
26 Maret 2008
Tersangka Korupsi Bawean
Tersangka Korupsi Bawean
Dilepas Hakim Dikecam
GRESIK-Empat tersangka kasus korupsi reklamasi pantai Desa Sungai Teluk Kecamatan Sangkapura Bawean akhirnya benar-benar dilepas dari Rutan Banjarsari Cerme. Hal itu langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan.
Koordinator LSM Gresik Corruption Watch (GCW) Tatok Budi Harsono, mengatakan, langkah Pengadilan Negeri (PN) Gresik mengabulkan permohonan penangguhan penahanan mereka merupakan bukti tidak mendukung langkah Kejaksaan yang getol memberantas kasus-kasus korupsi sekaligus membuat efek jera terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
“Saya sangat menyayangkan keputusan PN Gresik. Betapa tidak, di saat kejaksaan negeri (Kejari) Gresik bersusah payah menjebloskan keempat tersangka kasus korupsi reklamasi Bawean senilai Rp 1,2 miliar ke tahanan, eh ternyata PN Gresik melepasnya begitu saja,” kata Tatok dengan ekspresi geram.
Kecaman serupa dilontarkan Direktur Eksekutif LSM Gerakan Masyarakat Membangun (Gerbang) Bawean Abdul Basit Karim. Pihaknya sama sekali tidak menyangka jika keempat tersangka akhirnya dialihkan statusnya dari tahanan negara (rutan) menjadi tahanan kota. “Kok bisa ya, di saat pemerintah pusat lagi serius memberantas korupsi, ternyata kasus korupsi di Gresik justru ditangguhkan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LKPM) Kab. Gresik M. Syifak Masjudi mengatakan, penangguhan penahanan oleh majelis hakim itu memang dibenarkan oleh undang-undang. Namun, diakui atau tidak, surat permohonan yang diajukan Bupati Gresik itu merupakan bagian dari intervensi.
Sekadar diketahui, pengalihan dua pejabat Pemkab Gresik dari tahanan rutan menjadi tahanan kota itu tidak lepas dari permintaan penangguhan penahanan dari Bupati Gresik KH Robbach Ma’sum. Alasannya, kedua pejabat masih terikat dalam kegiatan kedinasan. Sedang H Buang Idang Guntur dan Sihabuddin, karena permintaan keluarga.
Jaminan untuk Kadis LHPE Soemarsono dituangkan dalam surat Bupati Nomor 180/59/403.14/2008. Sedang jaminan Zainal Arifin didalam surat Nomor 180/60/403.14/2008. Kedua surat yang ditandatangani Bupati Robbach Ma’sum itu tertanggal 19 Maret 2008. Dalam surat itu, Bupati Robbach menjamin kedua pejabat Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi itu tidak akan melarikan diri dan tidak akan melakukan perbuatannya kembali sebagaimana disangkakan kepadanya. (dik)
=========================================================================
GRESIK-Empat tersangka kasus korupsi reklamasi pantai Desa Sungai Teluk Kecamatan Sangkapura Bawean akhirnya benar-benar dilepas dari Rutan Banjarsari Cerme. Hal itu langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan.
Koordinator LSM Gresik Corruption Watch (GCW) Tatok Budi Harsono, mengatakan, langkah Pengadilan Negeri (PN) Gresik mengabulkan permohonan penangguhan penahanan mereka merupakan bukti tidak mendukung langkah Kejaksaan yang getol memberantas kasus-kasus korupsi sekaligus membuat efek jera terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
“Saya sangat menyayangkan keputusan PN Gresik. Betapa tidak, di saat kejaksaan negeri (Kejari) Gresik bersusah payah menjebloskan keempat tersangka kasus korupsi reklamasi Bawean senilai Rp 1,2 miliar ke tahanan, eh ternyata PN Gresik melepasnya begitu saja,” kata Tatok dengan ekspresi geram.
Kecaman serupa dilontarkan Direktur Eksekutif LSM Gerakan Masyarakat Membangun (Gerbang) Bawean Abdul Basit Karim. Pihaknya sama sekali tidak menyangka jika keempat tersangka akhirnya dialihkan statusnya dari tahanan negara (rutan) menjadi tahanan kota. “Kok bisa ya, di saat pemerintah pusat lagi serius memberantas korupsi, ternyata kasus korupsi di Gresik justru ditangguhkan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LKPM) Kab. Gresik M. Syifak Masjudi mengatakan, penangguhan penahanan oleh majelis hakim itu memang dibenarkan oleh undang-undang. Namun, diakui atau tidak, surat permohonan yang diajukan Bupati Gresik itu merupakan bagian dari intervensi.
