
Kejaksaan Serahkan
Berkas Korupsi Bawean
Selasa, 18 Maret 2008 19:34 WIB
GRESIK, SELASA - Kejaksaan Negeri Gresik Selasa (18/3) sekitar pukul 12.30 WIB menyerahkan berkas perkara dan barang bukti (BB) lima tersangka kasus dugaan korupsi reklamasi Pulau Bawean senilai Rp 1,2 miliar, ke Pengadilan Negeri Gresik. Penyerahan dilakukan Tim Kejaksaan Negeri Gresik dipimpin Kepala Seksi Pidana Khusus Rustiningsih diterima panitera muda pidana Judi Rusianto.
Lima berkas beserta barang bukti dan nomor urut perkara dibuat terpisah. Tersangka pertama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi (LHPE) Gresik Soemarsono dengan registrasi perkara nomor 165/pid.B/2008/PN.GS, tersangka kedua mantan kepala S ubdinas Pertambangan Umum dan Kelistirikan Dinas LHPE Zaenal Arifin Kasubdin registrasi perkara nomor 166/pid.B/2008/PN.GS dan tersangka ketiga Kepala Bagian Tata Usaha dan Bendahara Dinas LHPE Siti Kuntjarini Suharijani registrasi perkara nomor 167/Pid.B /2008/PN.GS. Barang bukti untuk ketiga tersangka tersebut sebanyak 69 item.
Adapun dua tersangka lain Direktur Utama CV Kebangkitan Bangsa Buang Idang Guntur didaftarkan dengan nomor registrasi perkara 168/Pid.B/2008/PN.GS serta Direktur CV Daun Jaya Syihabudin dengan registrasi perkara nomor 169/Pid.B/2008/PN.GS. Barang bukti y ang dilampirkan 66 item.
Ketua Pengadilan Negeri (PN) Gresik Sudiwardono menyatakan lima berkas perkara kasus reklamasi Bawean sudah diterima. Tetapi dia menyayangkan waktunya sangat mepet sementara penahanan tersangka akan habis pada Minggu (23/3/) mendatang. Idealnya sesuai surat dari Mahkamah Agung berkas perkara sudah diserahkan minimal seminggu sebelum masa tahanan habis. Hal itu untuk memberi waktu pada pengadilan menunjuk majelis hakim dan mempelajari berkas perkara.
Sudi menegaskan tidak akan internvensi terkait permintaan pengalihan status tahanan lima tersangka sebelum ditentukan siapa Ketua Majelis Hakimnya. "Setelah ditentukan majelis hakimnya selanjutnya tergantung nanti. Kewenangan sepenuhnya ada di Majelis," tuturnya.
Adi Sucipto
GRESIK, SELASA - Kejaksaan Negeri Gresik Selasa (18/3) sekitar pukul 12.30 WIB menyerahkan berkas perkara dan barang bukti (BB) lima tersangka kasus dugaan korupsi reklamasi Pulau Bawean senilai Rp 1,2 miliar, ke Pengadilan Negeri Gresik. Penyerahan dilakukan Tim Kejaksaan Negeri Gresik dipimpin Kepala Seksi Pidana Khusus Rustiningsih diterima panitera muda pidana Judi Rusianto.
Lima berkas beserta barang bukti dan nomor urut perkara dibuat terpisah. Tersangka pertama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi (LHPE) Gresik Soemarsono dengan registrasi perkara nomor 165/pid.B/2008/PN.GS, tersangka kedua mantan kepala S ubdinas Pertambangan Umum dan Kelistirikan Dinas LHPE Zaenal Arifin Kasubdin registrasi perkara nomor 166/pid.B/2008/PN.GS dan tersangka ketiga Kepala Bagian Tata Usaha dan Bendahara Dinas LHPE Siti Kuntjarini Suharijani registrasi perkara nomor 167/Pid.B /2008/PN.GS. Barang bukti untuk ketiga tersangka tersebut sebanyak 69 item.
