Suhaeila (Kontributor Media Bawean di Kuala Lumpur Malaysia) tinggal di Ampang Kuala Lumpur, dan bekerja di bidang periklanan. Panggilannya Sue, orangnya gaul dan komunikatif.
Termasuk keturunan Bawean Gelam, tapi sampai hari ini belum sampai ke Bawean. Bicara Bawean jangan diragukan, pasti telpas telpos, mulai dari A sampai Z.
Suhaeila menulis lengkap kehidupan warga Bawean di Malaysia, dengan membandingkan kehidupan dulu dan sekarang. Berikut tulisannya :
Suhaeila menulis lengkap kehidupan warga Bawean di Malaysia, dengan membandingkan kehidupan dulu dan sekarang. Berikut tulisannya :
Tempat Tinggal
Orang Bawean di Malaysia jumlahnya sangat banyak, secara detail kami kurang tahu. Baik pendatang baru ataupun yang menetap tinggal di Malaysia. Umumnya orang Bawean banyak tinggal di sekitar Kuala Lumpur. Mereka sudah mempunyai kad pengenalan (Kartu Penduduk).
Dulu orang Bawean kebanyakannya tinggal di penempatan setinggan (penempatan sementara), seperti Ampang, Gombak, Selayang, Segambut, Balakong, Sungai Buloh, Keramat dan lainnya. Penempatan ini disebut penempatan haram, karena tanah yang diduduki (ditempati : Red.) bukan hak milik orang yang menempati, tetapi milik kerajaan atau individu tertentu. Mereka tidak perlu membayar tanah, selama ada tempat untuk mendirikan rumah, pasti ada orang yang segera menempati.
Kini rumah setinggan sudah tidak ada lagi, semuanya sudah dirobohkan oleh pihak kerajaan Malaysia. Walaupun begitu, masyarakat Bawean masih hidup berkelompok di satu kawasan. Kalau dulu tinggal di rumah setinggan, mereka tidak perlu membayar tanah untuk mendirikan rumah. Namun kini bagi mereka yang agak mampu, mereka membeli tanah dan mendirikan rumah yang besar.
Tapi bagi yang tidak mampu membeli tanah dan bikin rumah, mereka terpaksa menyewa rumah (rumah kontrakan) anggaran RM400 sebulan. Selain itu mereka perlu membayar rekening air & listrik. Kehidupan sekarang lebih susah dibanding dulu.
Pekerjaan
Rata-rata masyarakat Bawean di Negara Malaysia bekerja sebagai buruh binaan (kontrak). Ada yang kerja membangun rumah, kerja di bangunan, bekerja sebagai driver (sopir :Red.) lori, dll. Sedangkan wanita Bawean kebanyakan bekerja di restoran sebagai tukang masak atau cuci piring. Ada juga orang Bawean di Malaysia yang berniaga seperti buka kedai runcit (toko) menjual barangan harian, menjual ikan, menjual makanan, buka gerai makanan dll.
Pendidikan & Anak-Anak
Seperti yang kita tahu, soal pendidikan orang Bawean waktu dulu kurang berkembang. Kebanyakan orang tua kita tidak bersekolah atau tidak tamat bersekolah, karena kurang mampu. Namun, pendidikan agama di Bawean sangat bagus dan kuat. Oleh kerana itu, orang Bawean yang tinggal di Malaysia dan punya anak di Malaysia memberikan pendidikan yang cukup untuk anak-anak mereka, karena tidak mau nasib anak-anak mengikut nasib mereka. Anak –anak Bawean diberi pendidikan (di sekolahkan) dan di didik ilmu agama.
Tetapi apa yang mengecewakan sekarang, banyak anak-anak Bawean kini yang tidak mau bersekolah dan tidak menghabiskan pelajaran karena MALAS. Jadi waktu muda yang seharusnya diisi dengan pendidikan, jadi sia-sia begitu saja. Ada yang sudah bekerja di masa muda dan juga nikah.
Dan satu kata-kata yang selalu di katakan oleh orang Bawean “kalau perempuan, tak usah belajar tinggi, karena setinggi apapun mereka belajar akhirnya akan masuk ke dapur juga”. Kami tidak setuju, karena di zaman moden sekarang lelaki ataupun perempuan butuh pendidikan ilmu dunia dan akhirat. Di zaman sekarang ini, pandangan seperti itu harus di buang. Kita perlu pandang ke depan bukan kebelakang.
