Kecelakaan Kapal
Penumpang Bawean Diangkut Kapal Perang
Liputan6.com, Gresik: Delapan ratus penumpang asal Pulau Bawean akhirnya diangkut kapal perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Teluk Sampit. Mereka yang sempat tertahan 20 hari akibat cuaca buruk akhirnya tiba di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Rabu (27/2). Namun, tiga di antara penumpang itu ternyata dalam kondisi sakit. Dua di antaranya dua ibu hamil.
KRI Teluk Sampit ini dikerahkan mengangkut penumpang karena cuaca di perairan Laut Jawa belum juga membaik. Kapal perang yang berangkat dari Pulau Bawean ini mengangkut delapan ratus penumpang. Bagi para penumpang, perjalanan menggunakan kapal perang merupakan pengalaman yang menarik. Sebelumnya, Sabtu silam, KRI Teluk Sampit juga digunakan untuk mengangkut penumpang yang tertahan 20 hari di Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
Liputan6.com, Gresik: Delapan ratus penumpang asal Pulau Bawean akhirnya diangkut kapal perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Teluk Sampit. Mereka yang sempat tertahan 20 hari akibat cuaca buruk akhirnya tiba di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Rabu (27/2). Namun, tiga di antara penumpang itu ternyata dalam kondisi sakit. Dua di antaranya dua ibu hamil.
KRI Teluk Sampit ini dikerahkan mengangkut penumpang karena cuaca di perairan Laut Jawa belum juga membaik. Kapal perang yang berangkat dari Pulau Bawean ini mengangkut delapan ratus penumpang. Bagi para penumpang, perjalanan menggunakan kapal perang merupakan pengalaman yang menarik. Sebelumnya, Sabtu silam, KRI Teluk Sampit juga digunakan untuk mengangkut penumpang yang tertahan 20 hari di Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
=========================================================================

Cuaca
Ratusan Penumpang Telantar Diangkut Kapal Perang
Liputan6.com, Gresik: Kegembiraan terlihat di wajah 600 penumpang di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur, Sabtu (23/2) siang. Ini setelah Kapal Perang Teluk Sampit milik TNI Angkatan Laut merapat di dermaga Pelabuhan Gresik guna memberangkatkan mereka.
Menurut penumpang, selama 18 hari terlantar akibat ganasnya ombak di Laut Jawa dengan tinggi mencapai empat meter, membuat perbekalan mereka habis. Bahkan mereka sempat protes ke Pemerintah Daerah Gresik karena banyak barang dagangan yang busuk.
Rencananya, Kapal Perang Teluk Sampit berlayar menuju Pulau Bawean pukul 18.00 WIB dan dijadwalkan tiba dini hari besok. Kapal Perang ini juga akan membawa warga Bawean ke Jawa.
Sementara itu, cuaca buruk juga menyebabkan kelangkaan solar dan premium di Sulawesi Selatan. Kelangkaan ini mengakibatkan sudah hampir sepekan ratusan kendaraan antre di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum di lima kabupaten. Yakni Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Palopo, dan Tana Toraja. Kelangkaan bahan bakar minyak ini dimanfaatkan oleh sebagian warga dengan menjual bensin eceran seharga Rp 5.000 per botol.
Menurut Pertamina, kelangkaan BBN terjadi akibat kapal pengangkut BBM tidak bisa merapat karena cuaca buruk. Namun selain itu, Pertamina juga mengurangi jatah BBM.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
=========================================================================
Feri Gresik-Pulau Bawean Berhenti Beroperasi
Liputan6.com, Gresik: Feri cepat yang melayani penyeberangan Gresik-Pulau Bawean, Jawa Timur, belum lama ini, terpaksa menghentikan operasi setelah harga bahan bakar minyak naik. Ada juga feri ekspres. Namun, yang disebut terakhir ini juga mengurangi frekuensi pelayarannya. Bahkan, feri ekspres hanya mau beroperasi jika tempat duduk terisi penuh. Tak jarang pihak pengelola feri ekspres membatalkan secara sepihak jadwal keberangkatan dengan alasan jumlah penumpang tak mampu mencukupi biaya operasional. Ketiadaan transportasi memaksa warga yang hendak ke Gresik maupun sebaliknya naik kapal barang.Para penumpang mengaku naik kapal barang dengan membayar tiket sebesar Rp 50 ribu per penumpang.
