Hari Ini, Sidang Reklamasi Bakal Dipantau LSM
Thursday, 27 March 2008
Gresik - Surya -Sejumlah LSM dipastikan akan memenuhi Pengadilan Negeri Gresik, Kamis (27/3). Kehadiran mereka bukan untuk demo, tetapi akan memantau jalannya persidangan perdana kasus korupsi reklamasi pantai di Bawean senilai Rp 1,2 miliar yang melibatkan tiga pejabat pemkab dan dua kontraktor. Koordinator Gresik Corruption Watch (GCW) Tatok Budiharsono, menegaskan GCW akan selalu hadir dalam setiap persidangan kasus ini. “Kami akan mengawalnya hingga tuntas,” tegas Tatok Budiharsono, Rabu (26/3) sore.
Menurut Tatok, memantau sidang itu selain sebagai kewajiban moral, sekaligus untuk memantau kinerja aparat penegak hukum. “Kami berharap sidang berjalan transparan, dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” papar pegiat LSM asal Balongpanggang ini.
Direktur Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LKPM) M Syifak Masjudi berharap, majelis hakim tidak menyia-nyiakan harapan warga untuk mendapatkan rasa keadilan. “Kini harapan warga ada di pundak majelis hakim,” tegas Syifak, Rabu malam.
Pihaknya berharap, dalam persidangan nanti bisa memunculkan fakta baru, termasuk mengungkap dugaan aliran dana hasil korupsi yang tidak hanya dinikmati lima tersangka. “Sehingga akan terkuak hal-hal yang selama ini masih menjadi misteri,” imbuh Syifak.
Lilik Indahwati SH, salah satu tim jaksa penuntut umum Kejari Gresik menyatakan, hingga Rabu (26/3) sore belum ada perubahan terkait rencana persidangan perkara korusi reklamasi tersebut. Karena itu, persidangan tetap digelar Kamis (27/3).
"Hanya saya kurang tahu, apakah persidangan bakal digelar secara bersamaa atau sendiri-sendiri, sebab lima tersangka itu berkasnya beda-beda," tukas Lilik, yang juga Kasubsi Penuntutan Pidsus Kejari Gresik, Rabu (26/3).
Selain berkasnya dipisah menjadi lima, yang disesuaikan dengan jumlah tersangka, tambah Lilik, jaksa penuntut umum juga berbeda untuk setiap berkas.
Untuk terdakwa Soemarsono, jaksa penuntutnya terdiri dari dirinya sendiri, Ida R Mudji, dan Wido Utomo SH. Sedang terdakwa Zainal Arifin, ditangani jaksa Guntur Ario Wicaksono SH dan Hafidi SH.
Terdakwa Siti Kuntjarni, dipegang jaksa Mundargo SH yang juga Kasi DaTUN, Raharjo Yusuf W dan Wido Utomo. Selanjutnya Idang Buang Guntur dengan jaksa Maskur dan Erna Normawati. "Tapi saya juga menjadi jaksa Sihabuddin bersama Pak Umaryadi (Kasi Pidana Umum, red)," tegas Lilik.
Sudarmadi SH, kuasa hukum terdakwa Soemarsono mengakui sudah menerima materi dakwaan sebelum sidang digelar. “Rencananya, jadwal untuk klien saya Kamis (27/3) pukul 10.00 WIB. Entah kalau tersangka lainnya,” tegas Sudarmadi melalui ponselnya, Rabu (26/3) sore. st3
==========================================================================
Tersangka Reklamasi Dijerat Berlapis
Wednesday, 12 March 2008
GRESIK - SURYA-Para tersangka kasus reklamasi Bawean Rp 1, 2 miliar, tampaknya bakal lama menjadi penghuni Rutan Cerme. Sebab, Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik berancang-ancang menerapkan pasal berlapis dalam dakwaannya. Mereka bakal dijerat pasal 2 dan 3 UU nomor 31 tahun 1999, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Jika terbukti, mereka terancam hukuman penjara antara setahun hingga empat tahun.
Wednesday, 12 March 2008
GRESIK - SURYA-Para tersangka kasus reklamasi Bawean Rp 1, 2 miliar, tampaknya bakal lama menjadi penghuni Rutan Cerme. Sebab, Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik berancang-ancang menerapkan pasal berlapis dalam dakwaannya. Mereka bakal dijerat pasal 2 dan 3 UU nomor 31 tahun 1999, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Jika terbukti, mereka terancam hukuman penjara antara setahun hingga empat tahun.
Ketua Tim Jaksa Rustiningsih SH mengatakan, saat ini berkas dakwaan tengah disusun oleh tim yang beranggotakan 15 jaksa. “Ada lima berkas dakwaan, masing-masing berkas dikerjakan 2-3 jaksa,“ kata Rustiningsih, yang juga Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Gresik, Selasa (11/3).
Menurut Rustiningsih, dalam berkas dakwaan itu, pasal yang akan diterapkan adalah pasal 2 dan 3 UU nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Selain itu, jaksa akan menjerat terdakwa dengan pasal 55 KUHP, yaitu turut serta melakukan kejahatan secara bersama-sama.
Kendati demikian, Rustiningsih menyatakan, untuk pelimpahan perkara ke pengadilan negeri, pihaknya tetap akan melimpahkan lima tersangka yang sekarang sudah ditahan. Yaitu, Soemarsono (Kadis LHPE), Zainal Arifin (mantan Kasubdin Kelistrikan dan Pertambangan LHPE), Siti Kuntjarni (Kepala TU LHPE), serta dua kontraktor H Buang Idang Guntur dan H Sihabudin.
Terpisah, Kabag Humas Pemkab Gresik Mighfar Syukur mengatakan tetap menghormati proses hukum yang telah berjalan. Soal jabatan Soemarsono sebagai Kepala Dinas LHPE, pemkab bakal membahasnya di tim Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan). “Apakah nanti jabatan itu perlu diPlt-kan, tergantung hasil pembahasan tim,“ ujar Mighfar Syukur, Selasa (11/3).
Soal kinerja dan pelayanan Dinas LHPE, sejak ditinggal Soemarsono, Mighfar menyatakan hingga hari ini tidak ada masalah. Sebab setiap satuan kerja (satker), sudah mempunyai tupoksi sendiri-sendiri. “Tidak ada masalah kok, “ tegas Mighfar.
