Wednesday, 6 February 2008

JAWA POS

Selasa, 31 Juli 2007,
Melihat Keunikan Musyawarah Cabang
DPC PKB Perwakilan Malaysia
Mirip Reuni Sekolah, Semua Peserta Punya Hak PilihDewan Pengurus Cabang (DPC) PKB perwakilan Malaysia Sabtu lalu (28/7) menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) yang kedua. Seperti apa situasi hajatan politik di negeri Jiran itu ?
HAFID ABDURAHMAN, Kuala Lumpur

HOTEL Adamson di kawasan Chow Kit, Kuala Lumpur, dipenuhi imigran asal Indonesia. Mereka berasal dari perwakilan berbagai wilayah di tanah air. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Madura, NTB (Nusa Tenggara Barat) hingga Flores. Mereka datang untuk mengikuti Muscab DPC PKB Malaysia.
"Seperti periode sebelumnya, muscab menjadi ajang reuni komunitas orang Indonesia di Malaysia," kata Saiful Aiman, salah satu tokoh PKB Perwakilan Malaysia. Acara itu juga dihadiri tokoh-tokoh lintas partai. Mulai Partai Golkar, Demokrat, hingga PDIP. "Meski kami berbeda partai, kekeluargaan kami tetap lekat. Sebab, kami sama-sama mencari rezeki di negeri orang," jelas pria yang bekerja sebagai penerjemah di Mahkamah Tinggi (Pengadilan Negeri) Kuala Lumpur itu.
Saiful mengatakan, meski berbeda partai, warga Indonesia di Malaysia hampir tidak pernah berkonflik. "Buat apa bertengkar karena partai. Justru, kami sering tukar informasi. Kader beda partai juga banyak yang berada dalam sebuah lembaga untuk advokasi TKI (Tenaga Kerja Indonesia)," papar pria asal Bawean, Gresik itu.
DPC PKB Malaysia berada dalam naungan DPW (Dewan Pengurus Wilayah) DKI Jakarta. Selain Malaysia, DPW PKB DKI Jakarta juga membawahi cabang lain di luar negeri seperti Mesir, Arab Saudi, dan Syria. "Informasinya, sebentar lagi akan dibentuk cabang di London, Inggris," tutur pria 45 tahun itu.
Saat ini, PKB Malaysia mengklaim memiliki konstituen lebih dari 15 ribu orang. Dalam Pemilu 2004 lalu, PKB mendapatkan dukungan 13.000 suara. "Saat pemilu lalu, ada banyak kader kami yang tidak bisa ikut menyumbang suara karena tidak memiliki paspor. Meski begitu, di Kuala Lumpur, perolehan PKB menjadi yang terbanyak. Untuk level Malaysia, berada di nomor tiga," sahut aktivis PKB Malaysia lainnya, Maghrodji Maghfur.
Maghfur menjelaskan, struktur organisasi PKB Malaysia berbeda dengan PKB di tanah air. Tak ada anak cabang. Apalagi, pengurus ranting. Karena itu, sistem pemilihan dalam Muscab berbeda dengan mekanisme di Indonesia yang melibatkan anak cabang dan ranting.
Di Malaysia, pemilihan dilakukan oleh seluruh kader yang hadir dalam Muscab. "Tapi, pada intinya, siapa yang boleh memilih, tergantung pembahasan dalam tatib (tata tertib). Kebetulan, Muscab kali ini, disepakati jika pemilih adalah kader yang hadir. Sehingga suaranya banyak sekali," tutur Maghfur.
Kendati begitu, Sekretaris DPW PKB DKI Jakarta yang hadir dalam Muscab Zainal Arifin Na’im mengatakan bahwa model pemilihan itu tidak melanggar AD/ART partai. Zainal justru angkat topi terhadap kiprah DPC PKB Malaysia. Sebab, mereka tetap bersemangat melakukan regenerasi dan konsolidasi di tengah kesederhanaan. "Yang bikin bangga adalah orang-orang yang punya hak suara. Mereka berasal dari berbagai elemen. Mulai tokoh masyarakat, buruh kasar, perwakilan pekerja, hingga WNI (Warga Negara Indonesia) yang sukses berbisnis di Malaysia," paparnya.
Karena semua peserta berhak memilih dan dipilih, calon yang diajukan berjumlah belasan. Namun, setelah diminta kesediannya, sebagian besar calon mengundurkan diri. Hanya empat kader yang berebut kursi Ketua Dewan Tanfidz.
Dalam pemilihan Sabtu malam itu, Maghroji Maghfur akhirnya berhasil terpilih sebagai Ketua Dewan Tanfidz. Dia mengalahkan tiga pesaingnya dengan angka telak. Dari 97 suara, pria asal Sidoarjo itu mendulang perolehan 65 suara. Dengan demikian, kemenangan Maghroji tersebut adalah kali kedua dalam sejarah terbentuknya DPC PKB Malaysia. Sebab, periode sebelumnya (2002 - 2007), dia juga menjabat ketua dewan tanfidz. Di kursi Ketua Dewan Syura, Sahrowardi Jazuli terpilih sebagai pemenang. Jika Maghfur menjabat untuk kali kedua, jabatan Sahrowardi tersebut adalah untuk kali pertama. (*)

No comments:

Post a Comment