Adapun dua tersangka lain Direktur Utama CV Kebangkitan Bangsa Buang Idang Guntur didaftarkan dengan nomor registrasi perkara 168/Pid.B/2008/PN.GS serta Direktur CV Daun Jaya Syihabudin dengan registrasi perkara nomor 169/Pid.B/2008/PN.GS. Barang bukti y ang dilampirkan 66 item.
Ketua Pengadilan Negeri (PN) Gresik Sudiwardono menyatakan lima berkas perkara kasus reklamasi Bawean sudah diterima. Tetapi dia menyayangkan waktunya sangat mepet sementara penahanan tersangka akan habis pada Minggu (23/3/) mendatang. Idealnya sesuai surat dari Mahkamah Agung berkas perkara sudah diserahkan minimal seminggu sebelum masa tahanan habis. Hal itu untuk memberi waktu pada pengadilan menunjuk majelis hakim dan mempelajari berkas perkara.
Sudi menegaskan tidak akan internvensi terkait permintaan pengalihan status tahanan lima tersangka sebelum ditentukan siapa Ketua Majelis Hakimnya. "Setelah ditentukan majelis hakimnya selanjutnya tergantung nanti. Kewenangan sepenuhnya ada di Majelis," tuturnya.
Adi Sucipto
==========================================================================
Bawean Longsor,
71 Rumah Rata dengan Tanah
Minggu, 9 Maret 2008 16:17 WIB
GRESIK, MINGGU- Sebanyak 71 rumah di Pulau Bawean rata dengan tanah dan 18 rumah lainnya retak-retak akibat longsor yang terjadi sejak Kamis (6/3) lalu. Selain itu, 35 ekor sapi dilaporkan hilang tertimbun reruntuhan, dua masjid dan empat mushola rusak. Keretakan rumah yang terbelah tetapi tidak ambruk mencapai satu meter lebih.
Warga Bawean M Aminullah di Gresik, menyatakan, hingga Minggu (9/3), siang jalur Tambak-Sangkapura, tepatnya di Desa Grejekan-Balikterus terputus akibat ada batu besar berdiameter 1,5 meter teronggok di tengah jalan Desa Balikterus.
Jalan dan jembatan yang menghubungkan Desa Grejekan dan Paroman juga belum bisa dilalui. Warga masih mengungsi di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Dusun Candi, Desa Paromaan, Kecamatan Tambak. Getaran tanah longsoran yang bergerak masih dirasakan hingga Sabtu (8/3) petang.
Sebanyak 28 rumah di Dusun Candi Desa Paromaan, Kecamatan Tambak, dan 43 rumah di Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, rata dengan tanah. Selebihnya, 18 rumah di Desa Grejekan retak-retak hingga selebar satu meter lebih. Dari lokasi tanah longsor hingga rumah y ang hanya reta-retak mencapai 500 meter lebih. Sekolah belum bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar karena digunakan untuk menampung pengungsi, kata Amin.
Meskipun tidak ada korban jiwa, warga masih merasa trauma. Hingga Minggu ini belum ada warga yang melapor kehilangan anggota keluarganyta terkait bencana ini, akan tetapi mereka mulai mencari barang-barang brharga khususnya perhiasan seperti kalung dan gelang di sisa-sisa reruntuhan setelah mendapat izin dari petugas di Posko Penanggulangan Bencana, tuturnya.
Butuh bantuan pangan
Saat ini warga sangat membutuhkan bantuan pangan dan yang mendesak perbaikan sarana prasarana insfrastruktur jalan yang rusak. Penyebab longsor kali ini adalah hujan deras dan gundulnya hutan di wilayah Gunung Kastoba, Bedawang, dan Patar selamat.