Sekadar informasi, proyek reklamasi Pantai Sangkapura ini mencuat setelah proses pengerjaannya dinilai menyimpang dari aturan. Proyek yang nilainya lebih dari Rp 50 juta itu, mestinya melalui proses tender terbuka. Tetapi dalam prakteknya, tersangka mengatur sehingga proyek bisa dikerjakan dengan mekanisme penunjukan langsung (PL).
Rencananya, pantai yang direklamasi bakal dipakai membangun PLTD guna memasok aliran listrik. Sebab, selama ini pasokan listrik di Pulau Bawean yang jaraknya 81 mil dari Gresik, selalu tersendat bahkan sering padam.
Kemungkinan bertambahnya tersangka korupsi reklamasi dana APBD 2003 dan APBD 2004 sebesar Rp1,2 miliar itu mencuat setelah, terungkap bahwa H Buang Idang Guntur yang meminjam bendera CV Daun Jaya dari Sihabuddin itu hanya menerima dana real sebesar Rp552.475.000. Jumlah itu didapat dari termin pertama yang diterima akhir 2003 hanya Rp183,6 juta dari penerimaan resmi sebesar Rp419.388.000.
Termin kedua diterima Buang 27 Pebruari 2004 sebesar Rp561.155.000. Sama dengan termin pertama, setelah 'dibagi-bagi' ternyata Buang hanya menerima Rp368.875.000 untuk melanjutkan proyek reklamasi dan pemasangan tiang Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) di Desa Sungai Teluk, Kec Sangkapura, Bawean.
Lantas sisanya, berdasar data SINDO dari orang dekat tersangka, dialirkan ke HM, anggota FKB DPRD Gresik, sebesar Rp75 juta. Kemudian staf LHPE inisial M sebesar Rp100 juta. Sisanya, terungkap juga diduga dana yang diterima Buang dialirkan ke PAC PKB Sangkapura Rp20 juta, Komisi D DPRD Gresik Rp10 juta, komisi Sihabudin Rp10 juta (tahap I dan II) dan beberapa instansi lain.
"Melihat aliran dana tersebut, kami berharap bukan hanya lima tersangka yang sekarang ditahan, namun bertambah lagi," tegas Direktur LKPM, Syifak Masjudi.
Pada bagian lain, Syaifuddin menyatakan mundur dari kuasa hukum Buang Idang Guntur. Kabar yang beredar, mundurnya pengacara yang juga mantan wartawan itu ada tekanan karena kurang puas dengan kinerjanya. Sehingga Buang dan tersangka lain ditahan.
"Bukan persoalan itu. Saya mundur karena keinginan pribadi saya," kata Syaifuddin.
Sedangkan kondisi empat tahanan tersangka korupsi reklamasi di Rutan Banjarsari kian tertekan. Kabar yang didapat SINDO, bahwa Soemarsono mengalami sakit-sakit mencet. Pun dengan lainnya yang sempat tidak terbiasa dengan kondisi sel yang hanya beralaskan spon saja. Namun, hal itu dibantah oleh Kepala Rutan Destri Syam, "Tidak benar. Semuanya baik-baik. Kami juga saat ini sosialisasikan ke penghuni lain. Jadi tidak ada yang sakit. Kalaupun ada akan kami rujuk ke RSU Gresik atas sepengetahuan jaksa," tukasnya.st3
==========================================================================
Tanah Bawean Merekah 1 Meter
Monday, 10 March 2008
Gresik -Surya-Puluhan warga Dusun Candi Desa Paromaan Kecamatan Tambak Bawean, terpaksa mengungsi, Minggu (9/3), karena tanah di sekitar rumah mereka mendadak merekah hingga mencapai 1 meter persegi. Hal ini terjadi, menyusul adanya bencana longsor yang menimpa rumah warga sejak Jumat (7/3) lalu. Saiku, 18, seorang warga Dusun Candi mengatakan telah memindahkan sejumlah perabotan tidur untuk dipakai mengungsi di rumah saudaranya di desa sekitar. Akibat bencana longsor Jum'at (6/3) lalu, sekitar 43 rumah warga rata dengan tanah tertimbun tanah longsor. Beruntung, beberapa jam sebelum kejadian, warga sudah mengungsi ke gedung sekolah MI setempat.
Menjelang kejadian, warga sempat merasakan getaran-getaran kecil. Warga lantas semburat keluar dari rumahnya begitu aparat desa setempat memberikan aba-aba untuk menyelamatkan diri. “Kami berlarian ke luar rumah hanya berbekal pakaian yang nempel di badan,“ kata Saiku dihubungi lewat ponselnya, Minggu (9/3) siang.
Selain rumah, tambah Saiku, bangunan masjid dan sebuah musola setempat rata dengan tanah setelah tertimbun longsoran tanah yang berasal dari tebing gunung di desa tersebut.
Ny Mislawiyah, 32, warga Dusun Candi mengatakan, dirinya masih takut untuk kembali lagi ke rumahnya. Karena itu ia bersama keluarganya, untuk sementara menetap di rumah saudaranya yang jaraknya 1 kilometer.Camat Tambak M Sofyan membenarkan, Minggu (9/3) sore, sejumlah warga terpaksa dievakuasi dari rumahnya di Dusun Lauk Sawah Desa Balik Terus karena tanah di kawasan itu retak-retak. “Tadi kami baru dapat informasi dari Camat Sangkapura, yang mengevakuasi warga tersebut,“ jelas Sofyan.
Sofyan mengaku belum tahu persis, jumlah warga yang mengungsi dan terpaksa dievakuasi. Sebab, sejumlah petugas kecamatan Tambak masih berada di lokasi kejadian mendata warga-warga tersebut. “Saya juga barusan tiba dari lokasi,“ aku Sofyan.
Supii, Sekretaris Satuan Pelaksana Penanganan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Gresik, mengatakan, sesaat setelah kejadian warga memang mengungsi ke bangunan sekolah setempat. “Namun sesudahnya, warga mengungsi ke rumah sanak saudaranya di desa lain,” kata Supii, yang juga Kepala Kantor Kesbang Linmas Gresik.