Para penumpang ditempatkan di dek kapal dengan risiko perjalanan bertambah lama, yakni 12 jam. Bila cuaca buruk, waktu tempuh bisa lebih lama. Padahal, biasanya dengan feri cepat waktu tempuh hanya dua jam saja. Sebagian penumpang berharap feri cepat bisa dioperasikan lagi, kendati harga tiket dinaikkan sesuai ketentuan pemerintah.
Sejauh ini, harga tiket kapal yang melayani penumpang Gresik-Bawean belum dinaikkan. Contohnya, tiket feri ekspres tetap dijual seharga Rp 85 ribu.
Banyak penduduk Pulau Bawean yang berdagang di Gresik maupun di beberapa daerah lainnya di Pulau Jawa. Mereka memerlukan ketetapan waktu seperti yang disediakan feri ekpres maupun feri cepat.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)
==========================================================================

Pemilu 2004
Lima Petugas PPS Menghilang
Bersama Rekapitulasi Suara
Liputan6.com, Gresik: Hasil final penghitungan suara pemilihan presiden di Kelurahan Suari, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kemungkinan besar molor. Pasalnya, sampai Rabu (7/7), lima petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) Pulau Bawean belum muncul setelah menghilang sejak kemarin. Gawatnya, kelima petugas PPS ini pergi membawa hasil rekapitulasi perolehan suara pemilihan presiden pada 5 Juli silam.
"Sampai pukul 07.00 WIB, kita belum mengakses informasi, sampai sekarang belum jelas apa yang terjadi di Bawean," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik Alimin kepada SCTV tadi pagi. Kelima anggota PPS itu menghilang sejak ada perintah KPU Gresik untuk menghitung ulang setelah KPU pusat memutuskan pencoblosan yang menembus sampul depan kertas suara sah;
Alimin menambahkan, Tim KPU Gresik sudah dikirimkan ke pulau yang terletak di sebelah utara Kabupaten Gresik dan berjarak sekitar 80 mil laut atau sekitar 156 kilometer. Dia berharap kelima petugas segera ditemukan dan hasil rekapitulasi perolehan suara di Kelurahan Suari tersebut sudah diperoleh sebelum 12 Juli mendatang.(TNA/Mohamad Khodim)
==========================================================================

Kasus Kriminalitas
Sebelas Perusak Kantor PPK di Bawean Ditangkap
Liputan6.com, Gresik: Sebanyak 11 orang penyerang Kantor Pemilihan Kecamatan (PPK) Tambak di Pulau Bawean, Jawa Timur, 9 April lalu, dibekuk polisi. Diduga, otak dari perusak tersebut adalah Achmad Ridlo, calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia. "Nama saya tidak tercantum dalam lembar suara saksi," kata dia, yang ikut digiring ke Markas Kepolisian Resor Gresik, baru-baru ini. Menurut Wakil Polres Gresik Komisaris Polisi Achmad Ansori, meski kasusnya menyangkut PPK, para tersangka akan diusut menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP) karena aksi perusakan.
Mereka tiba di Pelabuhan Gresik setelah menempuh perjalanan delapan jam. Sebelas tersangka turun dari kapal motor dengan pengawalan ketat anggota Polres Gresik. Kemudian semuanya dibawa menuju Mapolsek Gresik.