Sekadar diketahui, pengalihan dua pejabat Pemkab Gresik dari tahanan rutan menjadi tahanan kota itu tidak lepas dari permintaan penangguhan penahanan dari Bupati Gresik KH Robbach Ma’sum. Alasannya, kedua pejabat masih terikat dalam kegiatan kedinasan. Sedang H Buang Idang Guntur dan Sihabuddin, karena permintaan keluarga.
Jaminan untuk Kadis LHPE Soemarsono dituangkan dalam surat Bupati Nomor 180/59/403.14/2008. Sedang jaminan Zainal Arifin didalam surat Nomor 180/60/403.14/2008. Kedua surat yang ditandatangani Bupati Robbach Ma’sum itu tertanggal 19 Maret 2008. Dalam surat itu, Bupati Robbach menjamin kedua pejabat Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi itu tidak akan melarikan diri dan tidak akan melakukan perbuatannya kembali sebagaimana disangkakan kepadanya. (dik)
=========================================================================
25 Maret 2008
Kasus Korupsi Bawean
Kasus Korupsi Bawean
Empat Tersangka Jadi Tahanan Kota
GRESIK–Setelah sempat menjadi penghuni rumah tahanan (rutan) Banjarsari Cerme, empat tersangka kasus korupsi reklamasi Bawean senilai Rp 1,2 miliar dipastikan bakal menghirup udara segar. Pasalnya, Pengadilan Negeri (PN) Gresik telah menangguhkan keempat tersangka tersebut dari tahanan rutan menjadi tahan kota. Bahkan, informasi yang dihimpun di PN Gresik, penetapan keempat tersangka sudah dikirim ke Rutan Banjarsari dengan penetapan No : 165-168 /Pd/2008/PN.GS tertanggal 24 Maret 2008.
Dikirimnya surat penetapan penangguhan penahanan dari tahanan rutan menjadi tahanan kota ini dibenarkan oleh Kepala Rutan Destry Syam. “Benar surat penetapan penangguhan penahanan sudah dikirim PN Gresik ke rutan. Kendati begitu, kami belum bisa mengeluarkan tersangka, karena kami masih belum menerima surat eksekusi dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik,” ujar Destry kepada wartawan, kemarin.
Hal senada disampaikan Darmadi SH, pengacara Sumarsono, Kadis LHPE. “Saya memang telah mendapat kabar dari keluarganya bahwa penangguhan penahanan dikabulkan. Namun detailnya saya belum tahu secara jelas,” katanya singkat.
Keempat tersangka yang bakal merasakan udara bebas sambil menanti proses persidangan itu masing-masing Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi (LHPE) Soemarsono, mantan Kasubdin Kelistrikan LHPE, Zanel Arifin, Idang Buang Guntur (Kontraktor CV Kebangkitan Bangsa) dan Sihabuddin (Direktur CV Daun Jaya). (dik)
GRESIK–Setelah sempat menjadi penghuni rumah tahanan (rutan) Banjarsari Cerme, empat tersangka kasus korupsi reklamasi Bawean senilai Rp 1,2 miliar dipastikan bakal menghirup udara segar. Pasalnya, Pengadilan Negeri (PN) Gresik telah menangguhkan keempat tersangka tersebut dari tahanan rutan menjadi tahan kota. Bahkan, informasi yang dihimpun di PN Gresik, penetapan keempat tersangka sudah dikirim ke Rutan Banjarsari dengan penetapan No : 165-168 /Pd/2008/PN.GS tertanggal 24 Maret 2008.
Dikirimnya surat penetapan penangguhan penahanan dari tahanan rutan menjadi tahanan kota ini dibenarkan oleh Kepala Rutan Destry Syam. “Benar surat penetapan penangguhan penahanan sudah dikirim PN Gresik ke rutan. Kendati begitu, kami belum bisa mengeluarkan tersangka, karena kami masih belum menerima surat eksekusi dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik,” ujar Destry kepada wartawan, kemarin.
Hal senada disampaikan Darmadi SH, pengacara Sumarsono, Kadis LHPE. “Saya memang telah mendapat kabar dari keluarganya bahwa penangguhan penahanan dikabulkan. Namun detailnya saya belum tahu secara jelas,” katanya singkat.
Keempat tersangka yang bakal merasakan udara bebas sambil menanti proses persidangan itu masing-masing Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi (LHPE) Soemarsono, mantan Kasubdin Kelistrikan LHPE, Zanel Arifin, Idang Buang Guntur (Kontraktor CV Kebangkitan Bangsa) dan Sihabuddin (Direktur CV Daun Jaya). (dik)
=========================================================================
16 Maret 2008
Buntut Bencana Longsor di Pulau Putri
Buntut Bencana Longsor di Pulau Putri
Galang Dana Simpatik Warga Bawean
Sekitar 100 rumah dan ratusan warga telah kehilangan rumah akibat lonsor sejak awal Maret 2008 lalu. Mereka berasal dari dua Desa Dusun Candi Desa Perumaan, Dusun Laok Saba Desa Balik Terus Kecamatan Sanggapura Pulau Bawean Gresik.