Gresik -Surya-Puluhan warga Dusun Candi Desa Paromaan Kecamatan Tambak Bawean, terpaksa mengungsi, Minggu (9/3), karena tanah di sekitar rumah mereka mendadak merekah hingga mencapai 1 meter persegi. Hal ini terjadi, menyusul adanya bencana longsor yang menimpa rumah warga sejak Jumat (7/3) lalu. Saiku, 18, seorang warga Dusun Candi mengatakan telah memindahkan sejumlah perabotan tidur untuk dipakai mengungsi di rumah saudaranya di desa sekitar. Akibat bencana longsor Jum'at (6/3) lalu, sekitar 43 rumah warga rata dengan tanah tertimbun tanah longsor. Beruntung, beberapa jam sebelum kejadian, warga sudah mengungsi ke gedung sekolah MI setempat.
Menjelang kejadian, warga sempat merasakan getaran-getaran kecil. Warga lantas semburat keluar dari rumahnya begitu aparat desa setempat memberikan aba-aba untuk menyelamatkan diri. “Kami berlarian ke luar rumah hanya berbekal pakaian yang nempel di badan,“ kata Saiku dihubungi lewat ponselnya, Minggu (9/3) siang.
Selain rumah, tambah Saiku, bangunan masjid dan sebuah musola setempat rata dengan tanah setelah tertimbun longsoran tanah yang berasal dari tebing gunung di desa tersebut.
Ny Mislawiyah, 32, warga Dusun Candi mengatakan, dirinya masih takut untuk kembali lagi ke rumahnya. Karena itu ia bersama keluarganya, untuk sementara menetap di rumah saudaranya yang jaraknya 1 kilometer.Camat Tambak M Sofyan membenarkan, Minggu (9/3) sore, sejumlah warga terpaksa dievakuasi dari rumahnya di Dusun Lauk Sawah Desa Balik Terus karena tanah di kawasan itu retak-retak. “Tadi kami baru dapat informasi dari Camat Sangkapura, yang mengevakuasi warga tersebut,“ jelas Sofyan.
Sofyan mengaku belum tahu persis, jumlah warga yang mengungsi dan terpaksa dievakuasi. Sebab, sejumlah petugas kecamatan Tambak masih berada di lokasi kejadian mendata warga-warga tersebut. “Saya juga barusan tiba dari lokasi,“ aku Sofyan.
Supii, Sekretaris Satuan Pelaksana Penanganan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Gresik, mengatakan, sesaat setelah kejadian warga memang mengungsi ke bangunan sekolah setempat. “Namun sesudahnya, warga mengungsi ke rumah sanak saudaranya di desa lain,” kata Supii, yang juga Kepala Kantor Kesbang Linmas Gresik.
==========================================================================
Kasus Korupsi Reklamasi Bawean Dikecam,
Pemkab Ajukan Penangguhan
Thursday, 06 March 2008Gresik - Surya-Baru sehari menghuni Rutan Cerme, ke empat tersangka korupsi Rp 1,2 miliar kasus reklamasi PantaiBawean, sejumlah kalangan berusaha agar mereka mendapat penangguhan tahanan atau menjadi tahanan kota.
Ke empat tersangka itu, adalah Soemarsono (Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi), ZaenalArifin, (Kasubdin Penyusunan Program Dinas Koperasi dan UKM), H Sihabuddin (Kontraktor) dan H Idang Buang Guntur(kontraktor).
Selain dilakukan para kuasa hukum masing-masing tersangka, upaya penangguhan tahanan juga diupayakan oleh Pemkab Gresik melalui Arsadi, Asisten Tata Praja dan Sekda Gresik yang secara khusus berusaha menemui KejariGresik Pathor Rahman, Rabu (5/3). "Namun belum dikabulkan, tadi saya bertemu dengan bu Rustingsih (Kasi Pidsus,Red) dan disampaikan belum dikabulkan," kata Arsadi, Rabu (5/3).
Namun langkah pengajuan penangguhan tahanan tersebut, mendapat kecaman dari Tatok Budiharsono, koordinator Gresik Corruption Watch (GCW). Menurutnya, pengajuan tersebut bakal menjadi preseden buruk dan sangat ironis.Sebab, saat ini, upaya pemberantasan korupsi lagi gencar dilakukan. "Tetapi di Gresik, pemkab malah mintapenangguhan atas tersangka korupsi, " kata Tatok, Rabu (5/3).
Menurut Tatok, ditahannya dua pejabat pemkab tersebut, Soemarsono dan Zainal Arifin, adalah imbas dari perbuatanyang dilakukan secara pribadi, bukan mengatasnamakan kelembagaan pemkab. "Justru kalau memang pemkab mintapenangguhan, bisa-bisa masyarakat menilai yang dilakukan Soemarsono dan Zainal Arifin juga dilakukan secara kolektif.Karena itu, kami sangat menyayangkan," tegasnya.
Menanggapi itu, Arsadi menegaskan yang dilakukan pemkab adalah permintaan yang sifatnya dibenarkan secarahukum. Sehingga upaya itu tidak perlu dimaknai macam-macam, karena bila ditafsirkan pasti akan keluar dari koridorhukum yang ada. "Permintaan penangguhan itu, dibenarkan dan tidak ada yang salah," tukas Arsadi.
Rustiningsih, SH, Kasi Pidsus Kejari Gresik yang juga ketua Tim Jaksa kasus Reklamasi menyatakan sesuai KUHP,kasus yang ancaman hukumannya di atas lima tahun bisa dilakukan penahanan. "Kami hanya melakukan tugas" kata Rustiningsih, Selasa (4/3) sesaat setelah keputusan menahan para tersangka.
Rustiningsih menyebut, para tersangka semuanya tidak dalam kondisi sakit. Jika memang ada yang sakit, pihahknyabakal tidak menahannya. "Tidak ada yang sakit, makanya kami bisa menahannya," tegasnya.
Sementara itu, kuasa hukum para tersangka beramai-ramai mengajukan pengalihan penahanan menjadi tahanan kota.Alasannya, selain kooperatif selama masa penyidikan, tersangka juga mengaku tengah sakit dan mempunyaitanggungan keluarga.
Saifudin, kuasa hukum H Buang Idang Guntur menyatakan, pihaknya mengajukan penangguhan tahanan karenakliennya selalu bersikap kooperatif. "Alasan utama lainnya, klien kami selama masa penyidikan sudah dua kali menjalanioperasi karena sakit ginjal," kata Saifudin, melalui ponselnya, Rabu (4/3) sore.
Hal senada juga diungkapkan Sudarmadi SH, kuasa hukum Soemarsono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Energi dan Pertambangan (LHPE) Gresik, dengan alasan kliennya adalahpimpinan di instansi pemerintah yang memiliki sejumlah bawahan. " Karena itu kami mohon klien kami bisa dialihkanstatus tahanannya, apakah menjadi tahanan kota atau tahanan rumah sehingga tetap bisa bekerja, " kata Sudarmadi.