Sebanyak 10 tersangka lainnya yang juga ditangkap terdata dengan nama Mohamad Romli, Suhaimin, Samsul, Miming, Basri, Nur Said, Adil, Latief, Mohamad Haimin, dan Su`ud. Mereka mengaku menyerang kantor tersebut karena kecewa terhadap hasil penghitungan suara Pemilihan Umum 2004. Massa menduga PPK setempat curang dalam menghitung suara.(DNP/Mohammad Khodim)
==========================================================================
==========================================================================

Maulid Nabi dengan Membuat Parsel
Liputan6.com, Bawean: Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi ternyata mempunyai makna berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya. Baru-baru ini di Bawean, Gresik, Jawa Timur, peringatan tersebut diberi nama Molod yakni setiap warga bersaing membuat parsel yang disebut Angkatan. Nilai dari parsel ini cukup beragam dari Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta.
Menurut budayawan setempat Mohammad Daifi, inti acara ini adalah pembacaan berjanji atau kitab yang berisi pujian-pujian terhadap kebesaran Nabi Muhammad SAW. Saat mendengarkan pembacaan kitab ini, warga yang mempunyai rezeki lebih diwajibkan mendermakan hartanya dengan cara menaburkan uang receh untuk menjadi rebutan anak-anak kecil.
Sedangkan mengenai keberadaan parsel, Mohammad Daifi menjelaskan, bentuk dan nilai bingkisan tersebut melambangkan status sosial pemiliknya. Jika mereka mampu, nilai parselnya lebih mahal. Begitu juga sebaliknya. Dalam acara ini, seluruh parsel dikumpulkan dan diberi nomor yang selanjutnya diundi. Saat undian inlah, tingkat keikhlasan warga mulai diuji. Mereka harus menerima hasil undian jika nilai parsel yang diterima ternyata lebih murah ketimbang parsel yang disetorkan.
Mengenai isi parsel, Mohammad Daifi mengungkapkan, cukup beragam. Biasanya, berisi berupa aneka kue, makanan kering, minuman, buah-buahan, dan beragam kebutuhan sekunder lainnya. barang-barang tersebut dikemas dalam berbagai bentuk miniatur. Ada yang berbentuk perahu, pesawat terbang, rumah, dan singgasana. Namun, yang lebih dominan adalah berbentuk perahu sebagai lambang nenek moyang mereka adalah pelaut ulung.(ORS/Muhammad Khodim)
Kasus Curanmor
Puluhan Tersangka Penadah Mobil di Bawean Ditahan
Liputan6.com, Bawean: Seorang guru dan kepala desa ditangkap jajaran Reserse Kepolisian Resor Gresik, Jawa Timur, baru-baru ini, saat merazia barang-barang gelap di Pulau Bawean. Mereka termasuk dalam 20 tersangka penadah mobil dan sepeda motor curian dari Pulau Jawa. Kapolres Gresik Ajun Komisaris Besar Polisi Ronny F. Sompie mengatakan, kepolisian menyita 12 mobil dan 20 motor yang tidak dilengkapi surat-surat resmi.
Selama empat hari operasi, Polres Gresik juga menahan 135 keping video compact disc porno dan 19 kubik kayu jati hasil penebangan liar. Hasil operasi kali ini jauh dari yang diharapkan karena kabar keberangkatan anggota Reserse Polres Gresik tercium lebih awal.
Letak geografis Pulau Bawean yang terpencil digunakan sebagai tempat penjualan mobil dan motor curian. Selama bertahun-tahun, warga Bawean dengan mudah memiliki kendaraan bermotor tanpa dilengkapi surat tanda nomor kendaraan dan bukti pemilik kendaraan bermotor. Menurut pemantauan SCTV, barang-barang ilegal marak di Bawean karena kepolisian setempat jarang merazia. Dari Pelabuhan Gresik, hanya dibutuhkan waktu sembilan jam dengan menumpang kapal laut untuk mencapai Bawaen.
.(COK/Hasan Sentot dan Joko Sulistyobudi)
No comments:
Post a Comment