HINGGA kini, mereka masih memerlukan bantuan dari Pemkab dan masyarakat Gresik. Karena, rumah mereka hancur dan rata dengan tanah, juga 2 musholla dan satu masjid rusak berantakan.
Memang, bantuan dari Pemkab Gresik sudah disalurkan ke lokasi kejadian.Namun, meskipun demikian warga Bawean yang berada di Jawa tetap menerima donator dari siapapun yang akan memberinya. “Hingga kini, sudah terkumpul ratusan Super Mie dan Rp 10 Juta uang tunai yang siap kami dikirimkan ke Pulau Bawean. Diharapkan warga Bawean dimana saja berada untuk memberikan sumbangan pada saudara kita yang terkena musibah,” kata Drs Daifi MSi, Ketua Pemuda Bawean Gresik (PBG) pada Duta Sabtu (15/3) kemarin.
Dijelaskan, pihaknya tetap menarik dana dari dermawan yang peduli sehingga nantinya akan membantu meringankan beban mereka yang sedang menderita di pulau Bawean. “Juga, kami ucapkan terima kasih pada Pemerintah Kabupaten Gresik yang selalu respon terhadap musibah tanah longsor tersebut. Dan Pemkab sendiri bergerak cepat tentang masalah itu,” kata Daifi.
Lebih lanjut Daifi menambahkan, yang menjadi masalah sekarang adalah bagi warga yang terkena musibah telah kehilangan rumah. “Untungnya para warga di sekitar musibah masih memberikan toleransi terhadap para korban longsor. Mereka ditampung di rumahnya. Bahkan ada juga yang berangkat ke Malaysia untuk mencari familinya,” kata dia.
Pihaknya berharap agar pihak Pemkab Gresik memindahkan tempat yang dianggap tidak aman ke lokasi yang lebih aman. Sehingga para warga yang terkena musibah longsor ini tidak was-was lagi menempatinya. Ya, paling tidak dipindahkan tempatnya. Siapa lagi kalau tidak Pemkab Gresik memikirkan nasib mereka,” kata Guru SMP Negeri 1 Gresik ini.
Mulyadi Faruk, warga Bawean di Gresik, meminta agar Bupati Gresik.KH.Robbach Ma’shum MM untuk bisa membantu meringankan beban warga yang terkena bencana longsor. Bila perlu, dibuatkan rumahlah untuk kepentingan mereka. Karena 80 persen warga Bawean pendukung Kiai Robbach, Insya Allah jasa Kiai Robbach akan diingat terus oleh warga Bawean,” kata Ustadz ini.
Sementara itu, Kabag Humas pemkab Gresik Drs H Migfar Syukur MM pada Duta kemarin menjelaskan, pihak Pemkab Gresik telah mengirimkan bantuan terhadap bencana longsor di dua Desa di Kecamatan Bawean Gresik. (sa)
=========================================================================
Sekitar 100 rumah dan ratusan warga telah kehilangan rumah akibat lonsor sejak awal Maret 2008 lalu. Mereka berasal dari dua Desa Dusun Candi Desa Perumaan, Dusun Laok Saba Desa Balik Terus Kecamatan Sanggapura Pulau Bawean Gresik.
HINGGA kini, mereka masih memerlukan bantuan dari Pemkab dan masyarakat Gresik. Karena, rumah mereka hancur dan rata dengan tanah, juga 2 musholla dan satu masjid rusak berantakan.
Memang, bantuan dari Pemkab Gresik sudah disalurkan ke lokasi kejadian.Namun, meskipun demikian warga Bawean yang berada di Jawa tetap menerima donator dari siapapun yang akan memberinya. “Hingga kini, sudah terkumpul ratusan Super Mie dan Rp 10 Juta uang tunai yang siap kami dikirimkan ke Pulau Bawean. Diharapkan warga Bawean dimana saja berada untuk memberikan sumbangan pada saudara kita yang terkena musibah,” kata Drs Daifi MSi, Ketua Pemuda Bawean Gresik (PBG) pada Duta Sabtu (15/3) kemarin.
Dijelaskan, pihaknya tetap menarik dana dari dermawan yang peduli sehingga nantinya akan membantu meringankan beban mereka yang sedang menderita di pulau Bawean. “Juga, kami ucapkan terima kasih pada Pemerintah Kabupaten Gresik yang selalu respon terhadap musibah tanah longsor tersebut. Dan Pemkab sendiri bergerak cepat tentang masalah itu,” kata Daifi.