Seperti diberitakan, lima tersangka kasus reklamasi akhirnya ditahan Kejari Gresik, satu diantaranya berstatus tahanankota. Itu setelah penyidik Polwiltabes Surabaya memenuhi tahap II penyidikan dengan menyerahkan barang buktidisertai tersangka ke kejaksaan, Selasa (4/3) lalu. st3
==========================================================================
Kadis LHPE Ditahan Kejari
Diduga Terlibat Korupsi Reklamasi Rp 1, 2 Miliar
Wednesday, 05 March 2008
Gresik - Surya-Setelah sempat terkatung-katung cukup lama, akhirnya kasus korupsi reklamasi pantai Pulau Bawean sebesar Rp 1,2 miliar memasuki babak baru. Mulai Selasa (4/3) pukul 17.30 WIB, empat dari lima tersangka, secara resmi ditahan di rumah tahanan Banjarsari Cerme atas perintah Kejari Gresik. Ke empat tersangka yang sekarang ditahan itu, adalah Drs Soemarsono MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi (LHPE) Gresik, Zainal Arifin mantan Kasubdin Kelistrikan dan Energi Dinas LHPE, H Buang Idang Guntur kontraktor dan Sihabuddin pemilik CV Daun Jaya. Sementara, satu tersangka lainnya, Sri Kuntjarni, mantan Kabag TU Dinas LHPE yang kini sekretaris Badan Pengawas (Banwas) Gresik, hanya menjalani tahanan kota.
Gresik - Surya-Setelah sempat terkatung-katung cukup lama, akhirnya kasus korupsi reklamasi pantai Pulau Bawean sebesar Rp 1,2 miliar memasuki babak baru. Mulai Selasa (4/3) pukul 17.30 WIB, empat dari lima tersangka, secara resmi ditahan di rumah tahanan Banjarsari Cerme atas perintah Kejari Gresik. Ke empat tersangka yang sekarang ditahan itu, adalah Drs Soemarsono MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi (LHPE) Gresik, Zainal Arifin mantan Kasubdin Kelistrikan dan Energi Dinas LHPE, H Buang Idang Guntur kontraktor dan Sihabuddin pemilik CV Daun Jaya. Sementara, satu tersangka lainnya, Sri Kuntjarni, mantan Kabag TU Dinas LHPE yang kini sekretaris Badan Pengawas (Banwas) Gresik, hanya menjalani tahanan kota.
"Keputusan menahan tersangka sudah benar dan objektif. Sebab, mereka melanggar pasal 2 dan 3 UU Nomor 31 tahun 1999 yang diubah menjadi UU Nomor 20 tahun 2001, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan minimal penjara lima tahun," kata Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Gresik, Rustiningsih SH, yang juga ketua tim jaksa kasus tersebut, Selasa (4/3) petang.
Namun keputusan untuk menahan tersangka, sempat mendatangkan spekulasi. Pertama, tersangka sudah datang di Kejari sejak siang hari dengan dikawal petugas dari Polwiltabes Surabaya. Selain itu, juga muncul rumor adanya tarik ulur antara tim jaksa yang menangani kasus ini, dengan Kejari Gresik Pathor Rahman.
Tim jaksa, yang didukung Kejati Jawa Timur merekomendasikan menahan tersangka. Namun hal itu belum juga diputuskan oleh Kejari Pathor Rahman. "Kami sepakat metahan, namun bapak (Kajari Pathorahman, red) mendapat tekanan agar tersangka tidak ditahan. Sekarang kami serahkan ke bapak," aku seorang anggota tim jaksa yang enggan disebut namanya.
Namun rumor itu dibantah Rustingsih. Menurut mantan Kasubsi Penyidikan Tipikor Kejati Jawa Timur, lambannya keputusan penahanan itu karena persoalan administratif, bukan karena adanya tekanan. "Kami tahu ada penyerahan tahap kedua ini dilakukan hari ini dari wartawan. (kemarin, red). Jadi bukan karena tarik ulur, namun karena pemberkasan yang lama," bantah Rustingsih.
Namun, tepat pukul 17.30 WIB, muncul keputusan bahwa tersangka harus ditahan. Akhirnya, satu persatu tersangka digiring masuk mobil tahanan kejaksaan W 9998 EA. Soemarsono yang pertama kali masuk, disusul Sihabuddin, H Buang Idang Guntur dan terakhir Zainal Arifin. Sementara, Siti Kuntjarni bergegas pulang diantar seorang sopir naik mobil dinas plat merah nopol W 314 AP.
Para tersangka sebenarnya sudah datang di kejari pukul 12.50 WIB, naik tiga mobil yang berbeda. H Buang Idang Guntur naik Kijang W 1858 NK bersama AKP Ketut Madia dan dua penyidik Polwiltabes Aiptu Bejo dan Aiptu M hasyim. Sihabudin naik mobil Phanter Nopol L 2026 PV bersama sopirnya. Sedangkan Sumarsono, Zainal Arifin bersama Siti Kuntjarni menaiki mobil dinas plat merah Nopol W 314 AP.
Dari lima tersangka, tiga diantaranya didampingi kuasa hukumnya. Soemarsono didampingi Sudarmadi SH, Sihabuddin didampingi Nova P SH dari kantor hukum Wiyono Subagiyo Surabaya dan H Idang Buang Guntur didampingi Syaifuddin, SH.
Selama menunggu keputusan penahanan di Kejari, tersangka terlihat gugup terutama Zainal Arifin. Tersangka yang kini menjadi Kasubdin Perencanaan di Dinas Koperasi dan UKM tersebut, hanya sekali keluar ruangan Kasi Pidsus untuk sholat di mushola di bekalang kantor kejaksaan. Ia juga berusaha menghindari wartawan, dengan cara masuk melalui pintu belakang.