Pertengahan Mei 2005 Kompas menyaksikan penebangan pohon menggunakan gergaji mesin marak. Akibat gundulnya hutan, Februari lalu terjadi banjir bandang yang menyebabkan ratusan rumah warga terendam dan akses jalan putus. Kini Bawean diterjang bencana longsor. Korban diungsikan radius 1 kilometer dari permukiman untuk menghidnari longsor susulan.
Kepala Kepolisian Sektor Sangkapura Ajun Komisaris Zamzani mengimbau warga mengungsi ke rumah kerabat dan tempat yang lebih aman. Sejak Kamis lalu banyak warga mengelih pusing, pegal dan gemetar akibat trauma dengan peristiwa tanah longsor uang melanda t empat tinggal mereka. ACI
GRESIK, MINGGU- Sebanyak 71 rumah di Pulau Bawean rata dengan tanah dan 18 rumah lainnya retak-retak akibat longsor yang terjadi sejak Kamis (6/3) lalu. Selain itu, 35 ekor sapi dilaporkan hilang tertimbun reruntuhan, dua masjid dan empat mushola rusak. Keretakan rumah yang terbelah tetapi tidak ambruk mencapai satu meter lebih.
Warga Bawean M Aminullah di Gresik, menyatakan, hingga Minggu (9/3), siang jalur Tambak-Sangkapura, tepatnya di Desa Grejekan-Balikterus terputus akibat ada batu besar berdiameter 1,5 meter teronggok di tengah jalan Desa Balikterus.
Jalan dan jembatan yang menghubungkan Desa Grejekan dan Paroman juga belum bisa dilalui. Warga masih mengungsi di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Dusun Candi, Desa Paromaan, Kecamatan Tambak. Getaran tanah longsoran yang bergerak masih dirasakan hingga Sabtu (8/3) petang.
Sebanyak 28 rumah di Dusun Candi Desa Paromaan, Kecamatan Tambak, dan 43 rumah di Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, rata dengan tanah. Selebihnya, 18 rumah di Desa Grejekan retak-retak hingga selebar satu meter lebih. Dari lokasi tanah longsor hingga rumah y ang hanya reta-retak mencapai 500 meter lebih. Sekolah belum bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar karena digunakan untuk menampung pengungsi, kata Amin.
Meskipun tidak ada korban jiwa, warga masih merasa trauma. Hingga Minggu ini belum ada warga yang melapor kehilangan anggota keluarganyta terkait bencana ini, akan tetapi mereka mulai mencari barang-barang brharga khususnya perhiasan seperti kalung dan gelang di sisa-sisa reruntuhan setelah mendapat izin dari petugas di Posko Penanggulangan Bencana, tuturnya.
Butuh bantuan pangan
Saat ini warga sangat membutuhkan bantuan pangan dan yang mendesak perbaikan sarana prasarana insfrastruktur jalan yang rusak. Penyebab longsor kali ini adalah hujan deras dan gundulnya hutan di wilayah Gunung Kastoba, Bedawang, dan Patar selamat.
Pertengahan Mei 2005 Kompas menyaksikan penebangan pohon menggunakan gergaji mesin marak. Akibat gundulnya hutan, Februari lalu terjadi banjir bandang yang menyebabkan ratusan rumah warga terendam dan akses jalan putus. Kini Bawean diterjang bencana longsor. Korban diungsikan radius 1 kilometer dari permukiman untuk menghidnari longsor susulan.
Kepala Kepolisian Sektor Sangkapura Ajun Komisaris Zamzani mengimbau warga mengungsi ke rumah kerabat dan tempat yang lebih aman. Sejak Kamis lalu banyak warga mengelih pusing, pegal dan gemetar akibat trauma dengan peristiwa tanah longsor uang melanda t empat tinggal mereka. ACI
==========================================================================
Longsor Terjang Bawean
Jumat, 7 Maret 2008
Jumat, 7 Maret 2008
Sementara di Pulau Bawean di Dusun Candi Desa Paromaan Kecamatan Tambak Jumat (7/3) terjadi longsor. Enam rumah tertimbun longsoran 27 rumah rusak parah di kawasan Kecamatan Tambak sedangkan di kawasan Kecamatan Sangkapura 48 rumah terkena longsor.