Lebih lanjut Daifi menambahkan, yang menjadi masalah sekarang adalah bagi warga yang terkena musibah telah kehilangan rumah. “Untungnya para warga di sekitar musibah masih memberikan toleransi terhadap para korban longsor. Mereka ditampung di rumahnya. Bahkan ada juga yang berangkat ke Malaysia untuk mencari familinya,” kata dia.
Pihaknya berharap agar pihak Pemkab Gresik memindahkan tempat yang dianggap tidak aman ke lokasi yang lebih aman. Sehingga para warga yang terkena musibah longsor ini tidak was-was lagi menempatinya. Ya, paling tidak dipindahkan tempatnya. Siapa lagi kalau tidak Pemkab Gresik memikirkan nasib mereka,” kata Guru SMP Negeri 1 Gresik ini.
Mulyadi Faruk, warga Bawean di Gresik, meminta agar Bupati Gresik.KH.Robbach Ma’shum MM untuk bisa membantu meringankan beban warga yang terkena bencana longsor. Bila perlu, dibuatkan rumahlah untuk kepentingan mereka. Karena 80 persen warga Bawean pendukung Kiai Robbach, Insya Allah jasa Kiai Robbach akan diingat terus oleh warga Bawean,” kata Ustadz ini.
Sementara itu, Kabag Humas pemkab Gresik Drs H Migfar Syukur MM pada Duta kemarin menjelaskan, pihak Pemkab Gresik telah mengirimkan bantuan terhadap bencana longsor di dua Desa di Kecamatan Bawean Gresik. (sa)
=========================================================================
22 Februari 2008
Pemkab Minta Kapal Perang
Terkait Lumpuhnya Penyeberangan Gresik-Bawean
GRESIK - Guna mengatasi krisis pelayaran jalur Gresik-Bawean akibat cuaca buruk yang menyelimuti perairan laut Jawa, Pemkab Gresik akhirnya turun tangan dengan meminta bantuan kapal perang TNI AL. Untuk itu, Bupati Gresik Robbach Ma’shum melayangkan surat permohonan penggunaan Kapal Perang RI (KRI) milik TNI AL. Surat permohonan nomor: 552/403/403.55/2008 sudah ditandatangani dan segera dilayangkan ke TNI AL melalui Komando Armada Timur (Koarmatim) di Surabaya.
“Saat ini surat sudah disiapkan, kita akan melihat perkem bangan dalam satu dua hari ini. Jika cuaca buruk, dan kapal penumpang reguler tidak bisa melayari, kami akan meminta bantuan TNI AL,”ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik Sutardji didampingi Kabag Humas Mighfar Syukur, kemarin.
Sutardji menandaskan, langkah ini ditempuh, karena ada informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisikan (BMG) Maritim Perak, jika tinggi gelombang di perairan Laut Jawa, akan kembali normal mulai Kamis. Namun jika gelombang belum membaik, pihaknya akan meminta bantuan TNI AL.
”Kita tunggu saja sampai Jumat. Sebab, kabarnya Jumat besok KM Harapanku Mekar berencana akan berangkat lagi,”jelas Sutardji.
Terpisah, Kadispen Koarmatim Letkol Toni Saiful saat dihubungi melalui ponselnya, menegaskan pada prinsipnya TNI AL siap membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan kapal perang. Tentunya, hal itu dilakukan melalui prosedur seperti mengajukan permohonan ke KASAL di Jakarta.
“Kami belum tahu, apakah Pemkab Gresik sudah mengajukan izin atau belum. Sebab, hingga saat ini kami belum melihat surat pengajuan izin tersebut,” kata Toni, kemarin.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LSM Gerbang Bawean Abdul Basit Karim, mendukung sepenuhnya upaya pemkab yang akan mendatangkan kapal TNI AL. Dengan adanya kapal tersebut maka ratusan warga Bawean yang kini masih terdampar di Gresik dapat pulang kembali ke kampung halamannya.
“Kasihan warga Bawean, akibat cuaca buruk, sudah dua pekan lebih mereka tidak bisa pulang. Ada yang terpaksa tetap bertahan di kapal, ada pula yang berada di penginapan menunggu kapal berlayar,” terang dia dia. (dik)
Pemkab Minta Kapal Perang
Terkait Lumpuhnya Penyeberangan Gresik-Bawean
GRESIK - Guna mengatasi krisis pelayaran jalur Gresik-Bawean akibat cuaca buruk yang menyelimuti perairan laut Jawa, Pemkab Gresik akhirnya turun tangan dengan meminta bantuan kapal perang TNI AL. Untuk itu, Bupati Gresik Robbach Ma’shum melayangkan surat permohonan penggunaan Kapal Perang RI (KRI) milik TNI AL. Surat permohonan nomor: 552/403/403.55/2008 sudah ditandatangani dan segera dilayangkan ke TNI AL melalui Komando Armada Timur (Koarmatim) di Surabaya.
