Media Bawean, 22 Februari 2008
Rencana KM Harapan Mekar (22/2) berangkat ke Pulau Bawean, gagal kembali setelah pihak Adpel dan Dishub melarang untuk berlayar. Penumpang sudah menunggu sejak jam 07.30 WIB di Terminal pemberangkatan kapal di pelabuhan Gresik. Penumpang dengan wajah lesu dan stress dengan kondisi terlantar berhari-hari, membuat suasana terminal agak tegang.
Jam 09.30 pihak Adpel Gresik mengadakan pertemuan dengan dihadiri Dishub, Kesbanglinmas, Tokoh Bawean, PBG dan LSM Gerbang Bawean. Rapat dilaksanakan membahas persoalan selanjutnya dengan tidak diberangkatkanya KM. Harapanku Mekar.
Pihak Adpel memperkirakan bahwa kondisi cuaca yang diperkirakan sebelumnya ada penurunan, ternyata naik seketika. Menurut Kepala Seksi Penjagaan dan Penyelamatan Adpel Gresik, Suratno mengatakan "Kami tidak mau mengabil resiko dengan hasil prakiraan BMG yang ada, untuk sementara waktu Kapal Gresik - Bawean kami larang untuk berlayar", katanya.
"Persoalan warga Bawean di Gresik sudah beberapa hari, untuk persoalan makan dan tempat sementara apa katanya Kesbanglinmas dan soal kapal bantuan diserahkan ke Dinas Perhubungan" ujarnya.
Supi'i, Kesbanglinmas Gresik mengatakan, "Kami sudah menyiapkan tempat khusus bagi penginapan warga Bawean di BLK dan makan 3 hari dijamin Pemkab", ujarnya.
Sedangkan Santioso, Dishub Gresik menyatakan "Kami sudah melakukan lobi dengan pihak Pangarmatim di Surabaya dan hari ini surat permohonan akan kami sampaikan",katanya.
Perwakilan tokoh masyarakat, KH. Aziz Ismail (Ketua Syuriah PCNU Bawean) mengatakan, Bahwa kondisi warga Bawean sekarang dalam terlantar, dan kami mohon Pemkab Gresik memberikan perhatian khusus. Terutama soal kapal yang sudah 14 hari sudah terlantarkan", katanya.
LSM Gerbang Bawean, mengusulkan agar Pemkab Gresik secepatnya mengajukan permohonan kapal ke Koarmatim di Surabaya. Jangan hanya menunggu prakiraan cuaca, sampai kapan warga Bawean akan ditelantarkan di Gresik. Kami hanya butuh Kapal.
WARGA BAWEAN DEMO
Setelah warga Bawean mendengar Kapal Harapanku Mekar batal diberangkatkan. Situasi dan kondisi penumpang panik dan hesteris. Petugas yang memberikan penjelasan, dicaci maki sama penumpang yang akan pulang ke Bawean.
Setelah itu warga melanjutkan demo ke kantor Bupati Gresik, sampai di kantor Pemkab ternyata Bupati, Wabup, Sekda dan penjaga tidak ada. Secara langsung warga Bawean berjumlah 100 orang meluruk masuk ke ruangan Bupati. Setelah kami masuk ternyata menurut Sekprinya Bupati tidak ditempat, sedang ada acara jum'at bersih.
Akhirnya warga Bawean sepakat tidak akan keluar dari Pemkab sebelum ada kepastian kapal. Selang beberapa menit kemudian, datang petugas satpol PP melarang demo di ruangan Bupati. Akhir warga turun ke lantai dasar dan perwakilan sebanyak 10 orang dipersilahkan masuk ke ruang Kesbanglinmas.
Dalam rapat tertutup, hadir Sekda Gresik Drs. Husnul Khuluq, MM, Kesbanglinmas Supi'i, Kabag Humas dengan 10 perwakilan warga Bawean.
Menurut Sekda mengatakan, "Salah besar jika Pemkab Gresik dianggap tidak perhatian dengan warga Bawean. Kapan Pemkab tidak memperhatikan nasib warga Bawean", katanya Sekda.
Huluk menambahkan, "kemarin Pemkab sudah membantu korban banjir dan masih banyak yang lain bantuan Pemkab Gresik", katanya.
Perwakilan warga Bawean mengharap adanya kapal bantuan dari Koarmatim TNI AL, dan dibuktikan dengan surat tertulis untuk permohonannya. Karena warga Bawean sudah merasa jenuh terlantar di Gresik berhari-hari.
Akhirnya pihak Pemkab memberikan bukti surat yang akan dikirim ke Koarmatim di Surabaya. Sekda Gresik menjanjikan akan segera menyampaikan surat permohonan hari ini juga ke Koarmatim di Surabaya. (bst)
No comments:
Post a Comment