Salah seorang warga Bawean Ahmad Natsir Abrari mengatakan beruntung tidak ada korban jiwa namun rumah yang tertimbun longsoran dan harta benda yang tertimbun termasuk ternak belum dihitung.
Longsor di Pulau Bawean juga menimpa 1,5 hektar lahan persawahan itu terjadi mulai pukul 03.00 WIB. Sebelumnya terjadi hujan deras disertai angin menimpa Kecamatan Tambak selama tiga jam lebih. Kepala kepolisian Sektor Tambak Ajun Komisaris Mulyono menyeb utkan dua jembatan penghubung antara Desa Peromaan dan Balikterus, sepanjang 200 meter ambruk, masjid dan mushala di Dusun Candi nyaris roboh. Warga bersama anggota Polsek dan Koramil Tambak Jumat pagi bergotong royong mulai memperbaiki jembatan, masjid dan mushola.
Longsor di Pulau Bawean juga menimpa 1,5 hektar lahan persawahan itu terjadi mulai pukul 03.00 WIB. Sebelumnya terjadi hujan deras disertai angin menimpa Kecamatan Tambak selama tiga jam lebih. Kepala kepolisian Sektor Tambak Ajun Komisaris Mulyono menyeb utkan dua jembatan penghubung antara Desa Peromaan dan Balikterus, sepanjang 200 meter ambruk, masjid dan mushala di Dusun Candi nyaris roboh. Warga bersama anggota Polsek dan Koramil Tambak Jumat pagi bergotong royong mulai memperbaiki jembatan, masjid dan mushola.
=========================================================================
Tiga Pejabat dan
Dua Kontraktor Ditahan
Selasa, 4 Maret 2008 20:35 WIB
GRESIK, SELASA - Lima orang tersangka kasus dugaan korupsi reklamasi Pulau Bawean senilai Rp 1,2 miliar, Selasa (4/3), pukul 18.15 resmi ditahan Kejaksaan Negeri Gresik. Empat orang dititipkan ke Lembaga Pemasyarakatan Banjarsari Cerme Kabupaten Gresik sedang satu orang dikenai tahanan kota.
Lima tersangka ditahan setelah penyidik dari Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Ketut Madia menyerahkan berkas perkara tahap kedua berikut satu dus barang bukti beserta kelima tersangka kepada Ketua Tim Jaksa Kasus Reklamasi Bawean yang juga Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaaan Negeri Gresik, Rustiningsih, Selasa, sekitar pukul 12.15.
Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Gresik, Rustiningsih, kepada wartawan mengatakan kelima tersangka itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi (LHPE) Gresik Soemarsono, Kepala Subdinas Pertambangan Umum dan Kelistrikan Dinas LHPE Zaenal Arifin, mantan Kepala Bagian Tata Usaha Dinas LHPE Siti Kuntjarni Suharijani kini menjabat Sekretaris Badan Pengawas Daerah, Direktur CV Kebangkitan Buang Idang Guntur selaku kontraktor, dan Direktur CV Daun Jaya Syihabuddin sub kontraktor. Soemarsono, Zaenal A rifin, Buang Idang Guntur dan Sihabuddin dibawa ke LP Banjarsari Cerme sedang Siti Kuntjarini dikenai tahanan kota karena pertimbangan pimpinan.
Rustiningsih mengatakan keputusan menahan tersangka sudah benar dan objektif. Sebab, mereka melanggar pasal 2 dan 3 UU Nomor 31 tahun 1999 yang diubah menjadi UU Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan minimal penjara lima t ahun.
