Monday, 18 February 2008

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI PULAU BAWEAN

19 Februari 2008
Oleh : Mr. Gerbang Bawean
Menurut Direktur Bawean Institute (BI) Syaifuddin Rouf
Untuk menilai kualitas pendidikan di Pulau Bawean, alat ukurnya harus dilihat dari out put pendidikannya. Dengan melihat rasio jumlah siswa di masing-masing tingkatan dan rasio jumlah prestasinya ditingkat Kabupaten/Propinsi/Nasional. Misalnya rasio jumlah lulusan yang diterima di PTN.
Mengurai problem pendidikan di Bawean cukup banyak, dan kami akan membahas dari problem yang sangat krusial.
Ujian Nasional di Pulau Bawean diwarnai hal yang mencoreng dunia pendidikan. Diantaranya Guru tampil sebagai orang yang memberikan kunci jawaban kepada siswanya. Dengan demikian siswa yang mengikuti ujian diharapkan lulus 100%.
Sementara pengawas yang ada, sebelumnya sudah ada kerjasama yang baik dengan pihak guru bersangkutan. Cukup Ironis sekali, jika hasilnya dengan nilai baik dan memuaskan. Tapi yang mengerjakan soal ujiannya adalah gurunya sendiri. Setiap pelaksanaan UNAS, guru pasti menginginkan siswanya lulus 100 %. Tapi bila cara yang digunakan seperti hal tersebut, sangat tidak layak dilakukan.
Dimana letak kemurnian UNAS, bila yang memberikan jawaban adalah gurunya sendiri. Ini suatu masalah yang harus segera dibersihkan oleh pihak-pihak terkait, khususnya Dinas P &K.
Bahkan menurut pengakuan salah satu kepala sekolah di Bawean, kalau sekedar untuk lulus PMDK dan diterima disalah satu sekolah favorit itu hal yang paling mudah dilakukan. Dengan memanipulasi raport yang ada, sudah bisa diterima. Ini pengakuan yang cukup delimatis bagi pendidikan di Pulau Bawean.
Bila Syarifuddin menyatakan bahwa untuk menilai kualitas pendidikan di Pulau Bawean dengan melihat rasio yang lulusan yang diterima di PTN, itu sangat tepat dan betul. Tapi bila yang digunakan PMDK yang mengandalkan raport yang dimanipulasi, itu namanya sama dengan bohong.
Jadi untuk peningkatan kualitas siswa atau pelajar di Bawean, harus berangkat dari pengajar atau guru yang bersangktuan. Tanpa diimbangi dengan kualitas Guru yang bermutu, maka pendidikan di Bawean akan selamanya terbelakangkan.

No comments:

Post a Comment