Media Bawean, 16 Mei 2008
Musa adalah salah satu pemuda Bawean yang sukses sebagai aktivis di Gresik. Musa dilahirkan di Bululanjang Sangkapura Bawean, sekarang aktif sebagai Ketua Umum LSM Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak) di Gresik. Sebelumnya Musa pernah menjadi Ketua PMII Gresik tahun 20002-2003.
Musa mengatakan, "Capek berjuang didunia aktivis selama 7 tahun, sejak tahun 2000. Sekarang kami ingin jadi orang biasa saja, artinya akan aktif di organisasi tapi sebagai bawahan saja," katanya.
"Selama ini kami selalu dijadikan terdepan, terus terang ini beban berat. Karena segala tumpuan ada di Ketua, soal keuangan, fasilitas dan tanggungjawab. Kita selalu disalahkan oleh orang lain dan dinilai lemah dalam menghadapi segala persoalan," ujarnya.
"Bagaimana kita mau memberikan yang terbaik, padahal kita hanya sebagai pengontrol atau pelapor saja. Sedangkan penentu kebijakan bukan bagian dari kita, ada polisi, jaksa dan hakim. Jika hasilnya tidak sesuai kita yang disalahkan, disangka mandul, diam dll." kata Musa.
Musa mengatakan, "Sebenarnya LSM dibentuk sebagai partner pemerintah, bukan justru memusuhi pemerintah. Kita mengontrol kinerja pemerintah itu boleh saja, tapi harus siap dengan solusinya. Bukan sekedar menyalahkan atau mengkritik, setelah ramai kok lari tanpa solusi" katanya.
"LSM (NGO) yang fundingnya luar negeri, semuanya berparther dengan pemerintah, itu mutlak sangat diperlukan. Tapi kita harus tegas dalam segala hal, termasuk urusan pemerintah yang tidak benar, kita harus angkat bicara, jangan hanya diam saja," kata Musa.
Saat Musa ditanyakan apa punya keinginan untuk menetap di Bawean, Musa menjawab, "Cita-cita kami bila pulang ke Bawean, hanya ingin jadi guru di sekolah swasta," katanya.(bst)
Musa mengatakan, "Capek berjuang didunia aktivis selama 7 tahun, sejak tahun 2000. Sekarang kami ingin jadi orang biasa saja, artinya akan aktif di organisasi tapi sebagai bawahan saja," katanya.
"Selama ini kami selalu dijadikan terdepan, terus terang ini beban berat. Karena segala tumpuan ada di Ketua, soal keuangan, fasilitas dan tanggungjawab. Kita selalu disalahkan oleh orang lain dan dinilai lemah dalam menghadapi segala persoalan," ujarnya.
"Bagaimana kita mau memberikan yang terbaik, padahal kita hanya sebagai pengontrol atau pelapor saja. Sedangkan penentu kebijakan bukan bagian dari kita, ada polisi, jaksa dan hakim. Jika hasilnya tidak sesuai kita yang disalahkan, disangka mandul, diam dll." kata Musa.
Musa mengatakan, "Sebenarnya LSM dibentuk sebagai partner pemerintah, bukan justru memusuhi pemerintah. Kita mengontrol kinerja pemerintah itu boleh saja, tapi harus siap dengan solusinya. Bukan sekedar menyalahkan atau mengkritik, setelah ramai kok lari tanpa solusi" katanya.
"LSM (NGO) yang fundingnya luar negeri, semuanya berparther dengan pemerintah, itu mutlak sangat diperlukan. Tapi kita harus tegas dalam segala hal, termasuk urusan pemerintah yang tidak benar, kita harus angkat bicara, jangan hanya diam saja," kata Musa.
Saat Musa ditanyakan apa punya keinginan untuk menetap di Bawean, Musa menjawab, "Cita-cita kami bila pulang ke Bawean, hanya ingin jadi guru di sekolah swasta," katanya.(bst)
No comments:
Post a Comment