Media Bawean, 14 Mei 2008
Banyaknya pasien kandungan dari Bawean yang dirujuk ke Gresik, merupakan hal mendesak untuk pemerintah segera membangun rumah sakit bersalin yang lengkap dan memadai.
Kemarin malam (13/5) ada sekitar 5 orang hamil yang periksa di rumah sakit bersalin di GKB Gresik. Termasuk istri Syakir, SH. anggota DPRD Gresik asal Bawean sedang menjalani proses melahirkan.
Beberapa minggu yang lalu media bawean menulis, ibu hamil dengan anaknya yang meninggal dunia di Gresik dalam proses melahirkan. Peristiwa ini seharusnya dijadikan program utama oleh pemerintah untuk segera melengkapi rumah sakit bersalin di Bawean.
Selama ini kelengkapan untuk ibu hamil dan melahirkan di Bawean sangat terbatas, bahkan untuk alat USG 2D tidak ada. Semua proses pemeriksaan hanya melalui prakiraan atau kira-kira, disebabkan tidak adanya dokter spesialis kandungan. Sehingga orang hamil dan melahirkan lebih banyak menggunakan tenaga tukang pijat di tiap-tiap kampung.
Tingkat resiko sangat besar untuk keselamatan ibu dan anak yang dikandungnya. Bila pelayanan yang diberikan sudah tidak mampu lagi menanganinya, baru dirujuk ke Gresik atau Surabaya. Dan rujukan itupun masih harus menunggu kesiapan kapal untuk transportasi dari Bawean - Gresik.
Sedangkan Munawan, Kepala Dinkes Gresik dihubungi media bawean melalui ponselnya menjawab sibuk sedang rapat untuk perlengkapan data. (bst)
Banyaknya pasien kandungan dari Bawean yang dirujuk ke Gresik, merupakan hal mendesak untuk pemerintah segera membangun rumah sakit bersalin yang lengkap dan memadai.
Kemarin malam (13/5) ada sekitar 5 orang hamil yang periksa di rumah sakit bersalin di GKB Gresik. Termasuk istri Syakir, SH. anggota DPRD Gresik asal Bawean sedang menjalani proses melahirkan.
Beberapa minggu yang lalu media bawean menulis, ibu hamil dengan anaknya yang meninggal dunia di Gresik dalam proses melahirkan. Peristiwa ini seharusnya dijadikan program utama oleh pemerintah untuk segera melengkapi rumah sakit bersalin di Bawean.
Selama ini kelengkapan untuk ibu hamil dan melahirkan di Bawean sangat terbatas, bahkan untuk alat USG 2D tidak ada. Semua proses pemeriksaan hanya melalui prakiraan atau kira-kira, disebabkan tidak adanya dokter spesialis kandungan. Sehingga orang hamil dan melahirkan lebih banyak menggunakan tenaga tukang pijat di tiap-tiap kampung.
Tingkat resiko sangat besar untuk keselamatan ibu dan anak yang dikandungnya. Bila pelayanan yang diberikan sudah tidak mampu lagi menanganinya, baru dirujuk ke Gresik atau Surabaya. Dan rujukan itupun masih harus menunggu kesiapan kapal untuk transportasi dari Bawean - Gresik.
Sedangkan Munawan, Kepala Dinkes Gresik dihubungi media bawean melalui ponselnya menjawab sibuk sedang rapat untuk perlengkapan data. (bst)
No comments:
Post a Comment