Keempat tersangka ditahan karena yang bersangkutan sudah memenuhi unsur Pasal 2 dan 3 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999, yang dirubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan ancaman hukuman sedikitnya empat tahun hingga seumur hidup dengan denda paling sedikit Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar. "Kebetulan tersangka sehat semua. Terkait upaya melakukan penangguhan bila ada yang sakit itu kewenangan pimpinan," kata Rustiningsih.
Berdasarkan catatan Kompas kasus korupsi reklamasi bawean ini mencuat sejak tahun 2005 lalu namun lima tersangka baru ditahan 4 Maret 2008. Sebelumnya Kepolisian Resor Gresik menetapkan empat tersangka sejak 18 Februari 2005 yakni Soemarsono, Zaenal Arifin, Syihabuddin dan Buang Idang Guntur. Pada 28 Januari 2005 11 saksi dipanggil penyidik Polres Gresik. Pada 14 Mei 2005 Zaenal Arifin sempat ditahan Polres Gresik.
Pada 2007 kasus tersebut ditangani Polwiltabes Surabaya dari Unit Tindak Pidana Korupsi Satuan reserse dan Kriminal. Setelah beberapa kali berkas dikembalikan pihak kejaksaan ke penyidik kepolisian karena alasan kelengkapan berkas akhirnya pada 4 Maret lima tersangka ditahan.
Saat di Kejaksaaan Negeri Gresik Soemarsono mengenakan kemeja panjang merah muda celana hitam, Zaenal Arifin baju kemaja panjang bermotif garis vertikal kombinasi warna hitam dan coklat muda sedang Siti Kuntjarini mengenakan blus biru muda dengan bawahan hitam. Buang Idang Guntur mengenakan kaos putih bermotif garis hitam sedangkan Syihabudin mengenakan kemeja panjang warna putih. Sekitar pukul 18.00 lima tersangka dimasukkan mobil tahanan Kejari Gresik dan dititipkan di LP Cerme pukul 18.15 kecuali Siti Kuntjarini.
Kuasa Hukum Soemarsono, Darmadi dari kantor pengacara Malang yang merupakan Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia Jawa Timur tidak mempermasalahkan penahananan kliennya. Namun dia kecewa dengan pemberitahuan penahanan baru disampaikan Selasa sekitar pukul 17.00. "Kami akan mengajukan permohonan penangguhan dari tahan rumah tahanan menjadi tahan kota. Status klien kami sebagai pejabat di lingkungan Pemkab Gresik yang tenaganya masih dibutuhkan pemerintah," kata Darmadi.
Penasehat hukum Buang Idang Guntur dari SAF and partner, Saifuddin juga menyatakan kecewa karena sebenarnya kliennya sakit komplikasi ginjal dan darah tinggi. "Kami akan mengajukan penangguhan penahanan karena klien saya sakit dan hari ini semestinya berobat ke Malang. Klien kami sudah dua kali operasi dan itu sudah kami beritahukan kok juga masih tetap ditahan," kata Saifuddin.
==========================================================================
Kapal Perang TNI AL Bawa Dua Wanita Hamil
Senin, 25 Februari 2008 09:24 WIB
Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto
GRESIK, SENIN - Kapal perang TNI AL KRI Teluk Sampit 515-2 Senin (25/2) sekitar pukul 07.30 sudah merapat di pelabuhan Gresik dengan mengangkut 817 penumpang. Selain pelajar dan mahasiswa dari Bawean kapal juga mengangkut wisatawan asing dari Australia yang melakukan studi di Bawean.
Uniknya, kapal ini juga mengangkut dua wanita hamil tua yakni Syamsiyah warga Desa Sangkapura dan Himayah warga Desa Sungai Suncing Kecamatan Sangkapura. Menurut Komandan KRI Teluk Sampit 515-2 Mayor Pelaut Edi Eka Susanto perjalanan tidak ada kendala. Setelah itu kapal akan kembali dibawa ke pangkalan di Surabaya.