“Saat ini surat sudah disiapkan, kita akan melihat perkem bangan dalam satu dua hari ini. Jika cuaca buruk, dan kapal penumpang reguler tidak bisa melayari, kami akan meminta bantuan TNI AL,”ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik Sutardji didampingi Kabag Humas Mighfar Syukur, kemarin.
Sutardji menandaskan, langkah ini ditempuh, karena ada informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisikan (BMG) Maritim Perak, jika tinggi gelombang di perairan Laut Jawa, akan kembali normal mulai Kamis. Namun jika gelombang belum membaik, pihaknya akan meminta bantuan TNI AL.
”Kita tunggu saja sampai Jumat. Sebab, kabarnya Jumat besok KM Harapanku Mekar berencana akan berangkat lagi,”jelas Sutardji.
Terpisah, Kadispen Koarmatim Letkol Toni Saiful saat dihubungi melalui ponselnya, menegaskan pada prinsipnya TNI AL siap membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan kapal perang. Tentunya, hal itu dilakukan melalui prosedur seperti mengajukan permohonan ke KASAL di Jakarta.
“Kami belum tahu, apakah Pemkab Gresik sudah mengajukan izin atau belum. Sebab, hingga saat ini kami belum melihat surat pengajuan izin tersebut,” kata Toni, kemarin.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LSM Gerbang Bawean Abdul Basit Karim, mendukung sepenuhnya upaya pemkab yang akan mendatangkan kapal TNI AL. Dengan adanya kapal tersebut maka ratusan warga Bawean yang kini masih terdampar di Gresik dapat pulang kembali ke kampung halamannya.
“Kasihan warga Bawean, akibat cuaca buruk, sudah dua pekan lebih mereka tidak bisa pulang. Ada yang terpaksa tetap bertahan di kapal, ada pula yang berada di penginapan menunggu kapal berlayar,” terang dia dia. (dik)
==========================================================================
12 Februari 2008
Pelayaran Gresik-Bawean Ditutup Total
GRESIK- Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini membuat Administrator Pelabuhan Gresik menutup jalur penyeberangan Gresik-Bawean. Penutupan ini ditaksir menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah.
“Untuk menghitung kerugian pasti agak sulit namun diperkirakan ratusan juta, sebab banyak barang yang akhirnya tidak bisa diangkut,” jelas Kepala Seksi Penjagaan dan Penyelamatan Adpel Gresik, Suratno, kemarin
Kerugian banyak dialami pemilik kapal dan ekspidisi barang, sedangkan adpel hanya rugi tidak mendapat pemasukan retribusi kapal yang keluar dan masuk.
Adpel Gresik tidak bisa berbuat banyak menghadapi gelombang tinggi dan angin kencang di laut, sehingga diambil keputusan untuk menutup jalur Gresik-Bawean.
Menyangkut pasokan sembako, Adpel menyerahkan pada Pemkab Gresik. Namun, dari pengataman Suratno ada beberapa kapal besar, sebelum cuaca buruk sejak Jumat ada yang berangkat.
“Mudah-mudahan pasokan sembako tidak terganggu dan tercukupi, sebab dulu ada kapal besar yang berangkat dengan mengangkut sembako cukup banyak,” katanya.
Sejak Jumat lalu, dua kapal penumpang yaitu kapal Harapanku Mekar dan Ekspress Bahari dari Gresik-Bawean untuk sementara waktu tidak beroperasi. (dik)
==========================================================================
Pelayaran Gresik-Bawean Ditutup Total
GRESIK- Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini membuat Administrator Pelabuhan Gresik menutup jalur penyeberangan Gresik-Bawean. Penutupan ini ditaksir menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah.
“Untuk menghitung kerugian pasti agak sulit namun diperkirakan ratusan juta, sebab banyak barang yang akhirnya tidak bisa diangkut,” jelas Kepala Seksi Penjagaan dan Penyelamatan Adpel Gresik, Suratno, kemarin
Kerugian banyak dialami pemilik kapal dan ekspidisi barang, sedangkan adpel hanya rugi tidak mendapat pemasukan retribusi kapal yang keluar dan masuk.
Adpel Gresik tidak bisa berbuat banyak menghadapi gelombang tinggi dan angin kencang di laut, sehingga diambil keputusan untuk menutup jalur Gresik-Bawean.
Menyangkut pasokan sembako, Adpel menyerahkan pada Pemkab Gresik. Namun, dari pengataman Suratno ada beberapa kapal besar, sebelum cuaca buruk sejak Jumat ada yang berangkat.
“Mudah-mudahan pasokan sembako tidak terganggu dan tercukupi, sebab dulu ada kapal besar yang berangkat dengan mengangkut sembako cukup banyak,” katanya.