Sementara, Soemarsono sempat ngobrol dengan wartawan. H Buang Idang Guntur bahkan beberapa kali keluar masuk ruangan Kasi Pidsus. Sedangkan Sihabuddin dan Sri Kuntjarni, sejak kedatangannya dan masuk di ruangan Kasi Pidsus, sama sekali tidak tampak keluar ruangan. Sudarmadi, SH kuasa hukum Soemarsono menyayangkan tim jaksa yang menahan kliennya. "Kami baru tahu keputusan pukul 17.00 WIB, kami menyayangkan keputusan itu," kata Sudarmadi, SH. st3
==========================================================================
Kapal Reguler Kembali Berlayar
Kapal Reguler Kembali Berlayar
Sembako di Bawean Belum Pulih
Wednesday, 27 February 2008
GRESIK - SURYA-Meski harga sejumlah sembako masih belum normal sepenuhnya, namun kapal reguler yang melayani angkutan barang dan manusia mulai Selasa (26/2) kemarin sudah berani berlayar lagi. Salah satu kapal yangberani berangkat adalah KM Harapanku Mekar, yang berangkat dari Pelabuhan Gresik, Selasa (26/2) pukul 09.00 WIB.
Menurut H Mizan, Ketua Asosiasi Pedagang Bawean (APB), harga sejumlah kebutuhan pokok di Bawean memangsepenuhnya normal. Seperti harga cabe, bawang merah dan beberapa jenis buah-buahan yang banyak dipasok dari Pulau Jawa umumnya masih cukup mahal. Harga cabe sekilo masih di kisaran Rp 15.000-Rp 30.000, padahal harga normalnya Rp 11.000/Kg.
Sebaliknya, harga BBM jenis bensin yang pernah di atas Rp 10.000 liter, kini turun menjadi Rp 6.000 liter. Harga itu merata di hampir penjual eceran, yang tersebar di Kecamatan Tambak dan Sangkapura.
Diduga, masih tingginya harga sembako tersebut karena pedagang yang berlayar dengan kapal perang KRI Teluk Sampit lupa membawa sejumlah sembako tersebut ke dalam kapal. Meski begitu, pihaknya berharap harga tersebutberangsur-angsur normal seiring cuaca yang cenderung membaik paska lumpuhnya jalur pelayaran akibat ombak tinggi."; Beberapa jenis buah-buahan juga masih belum tersedia saat ini, "; katanya saat dihubungi Surya melalui ponselnya, Selasa (26/2).
Menurut dia, dampak positif akibat kelangkaan sembako, terutama jenis beras, sekarang beras lokal membanjiri pasarandi Pulau Bawean. Selama ini, sejumlah petani kerap menyimpan hasil pertaniannya dalam waktu lama sejak panen padi. "Namun karena kemarin beras sempat langka, maka beras lokal Bawean banyak beredar di pasaran," katanya.
Sementara, setelah sempat tertunda beberapa kali, akhirnya KM Harapanku Mekar, salah satu kapal reguler yangmelayani penumpang Gresik-Bawean bisa berangkat, meski hanya mengangkut 38 penumpang.
Maklum, ratusan calon penumpang Bawean yang sempat telantar di Gresik, Sabtu (23/2) lalu semuanya sudah terangkut KRI Teluk Sampit. "Kami tetap berangkat, meski jumlah penumpang tidak bisa menutup biayaoperasional kapal, " kata Isnot, salah satu pengelola KM Harapanku Mekar.
Menurut dia, biaya operasional kapal bisa kembali jika kapal berangkat memuat sebanyak 150 penumpang. ". Sebenarnya tidak hanya penumpang yang dirugikan, kami pengelola kapal juga banyak menanggung kerugian akibatcuaca buruk, " jelas Isnot.
Suratno, Kepala Seksi Penjagaan dan Keselamatan (Gamat) Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik, mengatakan,pihaknya mengijinkan KM Harapanku Mekar berangkat karena berdasarkan perkiraan BMG Tanjung Perak, cuaca diperairan Gresik-Bawean kembali normal. "Hari ini (kemarin, Red) ketinggian ombak hanya 0, 3-0, 5 meter," tegas Suratno, Selasa (26/2).
Jika cuaca terus membaik, tidak ada alasan untuk menunda kapal yang hendak berangkat melayari jalur Gresik-Bawean.Kata Suratno, direncanakan, kapal reguler lainnya, KM Express Bahari 8B, juga akan berangkat ke Pulau Bawean, Rabu(27/2) hari ini, pukul 09.00 WIB. st3
==========================================================================
Warga "Terjebak " Di Pulau Bawean
Diangkut Kapal Perang
Monday, 25 February 2008
Surabaya- Kapal perang TNI AL, KRI Teluk Sampit-515 beberapa waktu lalu diperbantukan untuk mengangkut sekitar600 orang ke Bawean, Kabupaten Gresik, kini kembali membawa sekitar 800 warga yang "terjebak" di pulau itu karenacuaca buruk dan gelombang tinggi.
"KRI Teluk Sampit membawa orang serta sejumlah barang bawaan mereka dan diperkirakan Senin (25/2) ini sudah tibadi Pelabuhan Gresik," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful kepada antara di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan, ratusan penumpang yang "terjebak" di Pulau Bawean karena tidak ada kapal yang berani berlayaritu adalah orang yang berkunjung ke pulau tersebut kemudian tidak bisa pulang. Selain itu terdapat juga sejumlahmahasiswa yang pulang kampung tidak bisa kembali ke kampusnya.
Informasi lain menyebutkan bahwa di antara para penumpang itu terdapat seorang wanita hamil yang proseskelahirannya tidak bisa normal sehingga harus melahirkan dengan operasi caesar di Gresik atau Surabaya.
"Sebetulnya permintaan dari Pemkab Gresik KRI Teluk Sampit hanya membawa penumpang dari Gresik ke Bawean,namun ternyata banyak juga orang dari Pulau Bawean yang ingin ke Pulau Jawa. Akhirnya kami bawa karena mereka terjebak sekitar dua minggu di pulau tersebut," kata Kadispen.
KRI Teluk Sampit berangkat dari pangkalannya di Koarmatim, Surabaya, Sabtu (23/2) menuju Pelabuhan Gresik danselanjutnya berangkat menuju Bawean. Permintaan bantuan kapal perang itu disampaikan Wakil Bupati Gresik saatdatang ke Koarmatim, Jumat (22/2) yang ditemui Kasarmatim, Laksma TNI Suparno.