"Syukurlah semua lancar, setelah latihan di Probolinggo, lalu menjalankan misi kemanusiaan mengangkut warga Karimun Jawa dan Bawean kami istirahat dulu. Maret nanti kami menjalankan misi wisata ke Vietnam. Doakan semua baik-baik saja," kata Edi.
Sementara itu dua wanita hamil dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Kondisi Syamsiyah perlu penanganan serius sebab bayinya dalam posisi sungsang. Saat ini dia mendapat penanganan medis. Adi Sucipto
==========================================================================
Warga Bawean Kembali Diangkut Kapal Perang
Minggu, 24 Februari 2008 19:04 WIB
GRESIK, MINGGU - Kapal perang TNI AL KRI Teluk Sampit 515-2 tiba di Bawean, Minggu (24/2), sekitar pukul 07.00 WIB. Informasi dari Kepala Administratur Pelabuhan Sangkapura di Pulau Bawean, M Santoso, sekitar pukul 17.00 kapal tersebut kembali mengangkut sekitar 805 penumpang dari Bawean menuju Gresik.Penumpang kali ini didominasi para pelajar dan mahasiswa yang tidak bisa kembali ke Jawa akibat cuaca buruk selama dua pekan terakhir.
Penumpang menempati lambung sisi kanan dan kiri kapal, Selebihnya ditampung di badan kapal. Para anak buah kapal KRI Teluk Sampit terdiri dari 115 anggota TNI AL juga menyediakan 200 ranjang tidur bagi penumpang. Selain itu juga disiapkan terpal untuk mengantisipasi hujan turun saat di perjalanan.
Komandan KRI Teluk Sampit 515-2 Mayor Pelaut Edi Eka Susanto mengatakan perjalanan kapal Gresik-Bawean dan sebaliknya sejauh 80 mil membutuhkan waktu tempuh 13-14 jam dengan kecepatan 12 knot atau 22 kilometer per jam. Waktu tempuh lebih lama tiga jam dari waktu normal karena ada gelombang besar dan cuaca buruk disertai angin kencang. "Kapal diperkirakan sandar di pelabuhan Gresik, Senin pukul 07.00," kata Edi.ACI
==========================================================================
KRI Teluk Sampit Angkut 635 Warga Bawean
Sabtu, 23 Februari 2008 19:02 WIB
GRESIK, SABTU - Kapal perang TNI AL KRI Teluk Sampit 515-2 Sabtu (23/2) sekitar pukul 17.45 WIB berlayar dari pelabuhan Gresik menuju ke Pulau Bawean dengan 585 penumpang dewasa dan 45 anak-anak. Nahkoda Kapal Mayor Edi Eka mengatakan misi ini pelayaran kali ini untuk kemanusiaan dalam rangka membantu warga Bawean yang tertahan di Gresik sejak 8 Februari lalu.
¨Dalam kondisi darurat seperti ini mereka sangat ingin segera sampai kampung halaman. Apalagi selama dua pekan pasokan barang kebutuhan pokok terhenti,¨ kata Edi.
Dia mengatakan kapal buatan Korea pada 1981 itu memilik berat 3.778 gross weigth tonase memiliki kapasitas angkut 725 ton. Setiap hari membutuhkan bahan bakar solar 20 ton dan minyak pelumas 4 drum masing-masing isi 200 liter.
Kapal tersebut dijadwalkan berangkat pukul 17.00 dan lama perjalanan hingga Pulau Bawean yang berjarak 80 mil dari Gresik diperkirkaran memakan waktui 13 jam. Namun keberangkatan kapal mundur 45 menit karena masih banyak penumpang yang mau naik dan ada penumpang yang memaksa menaikkan tujuh unit sepeda motor. Selain itu kapal keberangkatan menunggu Kapal Layar Motor Banyuwangi bergeser lebih dulu untuk memudahkan kapal mencari haluan.
