisan tiket, namun tidak sedikit yang sudah mendapat tiket tapi tidak terangkut. Di antaranya, Nadan Bin Muhammad, 46, warga Desa Telukjati, Khoiri, 31, Husien, 53, keduanya dari Sangkapura, dan H Rahmah, 40, warga Desa Perlindungan.
Puluhan penumpang yang tidak mendapat tiket bergerombol di ruang tunggu pelabuhan. Mereka tidak dapat berbuat banyak dan hanya bisa menggerutu.Berbeda dengan empat penumpang yang merupakan TKI di Malaysia. Mereka sempat berkali-kali berteriak kepada petugas, namun tidak dihiraukan dan kapal tetap berangkat.” Kami kecewa. Kami sudah pegang tiket tapi tidak bisa terangkut.Padahal,kami sudah pesan tiket sejak sepekan lalu dan membeli dengan harga Rp130 ribu,”aku Husien dengan nada jengkel.
Ironisnya, di antara penumpang yang tidak terangkut itu, barang-barang bawaannya sudah berada di dalam kapal. Bahkan, Nadan Bin Muhammad sempat menitikkan air mata, dia sengaja mengambil cuti dari kerjanya di Malaysia karena orang tuanya sakit. Padahal cutinya terbatas.” Kok bisa. Padahal saya sengaja pesan tiket sejak pekan lalu. Terus kalau begini saya harus menunggu beberapa hari lagi. Padahal, cuti saya terbatas. Sisi lain orang tua saya sakit,” katanya pelan.
Kepala Seksi Lalu Lintas Adpel Gresik, Pudiasto Nugroho yang berada di lapangan tidak dapat berbuat banyak. Dia beralasan tidak mengurusi penumpang yang mendapat tiket atau tidak, namun pemeriksaan yang dilakukan hanya sebatas pemenuhan aturan. ”Kalau pegang tiket, ya boleh masuk. Itupun bila kursi sudah terpenuhi, otomatis kami stop. Karena kami tidak mengenal toleransi penambahan penumpang.
Itu bukan urusan kami, tapi kami akan panggil manajemen kapal, kok bisa berlebih.Bisa jadi ada tiket aspal,” tegas pejabat Adpel yang kerap dipanggil Teddy itu. Kapasitas KM EB 8-B itu sebanyak 303 kursi. Sementara jumlah warga Bawean yang hendak kembali diperkirakan mencapai 390 orang lebih.Apalagi musim liburan, diperkirakan terjadi lonjakan. Sebab,warga Bawean yang menjadi TKI kerap pulang.
Diperkirakan, setiap keberangkatan kapal penyeberangan terjadi lonjakan. Seperti kemarin, rombongan H Mansyur, mantan wakil ketua Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) Jawa Timur membawa 58 warga Bawean yang menjadi TKI di Malaysia, namun KM EB 8-B hanya melayani penyeberangan dua kali dalam sepekan. Hal itu berpotensi dijadikan para calo untuk berspekulasi menggandakan tiket.
H Subki, pimpinan PT Duta Wisata yang menjadi agen resmi KM EB 8-B mengakuinya. Tidak mungkin tiket yang dijual pada setiap keberangkatan berlebih karena sudah dijatah sebanyak 303 tiket. Dia menduga kemungkinan ada tiket asli tapi palsu (aspal) beredar. ”Tidak berani kami menjual tiket melebihi jumlah kursi ,”tukasnya. (ashadi ik)
No comments:
Post a Comment