Kapal dari satuan kapal amfibi Koarmatim yang dikomandani Mayor Laut (P) Edi Eka Susanto itu merupakan kapalbesar jenis LST ("Landing Ship Tank") yang mampu mengangkut 600 orang serta 500 ton barang. Kapal itu biasanyadigunakan untuk angkutan pasukan maupun peralatan tempur Marinir, seperti tank amfibi./ant
==========================================================================
KRI Teluk Sampit Angkut 635 Warga Bawean
Sunday, 24 February 2008
GRESIK-SURYA-
Sunday, 24 February 2008
GRESIK-SURYA-
Para penumpang kapal tujuan Pulau Bawean bisa bernapas lega. KRI Teluk Sampit bantuan Koarmatim akhirnya berangkat dari Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean, Sabtu (23/2) pukul 17. 49 WIB. Diperkirakan setelah menempuh perjalanan antara 13-14 jam, kapal buatan Korea Selatan tahun 1981 itu akan tiba di Dermaga Sangkapura, Pulau Bawean, Minggu (2/2) hari ini, pukul 07. 00 WIB.
Semula kapal yang disediakan untuk mengangkut 635 penumpang Bawean yang telantar hampir dua pekan itu, direncanakan berangkat sekitar pukul 14.00 WIB. Namun karena berbagai pertimbangan, salah satunya untuk kenyamanan penumpang, kapal bernomor lambung 515 dan berbobot mati 3778 gross ton (GT) itu, berangkat sore.
Kapal yang kerap dipakai mengangkut tank itu, tiba di Pelabuhan Gresik, sekitar pukul 12.20 WIB. Beberapa menit, kapal sempat bermanuaver di sekitar Dermaga Nusantara, karena kesulitan merapat. Pasalnya, panjang kapal yang mencapai 100 meter itu kesulitan mencari posisi yang aman.
Saat kapal merapat, ratusan calon penumpang telah berkerumun di sekitar dermaga tersebut. Mereka adalah calon penumpang KM Harapanku Mekar yang gagal berangkat hingga dua kali. “Selain penumpang KM Harapanku Mekar, mereka juga penumpang KM Express Bahari 8D, yang telanjur membeli tiket, “kata seorang petugas Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik.
Karena gratis, kesempatan langka itu tak disiakan-siakan warga Bawean. Beberapa penumpang mengaku memborong sejumlah bahan makanan. Begitu tahu informasi ada kapal perang bakal berangkat ke Bawean, sejak pagi mereka belanja ke Pasar Gresik.
Komandan KRI Teluk Sampit, Mayor Laut (P) Edi Eka Susanto mengatakan, pihaknya akan mencari rute pelayaran yang aman karena membawa ratusan warga sipil. “Kapal akan berusaha menghindari ombak lambung. Biar penumpang bisa tidur nyenyak, “ kata Mayor Laut (P) Edi Eka Susanto, sesaat sebelum kapal berangkat.
Dia berharap, kapal akan tiba di Pulau Bawean tanpa kendala berarti. Meski mengangkut 635 penumpang, kapal yang diawaki 115 Anak Buah Kapal (ABK) termasuk komandan kapal, tetap aman berlayar. Sebab kapasitas maksimal kapal bisa mengangkut hingga beban 725 ton. st3
==========================================================================
GRESIK-BAWEAN LUMPUH
Puluhan WNA Tak Bisa Pulang
Wednesday, 20 February 2008
GRESIK - Puluhan warna negara asing (WNA) tertahan di pulau Bawean. mereka tidak bisa kembali ke negaranyakarena lumpuhnya jalur pelayaran Gresik-Pulau Bawean akibat cuaca buruk.Para WNA itu cemas. Sebab rata-rata visa yang mereka kantongi bakal habis masa berlakunya tanggal 23 Januarimendatang. Sementara hingga kini mereka masih berada di pulau tersebut karena tidak ada kapal yang berangkat ke Gresik.
Kebanyakan, para WNA ini berada di Bawean untuk bertemu sanak saudaranya. Delapan orang di antara merekaberkewarganegaraan Australia, Singapura empat orang dan 25 orang Malaysia. Mereka rata-rata berusia 20 - 35 tahun.“ Jika sampai batas waktu visa kunjungan keluarga mereka habis, maka mereka juga terancam kena deportasi,“ kata H Subkhi, salah satu tokoh Bawean yang menerima pengaduan itu, Selasa (19/2).
Melalui H Subkhi, para WNA itu berharap pihak aparat terkait, termasuk Imigrasi memahami kondisi mereka danmemberikan dispensasi untuk mengurus perpanjangan visa. Alifah Rahman, 20, salah satu WNA asal Australia mengakui dirinya memang berkunjung ke Pulau Bawean untuk bertemu sejumlah sanak saudaranya. “ Sekalianjuga berlibur, “ katanya saat dihubungi Surya, Selasa (19/2) petang.
Alifah mengaku lahir di Australia dan kini tengah menjadi mahasiswa Western Australia University.
Sementara itu, sejumlah calon penumpang tujuan Pulau Bawean juga masih cemas. Meski sudah ada kapal yangberangkat ke Pulau Bawean, Rabu (20/2) hari ini, namun ada kemungkinan jadwal keberangkatan tertunda akibat cuacayang belum membaik.
Kepala Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik, Asmari mengatakan, pihaknya mengeluarkan jadwal pelayaranberdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). “ Jika hasil prakiraancuaca ombak masih di atas dua meter, kami mengimbau kapal menunda jadwalnya, “ kata Asmari. st3
=========================================================================
Dua Nelayan Hilang di Laut
Tuesday, 12 February 2008
GRESIK - Dua nelayan asal Dusun Sungai Topo Desa Sungai Teluk Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean masing-masing Amir, 35, dan Rahmat, 39, hingga Senin (11/2) belum kembali ke rumah. Diduga, perahu mereka tenggelam akibat gelombang tinggi di kawasan perairan Pulau Bawean. Informasi yang dikumpulkan Surya, kedua nelayan itu berangkat mencari ikan sejak Sabtu (9/2) lalu. Berbekal alat tangkap jaring, keduanya melaut hingga 20 mil lepas pantai Pulau Bawean. Usai mendapat hasil tangkapan, nelayan itu lantas bergegas kembali pulang ke desanya.
Kendati begitu, entah mengapa, hasil tangkapan mereka tidak serta merta dibawa pulang. Namun diletakkan dalam keramba jaring di sebuah lokasi yang kerap mereka lalui saat berlayar. Dua nelayan itu lantas kembali melaut untuk mengambil hasil tangkapan yang mereka simpan tersebut, pada Minggu (10/2). “Senin tadi pagi, kami menerima laporan warga yang menyatakan dua nelayan itu belum kembali pulang,“ kata Kapolsek Sangkapura AKP Agus Adji, dihubungi Surya melalui ponselnya, Senin (11/2) malam.