Sejak Jumat lalu, dua kapal penumpang yaitu kapal Harapanku Mekar dan Ekspress Bahari dari Gresik-Bawean untuk sementara waktu tidak beroperasi. (dik)
==========================================================================
01 Februari 2008
Bawean Disapu Banjir Bandang
GRESIK- Sedikitnya 7 rumah dan sarana jalan dua kecamatan di Pulau Bawean rusak berat dan sebagian lainnya ambrol, setelah diterjang tanah longsor akibat hujan deras yang terus mengguyur Pulau Putri tersebut, kemarin.Hujan deras yang turun sejak pukul 10.00 juga mengakibatkan banjir bandang di tiga desa di Kecamatan Sangkapura yakni Desa Daun, Desa Gunung Teguh dan Desa Dekat Agung.
Desa terparah yang terendam banjir adalah Desa Daun. Banjir bandang dengan ketinggian 1 meter mengakibatkan 7 rumah rusak berat dan 1 rumah rata dengan tanah. “Sementara ini masih belum ada laporan korban jiwa,” jelas Kapolsek Sangkapura AKP Agus Aji kepada wartawan, kemarin.
Akses jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak tertutup total akibat tertimbun tanah longsor. Timbunan tanah di jalan itu sepanjang 150 meter. (dik,cup,asa,yan)
==========================================================================
29 Januari 2008
Listrik Bawean Didemo
Buruknya pelayanan listrik di Pulau Bawean, menyulut puluhan mahasiswa asal ‘Pulau Putri’ menggelar aksi unjuk rasa di kantor PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik, kemarin. Mereka menuntut normalisasi listrik di Pulau Bawean. Sebab, layanan listrik hanya 17 jam ditambah pemadaman bergilir dinilai menyengsarakan warga Bawean. Sebelumnya, massa yang menamakan Koalisi Mahasiswa Bawean (KMB) itu juga menggelar orasi di depan Gedung DPRD Gresik.. “Pelayanan listrik di Bawean benara-benar tidak maksimal. Buktinya, salah satu desa di Kecamatan Tambak tidak mendapatkan layanan listrik. Belum lagi, banyaknya praktek pencurian listrik yang disebut dengan listrik curah. Tidak hanya itu, berdasarkan hasil investigasi kami ternyata ada permainan kecurangan yang melibatkan oknum PLN Bawean, kepala desa maupun tokoh masyarakat. Kami minta PLN Gresik segera dapat menindak,” ungkap Reza kepada Manajer PLN APJ Gresik, Rusbandi.
Menanggapi hal itu, Rusbandi, menyatakan keputusan menyalakan 17 jam itu bukanlah keputusan pribadi. Sejak harga BBM naik pada 2005 lalu, jatah BBM dari pusat hanya 225 kilo liter untuk Bawean. Ini yang menyebabkan pelayanan listrik ke Bawean tidak maksimal. (dik)
==========================================================================
Bawean Disapu Banjir Bandang
GRESIK- Sedikitnya 7 rumah dan sarana jalan dua kecamatan di Pulau Bawean rusak berat dan sebagian lainnya ambrol, setelah diterjang tanah longsor akibat hujan deras yang terus mengguyur Pulau Putri tersebut, kemarin.Hujan deras yang turun sejak pukul 10.00 juga mengakibatkan banjir bandang di tiga desa di Kecamatan Sangkapura yakni Desa Daun, Desa Gunung Teguh dan Desa Dekat Agung.
Desa terparah yang terendam banjir adalah Desa Daun. Banjir bandang dengan ketinggian 1 meter mengakibatkan 7 rumah rusak berat dan 1 rumah rata dengan tanah. “Sementara ini masih belum ada laporan korban jiwa,” jelas Kapolsek Sangkapura AKP Agus Aji kepada wartawan, kemarin.
Akses jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak tertutup total akibat tertimbun tanah longsor. Timbunan tanah di jalan itu sepanjang 150 meter. (dik,cup,asa,yan)
==========================================================================
29 Januari 2008
Listrik Bawean Didemo
Buruknya pelayanan listrik di Pulau Bawean, menyulut puluhan mahasiswa asal ‘Pulau Putri’ menggelar aksi unjuk rasa di kantor PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik, kemarin. Mereka menuntut normalisasi listrik di Pulau Bawean. Sebab, layanan listrik hanya 17 jam ditambah pemadaman bergilir dinilai menyengsarakan warga Bawean. Sebelumnya, massa yang menamakan Koalisi Mahasiswa Bawean (KMB) itu juga menggelar orasi di depan Gedung DPRD Gresik.. “Pelayanan listrik di Bawean benara-benar tidak maksimal. Buktinya, salah satu desa di Kecamatan Tambak tidak mendapatkan layanan listrik. Belum lagi, banyaknya praktek pencurian listrik yang disebut dengan listrik curah. Tidak hanya itu, berdasarkan hasil investigasi kami ternyata ada permainan kecurangan yang melibatkan oknum PLN Bawean, kepala desa maupun tokoh masyarakat. Kami minta PLN Gresik segera dapat menindak,” ungkap Reza kepada Manajer PLN APJ Gresik, Rusbandi.