Semula pihak administratur pelabuhan Gresik melarang kendaraan bermotor dinaikkan. Tetapi akhirnya tujuh unit sepeda motor juga disertakan dalam kapal setelah pihak TNI AL, administratur pelabuhan Gresik dan Dinas Perhubungan Gresik berunding. Tetapi yang diutamakan kali ini sebenarnya adalah penumpang dan barang kebutuhan pokok seperti sayur-mayur.
Warga Bawean merasa gembira setelah dua pekan tertahan di Gresik. Sebelumnya mereka yang sudah siap-siap membawa sayur mayur akhirnya membusuk karena kapal KM Harapanku Mekar yang sedianya mengangkut mereka Rabu (20/2) lalu kembali karena dihantam ombak setelah sampai di sekitar Pulau Karang Jamuang sekitar 20 mil dari Gresik. Saat itu kapal sempat oleng karena penataan barang terlalu terkonsentrasi di depan.
¨Alhamdulillah akhirnya kami dapat bantuan kapal perang ini. Tiket yang sudah kami bayarkan ke KM Harapanku Mekar dikembalikan 50 persen. Tetapi syukur kami bisa kembali dengan kapal perang TNI Al dengan gratis,¨ kata Abdul Basith Karim warga Bawean. (ACI )
==========================================================================
Kapal TNI AL Siap Berlayar Ke Bawean
Sabtu, 23 Februari 2008 17:27 WIB
GRESIK, SABTU - Kapal perang TNI AL KRI Teluk Sampit saat ini sedang bersiap-siap berlayar untuk mengangkut warga Bawean. Kapal dijadwalkan berangkat pukul 17.00 dan tiba di pelabuhan Bawean Minggu pukul 07.00.Kapal tersebut memiliki kapasitas mengangkut 679 penumpang. Hingga saat ini sudah tercatat 586 penumpang dewasa dan 40 anak. Kapal ini juga bisa mengangkut 10 tank. Kapal tersebut buatan 1981 bisa tiba di Bawean Minggu pagi dengan 13 jam perjalanan. Saat ini petugas gabugan dari administratur pelabuhan polisi dan dinas perhubungan Gresik sibuk mengatur penumpang.
Warga Bawean yang memaksa membawa barang berupa kendraan bermotor dilarang petugas. "Ingat anda sudah dibantu jangan lantas semua dimasukkan. Yang penting diutamakan orangnya dulu. Sepuluh menit lagi kapal berangkat," kata petugas di atas kapal. (ACI)
==========================================================================
==========================================================================
Pangarmatim Kirim Kapal Perang
untuk Angkut Warga Bawean
Jumat, 22 Februari 2008 18:00 WIB
GRESIK, JUMAT - Pangkalan TNI Angkatan Laut Komando Armada Timur di Surabaya bersedia mengirimkan bantuan kapal perang untuk mengangkut warga Bawean yang sejak 8 Februari lalu tertahan akibat cuaca buruk, angin kencang dan gelombang besar. Rencananya pada Sabtu (23/2) pukul 11.00 kapal sudah berada di pelabuhan Gresik untuk mengangkut warga Bawean.
Kepala Bagian Humas Kabupaten Gresik Mighfar Syukur Jumat (22/2) mengatakan kesediaan bantuan kapal itu setelah Kepala Subdinas Dinas Perhubungan Laut Gresik Achmad Nurudin dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Gresik Supi'i dan perwakilan warga Bawean yakni Faizal, Miswadi dan Sahal Sulur usai Shalat Jumat menemui pihak Armatim. Tadi sekitar pukul 15.00 ada telepon mengenai kesanggupan dari Armatim mengirim kapal perang ke Gresik untuk mengangkut warga Bawean setelah ada izin dari pusat, kata Mighfar.