Dugaan sementara, dua nelayan itu hilang akibat hantaman ombak setinggi 2-5 meter di kawasan perairan tersebut. Sebab pada Senin (11/2) sejak pukul 08.00 WIB, kawasan daratan Pulau Bawean juga diguyur hujan deras disertai angin kencang. “ Dugaan kuat dua nelayan itu sudah meninggal karena tingginya gelombang dan cuaca yang masih buruk. Namun hingga petang ini, kami masih menunggu laporan dari anggota yang terus siaga di lapangan, “ tegas Agus.
Sementara itu, Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik meminta agar kapal yang melayani rute Gresik-Pulau Bawean berhenti berlayar untuk sementara. Sebab berdasarkan ramalan cuaca yang dikeluarkan BMG Tanjung Perak, cuaca buruk terjadi dan kondisi gelombang di kawasan perairan Bawean bisa mencapai setinggi 5 meter. st3
==========================================================================
Kendati begitu, entah mengapa, hasil tangkapan mereka tidak serta merta dibawa pulang. Namun diletakkan dalam keramba jaring di sebuah lokasi yang kerap mereka lalui saat berlayar. Dua nelayan itu lantas kembali melaut untuk mengambil hasil tangkapan yang mereka simpan tersebut, pada Minggu (10/2). “Senin tadi pagi, kami menerima laporan warga yang menyatakan dua nelayan itu belum kembali pulang,“ kata Kapolsek Sangkapura AKP Agus Adji, dihubungi Surya melalui ponselnya, Senin (11/2) malam.
Dugaan sementara, dua nelayan itu hilang akibat hantaman ombak setinggi 2-5 meter di kawasan perairan tersebut. Sebab pada Senin (11/2) sejak pukul 08.00 WIB, kawasan daratan Pulau Bawean juga diguyur hujan deras disertai angin kencang. “ Dugaan kuat dua nelayan itu sudah meninggal karena tingginya gelombang dan cuaca yang masih buruk. Namun hingga petang ini, kami masih menunggu laporan dari anggota yang terus siaga di lapangan, “ tegas Agus.
Sementara itu, Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik meminta agar kapal yang melayani rute Gresik-Pulau Bawean berhenti berlayar untuk sementara. Sebab berdasarkan ramalan cuaca yang dikeluarkan BMG Tanjung Perak, cuaca buruk terjadi dan kondisi gelombang di kawasan perairan Bawean bisa mencapai setinggi 5 meter. st3
==========================================================================
DIHANTAM OMBAK PERAIRAN BAWEAN,
Kapal Motor Sumber Mutiara Karam
Kapal Motor Sumber Mutiara Karam
Tuesday, 05 February 2008
GRESIK-SURYA, Kapal Layar Motor (KLM) Sumber Mutiara tenggelam di perairan pulau Bawean, Minggu (3/2) malam. Diduga kuat kapal yang memuat 400 ton kayu olahan itu tenggelam usai dihantam ombak setinggi 2-3 meter. Satu nakhoda dan enam anak buah kapal (ABK) kapal yang selamat masih dimintai keterangan di kantor Pelabuhan Bawean hingga Senin (4/2) sore. Informasi yang dihimpun Surya menyebutkan, kapal kayu dengan berat 143 gross ton itu berlayar dari Pelabuhan Banjarmasin Kalimantan Selatan. Rencananya, kapal itu bakal menuju Pelabuhan Gresik.
Namun malang, saat kapal tengah berlayar di perairan pulau Bawean, tepatnya 20 mil arah utara pulau tersebut, tiba-tiba cuaca buruk datang, sekitar pukul 20.00 WIB. Bahkan ombak setinggi antara 2 -3 meter pun menerjang. Entah bagaimana awal mulanya, kapal pun dihantam ombak tersebut. Kapal lalu oleng dan perlahan tenggelam ke dasar lautan.
Santoso, Kepala Pelabuhan Bawean membenarkan laporan kejadian kapal tenggelam tersebut. Dijelaskan, lokasi kapal yang karam tersebut diketahui berada pada 133 derajat, 8 menit, 0,5 detik di Lintang Selatan dan 535 derajat 0, 4 menit, 0, 2 detik Bujur Timur dan berada di arah Utara 20 mil dari Pulau Bawean.
Kata dia, lokasi tersebut selama ini memang dikenal sebagai daerah rawan pelayaran karena kerap terjadi pusaran air. Kondisi yang sama, juga terjadi di semua arah 20 mil dari Pulau Bawean. “ Penyebabnya, karena di lokasi itu tempat pertemuan antara Angin Darat masuk dengan Angin Laut keluar, “ papar Santoso dikonfirmasi Surya, Senin (4/2) siang.
Hasil sementara keterangan yang diperoleh dari nakhoda dan ABK-nya, kapal tersebut diduga bocor usai dihantam ombak saat cuaca buruk terjadi. Dihubungi terpisah, Kapolsek Sangkapura AKP Agus Adji mengatakan pihaknya juga telah menerima laporan kejadian tersebut. Nakhoda kapal itu, HM Ghozali, 57, dan enam ABKnya, masing-masing Rusdiansyah, 34, Haryo, 25, Hernadi, 34, Jaman, 26, Idrus, 42, dan Rama 21. Semua warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu kini masih dimintai keterangan di kantor Pelabuhan Bawean.
Hasil keterangan sementara, para awak kapal tersebut selamat setelah mendapat pertolongan dari nelayan setempat, yang kebetulan tengah menangkap ikan. Mereka lalu dibawa ke kantor Pelabuhan Bawean yang berada di Dermaga Sangkapura, Senin (4/2) pukul 07.00 WIB. Rencananya, nakhoda dan ABK kapal itu bakal dibawa menuju Pelabuhan Gresik, Rabu (6/2) mendatang untuk pulang ke masing-masing rumahnya. st3
==========================================================================
Namun malang, saat kapal tengah berlayar di perairan pulau Bawean, tepatnya 20 mil arah utara pulau tersebut, tiba-tiba cuaca buruk datang, sekitar pukul 20.00 WIB. Bahkan ombak setinggi antara 2 -3 meter pun menerjang. Entah bagaimana awal mulanya, kapal pun dihantam ombak tersebut. Kapal lalu oleng dan perlahan tenggelam ke dasar lautan.
