Thursday, 29 May 2008

PESONA PULAU BAWEAN

Media Bawean, 30 Mei 2008
Oleh : Okilukito
Sumber : http://okilukito.wordpress.com/
Alternatif berwisata perlu digali dan dipersiapkan lebih seksama sehingga memungkinkan para wisatawan memilih tujuan wisata di Jawa Timur tidak sebagai tempat singgah, namun juga berwisata di wilayah tersebut. Salah satu potensi wisata yang belum dikembangkan secara optimal adalah wisata bahari di Pulau Bawean.

Lokasinya diantara P. Jawa dan P. Kalimantan mempunyai topografi berbukit dengan tanah subur serta memiliki pantai yang jernih dan indah. Modal ini memungkinkan untuk mengembangkan keindahan pantai dan laut yang dimiliki menjadi suatu kawasan wisata bahari dengan nilai jual yang tinggi. Pantainya layak dikemas untuk sunbathing, surviying, diving, snorkling, fishing atau fin swimming.

Rencana Pemprov Jawa Timur menjadikan Pulau Bawean sebagai daerah tujuan wisata memang tidak berlebihan. Berbagai obyek wisata di darat maupun di laut layak ditawarkan kepada wisatawan asing maupun local. Fasilitas hotel pun sudah tersedia, sedikitnya ada 4 hotel kelas melati yang lokasinya tidak jauh dari pelabuhan Sangkapura. Demikian pula Bank Jatim sudah membuka cabangnya di Kecamatan Sangkapura dan Tambak sejak tahun 2001 dengan fasilitas online, sehingga memudahkan wisatawan yang berkunjung.
Salah satu kendalanya adalah transportasi. Dari Pelabuhan Umum Gresik saat ini hanya dilayani satu kapal cepat, Bahari Ekspress yang melayani trip ini seminggu dua kali. Kapal cepat itu cukup representative walaupun kurang nyaman karena juga mengangkut barang berjejal di dalam kabin. Jarak tempuh Gresik – Bawean yang berjarak kurang lebih 90 mil laut itu hanya dalam waktu 3, 5 jam.
Untuk memudahkan pengunjung yang akan ke Bawean, saat ini tengah dibangun Lapangan Terbang perintis di Kecamatan Tambak. Tepatnya di desa Tanjung Ori yang masih pada tahap pengerasan landasan. Lokasi Lapter cukup strategis, diatas ketinggian bukit menjorok diatas Pantai Wisata Labuhan. Di Kecamatan Sangkapura juga sudah dibangun satu pelabuhan laut baru oleh Dinas Perhubungan Jatim untuk memudahkan akses dari laut. Sedikitnya terdapat 13 obyek wisata bahari yang mengeliingi pulau Bawean.
Mayoritas kondisi alamnya masih belum tersentuh pembangunan alias perawan. Sebagian pantainya berpasir putih, gelombang Laut Jawa yang tidak terlalu besar dapat dimanfaatkan bagi mereka yang senang menyelam (snorkling) bisa menikmati keindahan terumbu karang di pantai sebelah timur seperti perairan di Pulau Cina dan sekitar Pantai Ria. Pemandangan bawah laut di sebelah Barat juga dapat ditemui di perairan Taman Laut Noko .
Luas wilayah pulau Bawean 197,62 km2, terdiri dari Kecamatan Sangkapura meliputi 17 desa dan kecamatan Tambak 13 desa. Potensi lokasi yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk wisata berjumlah 22 lokasi, 21 wisata alam dan 1 wisata budaya/ziarah.
Adapun obyek wisata tersebut antara lain, Air Panas Kebun Daya, Air panas Taubat, pantai Terosan, Pulau Selayar, Pulau Noko, Pulau Gili, Pulau Noko Gili, Air Terjun Laccar, Air Terjun Patar Selamat, Kuburan Panjang, Air Terjun Pudakit Barat, Tanjung Goang, Pantai Ria Gili Barat, Pantai Pulau Cina, Pantai Pasir Putih dan Hutan lindung, Air “Terjun Padang Jambu, Pantai Labuhan, Pantai Mayangkara, Air Panas Kepuh Teluk, Danau Kastoba dan Makam Waliyah Siti Zaenab.
Menurut hasil kajian yang pernah dilakukan, peringkat potensi obyek wisata bahari di Pulau Bawean adalah sebagai berikut : Peringkat I : Pantai Tinggen, Pantai Pasir Putih , Peringkat II : Pantai Tanjung Geen, Pantai Gili Barat, Pantai Terosan, Taman Laut Noko, Pantai Labuhan, Pantai Mayangkara. Peringkat III : Pantai Ria Pantai Pulau Cina, Taman Laut Noko Gili.

Infrastruktur Perlu dibenahi

Selama empat hari tim Bawean Dive Expedition 2008 pada akhir bulan Mei lalu melakukan monitoring terumbu karang, mangrove dan inventarisasi obyek wisata bahari di Bawean. Ekspedisi kecil ini melakukan diving di tiga lokasi yaitu di perairang Pulau Cina, perairang pasir putih dan Pantai Ria. Penyelaman dilakukan Adi Pasaribu (PSDK), Tohir (Primus) dan Priyono (peneliti terumbu karang Unhas).
Di lokasi tersebut tutupan terumbu karang masih baik, rata-rata 70 persen. Ada beberapa titik yang rusak akibat racun sianida yang biasanya dilakukan oleh pencari udang lobster mutiara. Di sekitar Pulau Cina, Tohir berhasil mengabadikan ikan Napoleoan, salah satu spesies yang dilindungi. Tim menyewa perahu nelayan setempat dan dipandegani oleh rekan-rekan dari PPI Bawean, Hadi Suryanto, Prapto dan Idham. Tim sempat singgah di salah satu desa pantai untuk istirahat dan santap siang bersama.
Di hari kedua, tim melakukan monitoring rehabilitasi mangrove di desa Tanjung Ori dan desa Soko Oneng di Kematan Tambak serta di desa Lebak, Kecamatan Sangkapura. Dari hasil pantauan, mayoritas mangrove yang ditanam tahun 2007 lalu dan didanai APBN, tumbuh dengan baik dan mencapai ketinggian lebih dari 50 sentimeter. Hanya saja tim tidak dapat mengamati tanaman yang berada di lokasi hutan bakau milik H. Arfai di desa Soko Oneng karena jalan setapak ke lokasi tersebut digenangi air laut pasang.
Keesokan harinya menjelang matahari terbit, tim dengan mengendarai sepeda motor inventaris milik DPK menyusuri pantai barat dan timur Bawean. Sayangnya keindahan fenomena alam berpantai di 13 lokasi yang dikunjungi, terganggu dengan infrastruktur yang buruk, Adi Pasaribu yang dibonceng Tohir sempat terjatuh di jalan desa. Hampir 80 akses jalan lingkar Barat-Timur rusak dan akses ke obyek wisata tidak terawat. Waktu yang ditempuh sekitar 12 jam mengelilingi pulau penghasil kerajinan tikar itu.
Tim menyempatkan diri melihat dari dekat lokasi Lapter di Desa Tanjung Ori yang sedang dibangun. Lokasi Makam Panjang dan Danau Kastoba juga sempat dikunjungi. Untuk dapat mencapai Kastoba, tim harus berjalan kaki selama 2 jam menembus dataran rendah dan tinggi berhutan. Danau Kastoba dikelilingi hutan cagar alam, keindahannya layak menjadi icon wisata Pulau Bawean, the most exciting lake I have ever seen.

No comments:

Post a Comment