Namun begitu ada juga anak-anak Bawean yang berjaya baik dari pelajaran & kehidupan. Mereka inilah yang membanggakan orang tua dan orang Bawean.
Kompak
KOMPAK? Dengan kata lain BERSATU. Memang masyarakat Bawean di Malaysia sangat kompak. Terutama ketika majlis atau keramaian (kenduri). Mereka biasanya akan bersama-sama bergotong royong membantu di majlis, seperti memasak, melayani tamu, mencuci piring, mengemas dll.
Kami sangat kagum (salute) dengan masyarakat Bawean, ketika ada kematian. Bila mendengar berita kematian, semua akan datang berkumpul membantu keluarga si mati sehingga selesai. Mereka akan sama-sama dan bergiliran membaca YASIN untuk si mati. Dan sepanjang kenduri yang diadakan untuk si mati, mereka sentiasa akan datang membantu dan datang kenduri “maor”. Dan apa yang diharapkan tradisi ini akan tetap dipertahankan oleh generasi akan datang.
Kejutan Budaya
Di zaman serba modern ini, banyak perubahan yang berlaku. Dan orang Bawean juga termasuk dalam golongan ini. Contohnya, Handphone (HP). Kalau di zaman orang tua kita dulu, jarang melihat orang memakai HP kerana tidak mampu. Orang dulu mempunyai HP diberi gelar “OKB” (orang kaya baru).
Tetapi sekarang HP digunakan oleh semua orang, termasuk anak-anak muda. Masih sekolah rendah (SD & SMP) sudah pakai HP. Di Bawean sekarang pasti sama. Banyak kebaikan & keburukan kepada mereka. Namun itu yach, terpulang orang tua kita masing-masing.
Selain itu, pengaruh rakan-rakan (anak Melayu) juga menjadi penyebab anak-anak Bawean rusak. Contohnya sekarang di Malaysia, anak-anak Bawean ada yang jadi mat rempit (lomba motor), bohsia (anak-anak perempuan mengikut laki” mungkin kalau yang anak Malaysia faham maksud bohsia), dan kini ada yang telibat dengan ganja. Anak-anak Bawean kini sudah melebihi anak melayu. Bagi yang perempuan, sudah jarang melihat anak Bawean memakai tudung (jilbab). Rata-rata sudah tidak memakai jilbab dan kebanyakannya mewarnakan rambut (kayak artis gitu) hehe….dan kening (alis) dicukur, pakaian semuanya serba moden.
Kalau dulu orang Bawean sering mengatakan anak “tak terro manto Malaju” tapi sekarang, ramai anak Bawean nikah dengan orang Melayu. Dan kalau dulu orang Bawean sering merasani (ngoceng) orang Melayu, sekarang anak –anak Bawean juga banyak yang seperti anak-anak Melayu. Malah lebih lebih parah anak Bawean, bisa dikatakan sudah over keadaanya.
Harta
Orang Bawean yang berhijrah bertujuan mencari rezeki disamping mengumpul harta. Kalau dulu orang Bawean rumahnya beratap nipah, berdindingkan kayu, kini semuanya berubah. Kalau yang nipah ditukar atap (ghenteng) dan dinding batu. Kalau dulu berlantaikan tanah, sekarang berlantaikan semen dan keramik. Serba mewah, baik rumah di Bawean ataupun di Malaysia. Kalau dulu hanya berjalan kaki dan naik bas, kini hampir 90% orang Bawean mempunyai kendaraan sendiri. Seperti kereta (mobil), motor (Honda). Malahan kalau di Malaysia kini apabila kenduri, susah banget parkir karena rata-rata semuanya pakai kereta (mobil).
Kami sangat bangga dengan orang Bawean, karena mereka sungguh giat bekerja untuk mengubah kehidupan.
Dan apa yang kami harapkan kepada orang kita (Bawean) agar tidak lupa dengan harta dunia yang beri Allah SWT. Supaya sentiasa mengingat serta mengamalkan amal ibadat untuk bekalan di akhirat nanti. Diharapkan semua orang Bawean sukses. Dan kepada anak-anak Bawean, hargailah apa sudah kita miliki, jangan lupakan adat & budaya Bawean.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, kami memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan. Dan apapun teguran akan kami terima dengan hati terbuka.
Wassalam…..
Anak Bawean di Malaysia,
_sUehA!La_
Wassalam…..
Anak Bawean di Malaysia,
_sUehA!La_
No comments:
Post a Comment