Thursday, 21 February 2008

BERITA BAWEAN - SURABAYA PAGI

SURABAYA PAGI
14 Februari 2008
Bawean Krisis Pangan Warga Terisolir
GRESIK- Akibat cuaca buruk, krisis pangan mulai terasa di kepulauan Bawean Kabupaten Gresik. Selain langka meski ada, harganya sudah tak terjangkau masyarakat bawah. Sementara ratusan warga lainnya terdampar di pelabuhan Gresik sejak seminggu yang lalu.
Menurut sejumlah warga, harga cabe mencapai Rp 100 ribu per kilo, ayam potong Rp 40 ribu per kilo, sedangkan beras satu gantang (tiga kilo) Rp 25 ribu. "Ini sangat meresahkan warga Bawean. Jika hanya menunggu cuaca membaik tiga hari lagi saja kemungkinan warga Bawean tidak makan," terang M Nasir Abrori warga desa Tambak Timur Kecamatan Tambak melalui ponselnya Rabu (13/2)
Sebaiknya, tambah Nasir, pemerintah harus segera mencari solusi. Karena melihat kondisi saat ini (Rabu 13/2) gelombang laut masih setinggi 4 hingga 5 meter. Kemungkinan besar kapal dari pelabuhan Gresik tidak akan berani berlayar menuju Bawean.
"Gelombang masih sangat tinggi, nelayan di Bawean sudah sejak semingu lalu tidak berani melaut. Hal yang paling penting di Bawean adalah kebutuhan bahan pokok, pemerintah kan bisa meminjam kapal perang milik TNI-AL Surabaya untuk menyuplai bahan pakan," desak Nasir.
Parahnya lagi ungkap Nasir, terputusnya Jembatan Tambak Timur sejak dua minggu yang lalu akibat angin kencang dan hujan deras yang mengguyur pulau Bawean belum bisa dilewati karena ambrol. Akibatnya kegiatan ekonomi warga di sana belum bisa berjalan normal.
"Kegiatan ekonomi mandeg. Jembatan ini kan satu-satunya jembatan penghubung Kecamatan Tambak dan Tanjung Ori. Harga bahan bakar di sini masih normal, tetapi menjadi percuma karena akses jalan terputus," imbuhnya.
Selain itu ratusan warga Bawean juga masih terdampar di pelabuahan Gresik. Mereka resah karena telah mendapat kabar dari keluarganya di rumah bahwa harga bahan pokok mulai mahal. "Kami sudah terdampar sejak seminggu yang lalu, tentunya sedih mikir keluarga di rumah. Uang sudah menipis harga kebutuhan dari hari kehari terus naik, sedangkan kapal dilarang berlayar karena cuaca buruk," kata Abdurrohim (35) seorang warga dusun Tambak Keramat desa Tambak Kecamatan Tambak Bawean.
Meski mahalnya bahan pokok belum semuanya naik, kepanikan warga Bawean mulai terasa. Beberapa warga yang terdampar di pelabuhan Gresik pun mendesak salah satu anggota DPRD asal Bawean untuk segera melakukan langkah kongkret.
"Sejak zaman orde baru, kejadian ini sudah biasa dan bisa diatasai. Tapi sejak zaman reformasi ini ada kemunduran, justru penanganannya selalu terlambat. Pemerintah sekarang tidak mau belajar kejadian tahun-tahun lalu. Kita selalu jadi sasaran warga yang kecewa terhadap pemerintah," keluh Syakir Djamhuri anggota DPR Fraksi Golkar asal Bawean.
Menurutnya, anggota DPR hanya bisa mendesak. Pelaksanaan teknisnya pemerintah. "Menghimbau dan menghimbau itu yang kami bisa,"pungkas Syakir. Sementara Pemkab Gresik menepis kabar adanya krisis pangan di Bawean. Pemkab mengaku telah melakukan berbagai langkah antisipatif. Tim dari Pekerjaan Umum (PU) juga sudah melakukan suvei di Bawean terkait adanya jembatan yang rusak.
"Kita sudah melakukan tindakan cepat, tim kita sudah survei dan sekarang merumuskan langkah untuk membenahi beberapa infrastruktur yang rusak. Tidak ada krisi pangan," kata Sekkab Gresik Husnul Huluq.sar
=========================================================================
14 JANUARI 2008
Pemasangan Listrik Ilegal Marak di Bawean
PLN Gagal Berikan Pelayanan
GRESIK - Pemasangan listrik ilegal marak di pulau Bawean. Hal ini disebabkan PLN sebagai perusahaan besar BUMN dinilai tidak dapat memberikan pelayanan yang baik pada konsumennya. Sehingga warga Bawean resah, karena mereka mengalami kerugian. "Listrik di Bawean tidak stabil, dan sering padam menyebabkan barang-barang elektronik banyak yang rusak. Sebagai konsumen, warga bisa menuntut sesuai UU RI No: 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen," kata Sahar Sulur Koordinator Environment Parliament Watch (EPW) Gresik, kemarin.
Menurut Sahar Sulur pelayanan PLN sejak Tahun 2004 hingga sekarang, hanya dapat melayani konsumennnya mulai jam 17.00-10.00 Wib. Itupun listrik menyala secara bergiliran dengan desa lainnya. "Anehnya tagihan rekeningnya sama nilainya pada saat listrik nyala secara normal 24 jam," keluhnya.
Bahkan menurut Sahar Sulur, keluhan masyarakat konsumen rekeningnya lebih membengkak hingga warga bertanya apalah arti fungsi meteran listrik kalau tagihan tidak sesuai dengan meterannya.
Dijelaskan Sahar Sulur, sebenarnya ada beberapa faktor penyebab ketidak beresan pelayanan PLN yang selama ini telah merugikan masyarakat Bawean di antarnaya, pertama; banyaknya pemasangan aliran listrik illegal melalui curah meter yang dilakukan oleh oknum warga yang diduga kuat melibatkan orang dalam PLN, untuk memperkaya diri dan untuk kepentingan perutnya sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang banyak.
"Penyimpangan ini jelas merugikan negara dan dapat dipidanakan sebab tagihan rekeningnya tidak masuk ke kas negara sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang tentang kelistrikan," lanjutnya.
Penyebab kedua, adanya dugaan kuat penyimpangan penjualan BBM PLN pada setiap saat mensuplai BBM di Pelabuhan Perikanan Sangkapura Bawean yang dilakukan oleh oknum orang dalam PLN yang dijual pada pihak yang membutuhkan seperti para nelayan, pengusaha, pengecer BBM.
"Dugaan ini dapat dibenarkan dengan sering padamnya listrik di malam hari yang kadang-kadang 1-2 jam padam, kami bertanya dikemanakan jatah operasional BBM bila listrik sering padam, oleh karena itu PLN harus diaudit oleh BPK secara transparan dan akuntabel yang selama ini selalu beralasan menderita kerugian," ungkapnya serius.
Dan yang ketiga, lanjut Sahar Sulur adalah administrasi dan menejemen PLN di Bawean tidak profesional indikasi ini dapat dibenarkan adanya nilai rekening yang sama antara listrik yang nyala secara normal dengan yang tidak stabil tersebut.
"Kalau dikomplain oleh konsumen PLN selalu beralasan sudah sesuai dengan angka penggunaan listrik di meteran dan PLN tidak pernah membeberkan nilai kerugiannya secara transparan pada masyarakat," terangnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi Menejer area PLN Gresik, Rusbandi pihaknya tidak berada di kantor. Dihubungi via handphonenya tidak aktif. yan

No comments:

Post a Comment