Menanggapi hal itu, Rusbandi, menyatakan keputusan menyalakan 17 jam itu bukanlah keputusan pribadi. Sejak harga BBM naik pada 2005 lalu, jatah BBM dari pusat hanya 225 kilo liter untuk Bawean. Ini yang menyebabkan pelayanan listrik ke Bawean tidak maksimal. (dik)
==========================================================================
07 Januari 2008
Kelaparan Ancam Warga Bawean
GRESIK–Cuaca buruk, badai ombak sangat tinggi di laut, dan tidak beroperasinya kapal sejak 26 Desember 2007 menuju Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, mengakibatkan harga kebutuhan pokok di wilayah tersebut melonjak. Kini warga pulau itu terancam kelaparan. Sebab, selain sembako sulit dicari, sebagian warga sudah tidak bisa menjangkau harga kebutuhan pokok itu.
“Bagaimana pemerintah kok tidak ada upaya mengatasi, sama-sama warga Gresik pemerintah jangan hanya mengurusi korban banjir saja. Keluarga kita di sana sudah tidak menjangkau harga kebutuhan pokok,” ujar Moh Syakir, anggota DPRD Gresik dari FPG, Ahad (6/1).
Menurut Syakir yang juga warga Bawean ini, harga bahan pokok yang melonjak tajam adalah bensin, minyak tanah, dan minyak goreng. Harga bensin sudah naik yang sebelumnya Rp 6 ribu menjadi Rp 15 ribu per liter. Harga telur ayam naik dari Rp 6 ribu jadi Rp 25 ribu per kilogram.
“Itu kalau barangnya ada, sudah mahal sulit lagi dicari, terus bagaimana nasib saudara-saudara kita di Bawean kalau begini terus. Mestinya pemerintah segera mengatasi dengan meminta bantuan kapal besar milik TNI AL. Selain untuk penumpang, juga bisa mengangkut kebutuhan bahan pokok,” tambahnya.
Seminggu yang lalu Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik, Asmari berencana untuk mendatangkan kapal besar milik TNI AL yang akan diberangkat Ahad (6/1) kemarin ke Bawean untuk mengangkut penumpang dan kebutuhan bahan pokok. Tapi, hingga berita ini ditulis, rencana itu belum terlaksana. Dikonfirmasi wartawan, Asmari menyatakan, hingga saat ini baru memberangkatkan kapal Harapanku Mekar dengan 250 orang penumpang yang menuju Pulau Bawean. “Kita sudah berangkatkan kapal penumpang, terkait kapal TNI AL untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok ke Bawean, kami belum menerima laporan. Untuk memanfaatkan kapal TNI AL butuh koordinasi dengan instansi terkait dan tak semudah permintaan warga,” kata Asmari siang kemarin.
Pernyataan Adpel Gresik tersebut dibantah Hepni, Sekretaris Partai PDIP Kabupaten Gresik yang juga warga Bawean. Menurut dia, pernyataan Adpel itu bohong dan tidak serius meminta bantuan kepada TNI AL. Pasalnya, pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan Pangarmatim di Surabaya dan bersedia memberangkatkan penumpang yang terdampar di Gresik dan mengangkut kebutuhan bahan pokok ke Pulau Bawean.
“Kita masyarakat biasa bisa meminta dan TNI-AL langsung mengizinkan permintaan bantuan kapal untuk mengangkut bahan pokok. Mereka pejabat pelabuhan mestinya lebih dipercaya. Artinya, mereka tidak ada keseriusan,” tegas Hepni. Selain bahan pokok, kelanaran akses mendapatkan informasi dari media cetak bagi warga Bawean juga mandek sekitar seminggu. Koran-koran nasional dan lokal untuk pelanggan di Pulau Bawean menumpuk di agen Gresik. Dikonfirmasi soal telantarnya warga Bawean, Kabag Humas Pemkab Gresik Migfar Syukur membantah jika Pemkab dituduh hanya memperhatikan korban banjir.
“Sejak adanya informasi bahwa kapal dari Bawean batal berangkat ke Gresik, pemkab melalui instansi terkait sudah berkoordinasi. Baik dengan Bagian Ekonomi, Disperindag, Perhubungan dan juga sudah menghubungi Adpel Gresik untuk mencari solusi yang terbaik. Dan alhamdulillaah sejak 5 Januari 2008 kemarin sudah ada kapal yang berangkat ke sana,” ujar Migfar.