Santoso, Kepala Pelabuhan Bawean membenarkan laporan kejadian kapal tenggelam tersebut. Dijelaskan, lokasi kapal yang karam tersebut diketahui berada pada 133 derajat, 8 menit, 0,5 detik di Lintang Selatan dan 535 derajat 0, 4 menit, 0, 2 detik Bujur Timur dan berada di arah Utara 20 mil dari Pulau Bawean.
Kata dia, lokasi tersebut selama ini memang dikenal sebagai daerah rawan pelayaran karena kerap terjadi pusaran air. Kondisi yang sama, juga terjadi di semua arah 20 mil dari Pulau Bawean. “ Penyebabnya, karena di lokasi itu tempat pertemuan antara Angin Darat masuk dengan Angin Laut keluar, “ papar Santoso dikonfirmasi Surya, Senin (4/2) siang.
Hasil sementara keterangan yang diperoleh dari nakhoda dan ABK-nya, kapal tersebut diduga bocor usai dihantam ombak saat cuaca buruk terjadi. Dihubungi terpisah, Kapolsek Sangkapura AKP Agus Adji mengatakan pihaknya juga telah menerima laporan kejadian tersebut. Nakhoda kapal itu, HM Ghozali, 57, dan enam ABKnya, masing-masing Rusdiansyah, 34, Haryo, 25, Hernadi, 34, Jaman, 26, Idrus, 42, dan Rama 21. Semua warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu kini masih dimintai keterangan di kantor Pelabuhan Bawean.
Hasil keterangan sementara, para awak kapal tersebut selamat setelah mendapat pertolongan dari nelayan setempat, yang kebetulan tengah menangkap ikan. Mereka lalu dibawa ke kantor Pelabuhan Bawean yang berada di Dermaga Sangkapura, Senin (4/2) pukul 07.00 WIB. Rencananya, nakhoda dan ABK kapal itu bakal dibawa menuju Pelabuhan Gresik, Rabu (6/2) mendatang untuk pulang ke masing-masing rumahnya. st3
==========================================================================
Solar Naik, Listrik Byar Pet
Tuesday, 29 January 2008
GRESIK-SURYA, Sejumlah mahasiswa asal Pulau Bawean mendatangi kantor PLN Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Gresik, di Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Senin (28/1). Mereka mendesak agar PLN melakukan upaya perbaikan karena listrik di pulau tersebut hanya menyala 17 jam. Bahkan aliran listrik juga kerap padam tanpa alasan jelas.
Di kantor PLN APJ Gresik, lima wakil mahasiswa dipimpin Abdul Basid, korlap aksi, ditemui manajer APJ Gresik, Rusbandi dan sejumlah stafnya.
Kepada Rusbandi, para mahasiswa ini menyampaikan kondisi pelayanan PLN di Pulau Bawean. Mulai soal listrik yang kerap padam hingga aliran listrik yang tidak bisa menyentuh semua wilayah di Pulau Bawean.
Mahasiswa juga menyebut soal pencurian listrik di Bawean yang melibatkan banyak pihak, mulai dari kepala desa, tokoh masyarakat dan oknum pegawai PLN. “ Karena itu kami meminta agar PLN Gresik membenahi manajemennya. Bila perlu menurunkan tim investigasi , “ ujar Reza.
Mendengar hal tersebut, Rusbandi mengatakan, pemadaman berkala dilakukan karena sejak September 2005 biaya BBM solar naik tajam. Karena itu langkah pemadaman berkala dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian PLN di Pulaun Bawean akibat membengkaknya biaya pembelian BBM.
Soal adanya dugaan pencurian listrik, Rusbandi meminta agar para mahasiswa menyerahkan data temuannya tersebut. “Kalau memang ada pegawai yang terlibat, tentunya ada tindakan tegas,“ kata Rusbandi.
Kendati demikian, Rusbandi menyatakan aliran listrik akan normal kembali sehingga tidak ada pemadaman berkala mulai Maret 2008 mendatang. Karena saat itu tiga unit genset sudah tiba untuk mengganti mesin genset yang saat ini tengah rusak. “Namun menyalanya tetap 17 jam, “ kata Rusbandi.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi ini juga melakukan orasi di depan gedung DPRD Gresik, di JL KH Wachid Hasyim. Mereka mendesak para wakil rakyat ikut memikirkan kondisi listrik di Pulau Bawean yang sering padam. Namun mereka tidak mendapatkan tanggapan serius. st3
Di kantor PLN APJ Gresik, lima wakil mahasiswa dipimpin Abdul Basid, korlap aksi, ditemui manajer APJ Gresik, Rusbandi dan sejumlah stafnya.
Kepada Rusbandi, para mahasiswa ini menyampaikan kondisi pelayanan PLN di Pulau Bawean. Mulai soal listrik yang kerap padam hingga aliran listrik yang tidak bisa menyentuh semua wilayah di Pulau Bawean.
Mahasiswa juga menyebut soal pencurian listrik di Bawean yang melibatkan banyak pihak, mulai dari kepala desa, tokoh masyarakat dan oknum pegawai PLN. “ Karena itu kami meminta agar PLN Gresik membenahi manajemennya. Bila perlu menurunkan tim investigasi , “ ujar Reza.
Mendengar hal tersebut, Rusbandi mengatakan, pemadaman berkala dilakukan karena sejak September 2005 biaya BBM solar naik tajam. Karena itu langkah pemadaman berkala dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian PLN di Pulaun Bawean akibat membengkaknya biaya pembelian BBM.
Soal adanya dugaan pencurian listrik, Rusbandi meminta agar para mahasiswa menyerahkan data temuannya tersebut. “Kalau memang ada pegawai yang terlibat, tentunya ada tindakan tegas,“ kata Rusbandi.
Kendati demikian, Rusbandi menyatakan aliran listrik akan normal kembali sehingga tidak ada pemadaman berkala mulai Maret 2008 mendatang. Karena saat itu tiga unit genset sudah tiba untuk mengganti mesin genset yang saat ini tengah rusak. “Namun menyalanya tetap 17 jam, “ kata Rusbandi.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi ini juga melakukan orasi di depan gedung DPRD Gresik, di JL KH Wachid Hasyim. Mereka mendesak para wakil rakyat ikut memikirkan kondisi listrik di Pulau Bawean yang sering padam. Namun mereka tidak mendapatkan tanggapan serius. st3
No comments:
Post a Comment