Media Bawean, 7 Mei 2008
Oleh Mr. Gerbang Bawean
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai yang didalamnya dominasi para Kiai dan Ulama, umumnya warga nahdliyin. Tapi mengapa Partai PKB selalu ribut dan selalu jadi berita hangat media sebagai partai bernuansa konflik.
Sebenarnya kami sangat tertarik dengan didirikannya PKB, dengan harapan menjadi penyejuk ummat dalam kerangka payung para politisi yang bernuansa nahdliyin. Tapi melihat situasi dan kondisi carut marut yang tak pernah kunjung usai, kami merasa banyak tanya. Kenapa dan mengapa selalu konflik dan masalah.
Seharusnya sebagai partai yang bernuansa dan latar belakang kaum santri, tentunya dalam berpolitik santun dan berakhlaqul karimah harus ditonjolkan. Bukan membuat pusing dan ketakutan para anggotanya. Bila kondisi konflik selalu jadi tolak ukur kesuksesan politik, maka nasib politisi didalamnya merasa ketakutan dan bingung kepada siapa kami akan ikut. Muhaimin apa Gusdur?.
Pilihan terbaik para politisi PKB sekarang berdiri dengan 2 pasang kaki. Bila satu pasang kaki patah, maka satu pasang kaki lainnya bisa dijadikan alat untuk melangkah selanjutnya. Bila kedua pasang kaki tersebut patah semua, maka lumpuh selamanya.
Seandainya PKB tenang, rukun, dan bersaudarah, alangkah indahnya nuansa perpolitikan didalamnya. Termasuk semua pendukungnya akan merasa tenang dan nyaman di rumah yang sudah dibangun para politisinya. Sebaliknya nuansa seperti sekarang, semua pendukungnya penuh gelisah dan pusing melihat para politisinya konflik didalam rumah.
Ibarat broken home, selalu terjadi pertengkaran didalam rumah. Sehingga tidak kerasan dan merasa kurang tenang di rumahnya sendiri. Maka secara otomatis, penghuni rumah akan tidak kerasan bila permasalahan tetap berkepanjangan.
Bila kita lihat tetangga disebelah rumah, ternyata hidupnya rukun dan tenang. Penghuninya merasa betah di rumahnya. Tidak malukah bila kita selalu bertengkar dan berkonflik?
Oleh Mr. Gerbang Bawean
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah partai yang didalamnya dominasi para Kiai dan Ulama, umumnya warga nahdliyin. Tapi mengapa Partai PKB selalu ribut dan selalu jadi berita hangat media sebagai partai bernuansa konflik.
Sebenarnya kami sangat tertarik dengan didirikannya PKB, dengan harapan menjadi penyejuk ummat dalam kerangka payung para politisi yang bernuansa nahdliyin. Tapi melihat situasi dan kondisi carut marut yang tak pernah kunjung usai, kami merasa banyak tanya. Kenapa dan mengapa selalu konflik dan masalah.
Seharusnya sebagai partai yang bernuansa dan latar belakang kaum santri, tentunya dalam berpolitik santun dan berakhlaqul karimah harus ditonjolkan. Bukan membuat pusing dan ketakutan para anggotanya. Bila kondisi konflik selalu jadi tolak ukur kesuksesan politik, maka nasib politisi didalamnya merasa ketakutan dan bingung kepada siapa kami akan ikut. Muhaimin apa Gusdur?.
Pilihan terbaik para politisi PKB sekarang berdiri dengan 2 pasang kaki. Bila satu pasang kaki patah, maka satu pasang kaki lainnya bisa dijadikan alat untuk melangkah selanjutnya. Bila kedua pasang kaki tersebut patah semua, maka lumpuh selamanya.
Seandainya PKB tenang, rukun, dan bersaudarah, alangkah indahnya nuansa perpolitikan didalamnya. Termasuk semua pendukungnya akan merasa tenang dan nyaman di rumah yang sudah dibangun para politisinya. Sebaliknya nuansa seperti sekarang, semua pendukungnya penuh gelisah dan pusing melihat para politisinya konflik didalam rumah.
Ibarat broken home, selalu terjadi pertengkaran didalam rumah. Sehingga tidak kerasan dan merasa kurang tenang di rumahnya sendiri. Maka secara otomatis, penghuni rumah akan tidak kerasan bila permasalahan tetap berkepanjangan.
Bila kita lihat tetangga disebelah rumah, ternyata hidupnya rukun dan tenang. Penghuninya merasa betah di rumahnya. Tidak malukah bila kita selalu bertengkar dan berkonflik?
No comments:
Post a Comment