Dia menambahkan, sebenarnya untuk kebutuhan bahan pokok sudah ada, tapi pemilik kapal barang itu enggan berlayar ke Bawean karena kondisi cuaca buruk. Alternatif lain adalah meminta bantuan kapal TNI AL. “Kita masih berkoordinasi dengan TNI AL,” tambahnya.(dik)
Kelaparan Ancam Warga Bawean
GRESIK–Cuaca buruk, badai ombak sangat tinggi di laut, dan tidak beroperasinya kapal sejak 26 Desember 2007 menuju Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, mengakibatkan harga kebutuhan pokok di wilayah tersebut melonjak. Kini warga pulau itu terancam kelaparan. Sebab, selain sembako sulit dicari, sebagian warga sudah tidak bisa menjangkau harga kebutuhan pokok itu.
“Bagaimana pemerintah kok tidak ada upaya mengatasi, sama-sama warga Gresik pemerintah jangan hanya mengurusi korban banjir saja. Keluarga kita di sana sudah tidak menjangkau harga kebutuhan pokok,” ujar Moh Syakir, anggota DPRD Gresik dari FPG, Ahad (6/1).
Menurut Syakir yang juga warga Bawean ini, harga bahan pokok yang melonjak tajam adalah bensin, minyak tanah, dan minyak goreng. Harga bensin sudah naik yang sebelumnya Rp 6 ribu menjadi Rp 15 ribu per liter. Harga telur ayam naik dari Rp 6 ribu jadi Rp 25 ribu per kilogram.
“Itu kalau barangnya ada, sudah mahal sulit lagi dicari, terus bagaimana nasib saudara-saudara kita di Bawean kalau begini terus. Mestinya pemerintah segera mengatasi dengan meminta bantuan kapal besar milik TNI AL. Selain untuk penumpang, juga bisa mengangkut kebutuhan bahan pokok,” tambahnya.
Seminggu yang lalu Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik, Asmari berencana untuk mendatangkan kapal besar milik TNI AL yang akan diberangkat Ahad (6/1) kemarin ke Bawean untuk mengangkut penumpang dan kebutuhan bahan pokok. Tapi, hingga berita ini ditulis, rencana itu belum terlaksana. Dikonfirmasi wartawan, Asmari menyatakan, hingga saat ini baru memberangkatkan kapal Harapanku Mekar dengan 250 orang penumpang yang menuju Pulau Bawean. “Kita sudah berangkatkan kapal penumpang, terkait kapal TNI AL untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok ke Bawean, kami belum menerima laporan. Untuk memanfaatkan kapal TNI AL butuh koordinasi dengan instansi terkait dan tak semudah permintaan warga,” kata Asmari siang kemarin.
Pernyataan Adpel Gresik tersebut dibantah Hepni, Sekretaris Partai PDIP Kabupaten Gresik yang juga warga Bawean. Menurut dia, pernyataan Adpel itu bohong dan tidak serius meminta bantuan kepada TNI AL. Pasalnya, pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan Pangarmatim di Surabaya dan bersedia memberangkatkan penumpang yang terdampar di Gresik dan mengangkut kebutuhan bahan pokok ke Pulau Bawean.
“Kita masyarakat biasa bisa meminta dan TNI-AL langsung mengizinkan permintaan bantuan kapal untuk mengangkut bahan pokok. Mereka pejabat pelabuhan mestinya lebih dipercaya. Artinya, mereka tidak ada keseriusan,” tegas Hepni. Selain bahan pokok, kelanaran akses mendapatkan informasi dari media cetak bagi warga Bawean juga mandek sekitar seminggu. Koran-koran nasional dan lokal untuk pelanggan di Pulau Bawean menumpuk di agen Gresik. Dikonfirmasi soal telantarnya warga Bawean, Kabag Humas Pemkab Gresik Migfar Syukur membantah jika Pemkab dituduh hanya memperhatikan korban banjir.
“Sejak adanya informasi bahwa kapal dari Bawean batal berangkat ke Gresik, pemkab melalui instansi terkait sudah berkoordinasi. Baik dengan Bagian Ekonomi, Disperindag, Perhubungan dan juga sudah menghubungi Adpel Gresik untuk mencari solusi yang terbaik. Dan alhamdulillaah sejak 5 Januari 2008 kemarin sudah ada kapal yang berangkat ke sana,” ujar Migfar.
Dia menambahkan, sebenarnya untuk kebutuhan bahan pokok sudah ada, tapi pemilik kapal barang itu enggan berlayar ke Bawean karena kondisi cuaca buruk. Alternatif lain adalah meminta bantuan kapal TNI AL. “Kita masih berkoordinasi dengan TNI AL,” tambahnya.(dik)
No comments:
Post a Comment