Sunday, 24 February 2008

IKUT KAPAL PERANG

Berikut perjalanan kami selama mengikuti keresahan warga Bawean yang terlantar di Gresik selama 17 hari, akibat putusnya hubungan transportasi Gresik - Bawean
Jum'at (22/02), jam 07.00 WIB penumpang Kapal Harapanku Mekar sudah berkumpul di terminal pelabuhan Gresik untuk siap-siap naik keatas kapal. Wajah para warga terlantar nampak seram dan kata-kata kesal seringkali terdengar diruangan terminal. Sampai jam 08.30 WIB kapal belum diberangkatkan, sebab pihak pengusaha dan kapten kapal masih rapat di kantor adpel Gresik.
Kami memutuskan untuk ke kantor Adpel Gresik dan langsung ke aula tempat pertemuan. Telah hadir di ruang pertemuan Supi'i (Kesbanglinmas Gresik), Suratno (Kasi Gangguan dan Keselamatan (Gamat) Adpel Gresik), Santioso (Dishub Gresik), Pengusaha Kapal Harapanku Mekar, KH. Abdul Aziz Ismail (PCNU Bawean), PBG dan LSM Gerbang Bawean.
Hasil rapat yaitu kapal Harapanku Mekar tidak bisa diberangkatkan, sesuai prakiraan BMG gelombang masih tinggi, penumpang kapal diberi fasilitas tempat di BLK Gresik, penumpang akan mendapat jatah makan 3 kali sehari dan Pemkab akan minta bantuan kapal perang TNI AL.
Selesai rapat, Adpel Gresik menjelaskan kepada penumpang diterminal. Bahwa kapal Harapanku Mekar tidak bisa diberangkatkan dengan alasan gelombang masih tinggi. Secara spontan para penumpang memperotes pihak Adpel agar kapal diberangkatkan.
Para penumpang membuat kesepakatan untuk datang ke kantor Pemkab Gresik untuk meminta kapal bantuan, sebab sudah 17 hari terlantar di Gresik. Secara bersama-sama para penumpang naik 7 mobil dan sepeda motor berangkat ke kantor Pemkab Gresik di kawasan Bunder.
Sampai di Pemkab, para penumpang langsung masuk ke kantor Pemkab Gresik menuju tingkat 2 ruangan Bupati. Dihati kami bertanya2, biasanya demo diluar tapi sekarang masuk kedalam dan langsung ketingkat 2 ruangan Bupati.
Sampai diruangan Bupati kami masuk dengan 2 rekan Bawean menghubungi Sekpri Bupati, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami di Pemkab. Sekpri Bupati menyatakan bahwa Bapak Bupati, Wabup, Sekda sedang ada acara Jum'at bersih. Jadi sekarang Beliau diluar.
Kami memutuskan keluar dan orasipun dimulai diluar ruangan. Kami merasa bersalah setelah mendengar orasi yang disampaikan oleh teman2 jauh dari etika dan menyimpang akhlaqul karimah. Semestinya kita mengedepankan sopan santun dan etika berkomunikasi. Ya Allah kenapa seperti ini, haruskah kami mengikuti arus seperti ini, inilah yang keluar dari lubuk hati kami yang murni.
Untuk menenangkan warga Bawean, maka kami tampil menyampaikan orasi. Bahwa di Pulau Karimunjawa sudah 2 minggu yang lalu dibantu Kapal TNI AL, kenapa Pulau Bawean kok tidak?
Langsung saja satpol PP dan pejabat Pemkab datang dan meminta kami untuk turun kebawah.
Secara bersama-sama turun kebawah, dan 10 orang diminta untuk mewakili pertemuan diruang Kesbanglinmas.
Kami dengan 9 orang langsung diterima Sekda Gresik Bapak Husnul Khuluq, hasil keputusan pertemuan Pemkab akan ke Koarmatim di Surabaya untuk menghantarkan surat permohonan Kapal TNI AL.
Untuk lebih menyakinkan pihak perwakilan warga mengutus 5 orang untuk mendampingi pihak Pemkab Gresik ke Surabaya.
Malam harinya kami sangat bersyukur, bahwa besoknya dipastikan KRI Teluk Sampit siap ke Pulau Bawean.
Besoknya jam 07.00 WIB di terminal pelabuhan sudah banyak penumpang berkumpul untuk mengembalikan tiket kapal Harapanku Mekar dan siap2 pulang ke Bawean. Untuk mengisi ketegangan, maka diisi karaoke dari Dinas Pariwisata Gresik.
Jam 11.00 WIB KRI Teluk Sampit menyandar di pelabuhan Gresik. Sampai di Gresik langsung semua barang2 diangkut semua dari Kapal Harapanku Mekar ke KRI Teluk Sampit.
Jam 12.00 WIB, Wabup datang ke terminal pelabuhan Gresik, selang beberapa menit kemudian Sekda Gresik juga datang.
Kami akhirnya memutuskan untuk ikut serta pulang ke Bawean mendampingi saudara2 kita diatas KRI Teluk Sampit.
Jam 18.00 WIB KRI Teluk Sampit dengan 635 orang berlayar menuju Pulau Bawean. Sampai ditengah laut ternyata angin kencang dan hujan turun, wah ini perang dengan ombak. Tapi asyik juga ikut KRI Teluk Sampit tahan ombak dan kapalnya besar. Jam 07.00 WIB kami sampai di Bawean. Ternyata di Pelabuhan Bawean sudah banyak warga yang menunggu kedatangan KRI Teluk Sampit, dengan wajah ceria dan bersyukur para penumpang turun dari tangga kapal berpijak ditanah Pulau Bawean tercinta. Menurut penumpang, lega rasanya setelah 17 hari terlantar bisa kembali ke Bawean.
10 Jam kami di Bawean, akhirnya jam 18.00 WIB ikut kembali ke Gresik. Kami atas nama warga Bawean mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Koarmatim TNI AL, KRI Teluk Sampit, Pemkab Gresik dan teman2 Pers yang telah menyampaikan suara dan aspirasi warga Bawean.

No comments:

Post a Comment