Dia menjelaskan sebenarnya Pemkab Gresik juga menyediakan dapur umum dan tempat penampungan bagi warga Bawean yang tertahan di Gresik di Gedung Nasional Indonesia Jalan Pahlawan dan Balai Latihan Kerja di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo tetapi tidak diguna kan. Tetapi warga Bawean memilih tidur di kapal yang bersandar di pelabuhan atau tinggal di sejumlah penginapan dan kerabat mereka di Gresik, kata Mighfar.
Lumpuhnya jalur pelayaran Gresik-Bawean sejak 8 Februari lalu membuat warga Bawean kecewa. Arus barang dan mobilitas warga terganggu sehingga harga kebutuhan pokok di pulau yang terletak 80 mil dari Gresik itu melonjak tajam.
Sebelumnya pada Jumat (22/2) pagi puluhan warga Bawean yang tertahan di Gresik bertambah kecewa karena administratur pelabuhan Gresik tidak memberangkatkan kapal motor Harapanku Mekar dengan alasan Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan cuaca masih buruk. Akhirnya mereka mendatangi kantor Bupati Gresik di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo.
Perwakilan warga ditemui Kepala Subdinas Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Ahmad Nurudin dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Gresik Supii. Dua pejabat itu menunjukkan surat permohonan peminjaman kapal ke Pangarma tim TNI AL di Surabaya.
Perwakilan warga Bawean meminta ikut mengantarkan surat itu ke Pangarmatim agar bisa diizinkan meminjam kapal perang untuk menyeberangi perairan Bawean. Migffar menuturkan surat peminjaman itu telah dibuat 19 Februari lalu. permohonan bantuan kapal perang TNI AL lewat surat permohonan nomor 552/403/403.55/2008 sudah ditandatangani Bupati Gresik Robbach Ma'sum.
Saat itu cuaca membaik dan tanggal 20 pelayaran dibuka kembali dan ternyata KM Harapanku Mekar setelah dihantam ombak besar dan sempat oleng setelah 20 mil perjalanan. Pada Jumat (22/2) administratur pelabuhan Gresik menyatakan kapal tidak berangkat karena cuaca belum memungkinkan untuk pelayaran.Kami sedang membahas pengiriman surat ke Pangarmatim. Karena ada info warga Bawean ke kantor bupati sekalian diajak berdialog. Perwakilan warga sekaligus diajaknikut ke Pangarmatim untuk mengirim surat peminjaman kapal perang, kata Mighfar.
Sebelumnya warga Bawean nyaris terlibat baku hantam dengan petugas polisi pamong praja Gresik karena langsung naik ke lantai II untuk menemui Bupati Gresik Robbach Ma'sum. Petugas pun menghalangi warga yang langsung naik tanpa lapor terlebih dulu. Percekcokan mulut hampir berakhir adu jotos bisa dilerai dan warga ditenangkan di ruang Kesbanglinmas.
Sebenarnya keinginan warga menemui Bupati ingin mengadu dan mendesak realisasi penggunaan kapal perang untuk menyeberang ke Bawean. Salah seorang warga Bawean Abdurachim (32) mengatakan warga Bawean tertekan sudah lebih dua minggu tidak bisa pulang. Kapal tidak bisa diberangkatkan karena gelombang belum kondusif. Keberangkatan KM Harapanku Mekar tertunda lagi sementera persediaan barang kebutuhan sehari-hari di Bawean menipis. Mau tidak mau harus ada kapal besar ke Bawean, kata Rachim.
Kepala Seksi Penjagaan dan Keselamatan (Gamat) Administratur Pelabuhan Gresik, Suratno mengatakan pemberangkatan KM Harapanku Mekar milik PT Kumala Putra Nusantara itu menunggu cuaca membaik. Informasi dari BMG cuaca sampai tanggal 27 Pebruari 2008 nanti mulai membaik. Dia menjelaskan kembalinya KM Harapanku Mekar Kamis lalu akibat diterjang ombak 4-4 meter. Selain itu penataan barang bawaan terlalu ke depan membuat kapal miring ke depan. (ACI)
No comments:
Post a Comment