Media Bawean, 21 Februari 2008
Sumber Kompas
LAMONGAN, KAMIS - Kapal nelayan Kapal Motor Trimina Rejeki, Rabu (20/2) pecah dihantam gelombang besar di perairan laut utara Lamongan. Salah seorang anak buah kapal Rustono (25) warga Desa Parenggiran Kecamatan Kandangawur Kabupaten Indramayu yang hilang terseret arus hingga Kamis (21/2) sore belum ditemukan.
Sebenarnya KM Trimina Rejeki bersama KM Trimina Lestari bersama-sama berlayar dari Kepulauan Bawean menuju Juana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dua rombongan kapal itu menepi agar selamat dari amukan gelombang. KM Trimina Lestari yang lebih dulu bocor menepi di pelabuhan ikan Brondong untuk perbaikan.
Sebelumnya kapal sempat terombang-ambing diempas ombak. Saat menepi KM Trimina Rejeki malah membentur karang hingga akhirnya pecah Satu nahkoda dan tujuh nelayan terpental dari kapal. Rustono terseret ombak saat berusaha menurunkan jangkar kapal bersama s eorang anak buah kapal lainnya. Setelah terseret ombak korban tidak muncul lagi hingga kini, sementara seorang nelayan yang sempat hanyut berhasil diselamatkan nelayan Sedayu Lawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.
Nahkoda KM Trimina Rejeki Kharmin Kamis (21/2) mengatakan kapal yang dikemudikannya pecah setelah menghantam karang, tidak jauh dari pelabuhan ikan Brondong. Akibatnya pelampung kapal bocor sehingga seluruh badan kapal berisi air.
Saat itu kapal dalam perjalanan menuju daerah Juana Pati Jawa Tengah setelah meninggalkan Kepulauan Bawean. Oleh karena ombak mencapai lima meter akhirnya Kharmin memutuskan menepi. Tapi di perairan Brondong kapal dihantam gelombang lagi lalu membentur k arang hingga kapal bocor. Kami berusaha menyelamatkan diri, kata Charmin.
Pencarian terhadap Rustono hinga Kamis sore belum membuahkan hasil. Charmin menambahkan kapal yang dikemudikan pecah setelah menghantam karang di sekitar pelabuhan ikan Brondong. KM Trimina Rejeki bersama KM Trimina Lestari baru saja meninggalkan Kepulaua n Bawean menuju Juana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Lamongan Anas Widjaya menuturkan sebelumnya seorang nelayan asal Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Jianto (23) yang nekad melaut tewas diterjang ombak saat melaut Senin (18/2) lalu. Adapun rekannya Abdurah man (21) berhasil menyelamatkan diri.
Sementara tujuh nelayan asal Dusun Gowa Desa Blimbing Kecamatan Brondong yang sempat terdampar di Pulau Masalembo dan Pulau Bawean telah kembali ke keluarganya Selasa (19/2) malam. Tujuh nelayan itu yakni Sokib, Rozik, Asad, Iwan, Nastain, Sulikin dan Mu nir yang melaut sejak 2 Februari lalu. Saat di Pulau Bawean mereka ditolong warga setempat dengan makan ketela pohon.
Jalur transportasi laut Gresik-Bawean Kamis (21/2) dihentikan lagi. Pada Rabu lalu KM Harapanku Mekar mengangkut 263 penumpang diberangkatkan pada pukul 12.00 dari jadwal pukul 09.00. Namun kapal tersebut kembali sandar di Pelabuhan Gresik sekitar pukul 1 7.15 setelah perjalanan tiga jam atau sudah sampai di sekitar Pulau Karang Jamuang 20 mil dari Gresik. Tiga kapal barang yang berangkat dari pelabuhan Gresik menuju Kalimantan diantaranya Kapal Layar Motor (KLM) Banyuwangi dan KLM Tekad juga sandar kembali .
Nakoda KM Harapanku Mekar Jojo Juwanto mengatakan kapal kembali sandar di pelabuhan Gresik karena diterjang ombak besar. Kapal sempat oleng ke kiri sehingga air laut sempat masuk ke kapal. Dia memutuskan kembali berlabuh demi keselamatan penumpang sebab o mbak di tengah masih tinggi lebih dari 3 meter.
Kepala Administratur Pelabuhan Gresik Asmari mengatakan kondisi cuaca saat ini memang belum menentu sehingga membahayakan untuk pelayaran. Seharusnya kapal penumpang juga tidak boleh kelebihan kapasitas atau digunakan untuk membawa sayur mayur, perabot ru mah atau bahan bangunan agar tidak membahayakan.
Sementara jalur pelayaran Gresik-Bawean dan sebaliknya dihentikan sejak 8 Februari akibat cuaca buruk, gelombang besar dan angin kencang. Selama itu jalur transportasi untuk mobilitas penumpang maupun arus pasokan barang dari Gresik ke Bawean dan sebalikn ya terhenti. Kondisi itu menyebabkan melambungnya harga kebutuhan pokok melonjak hingga dua kali lipat.
Warga Bawean Hepni mengatakan jalur lumpuh bisa berlangsung lama lagi kalau cuaca masih belum menentu. "Kami berharap ada perhatian dari Pemkab Gresik untuk mengatasi situasi ini. Sebab warga Bawean bisa kesulitan bahan pangan, lebih dua minggu tidak ada pasokan barang kebutuhan pokok. Harganya mahal susah dicari pula," katanya.
ACI
Sumber Kompas
LAMONGAN, KAMIS - Kapal nelayan Kapal Motor Trimina Rejeki, Rabu (20/2) pecah dihantam gelombang besar di perairan laut utara Lamongan. Salah seorang anak buah kapal Rustono (25) warga Desa Parenggiran Kecamatan Kandangawur Kabupaten Indramayu yang hilang terseret arus hingga Kamis (21/2) sore belum ditemukan.
Sebenarnya KM Trimina Rejeki bersama KM Trimina Lestari bersama-sama berlayar dari Kepulauan Bawean menuju Juana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dua rombongan kapal itu menepi agar selamat dari amukan gelombang. KM Trimina Lestari yang lebih dulu bocor menepi di pelabuhan ikan Brondong untuk perbaikan.
Sebelumnya kapal sempat terombang-ambing diempas ombak. Saat menepi KM Trimina Rejeki malah membentur karang hingga akhirnya pecah Satu nahkoda dan tujuh nelayan terpental dari kapal. Rustono terseret ombak saat berusaha menurunkan jangkar kapal bersama s eorang anak buah kapal lainnya. Setelah terseret ombak korban tidak muncul lagi hingga kini, sementara seorang nelayan yang sempat hanyut berhasil diselamatkan nelayan Sedayu Lawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.
Nahkoda KM Trimina Rejeki Kharmin Kamis (21/2) mengatakan kapal yang dikemudikannya pecah setelah menghantam karang, tidak jauh dari pelabuhan ikan Brondong. Akibatnya pelampung kapal bocor sehingga seluruh badan kapal berisi air.
Saat itu kapal dalam perjalanan menuju daerah Juana Pati Jawa Tengah setelah meninggalkan Kepulauan Bawean. Oleh karena ombak mencapai lima meter akhirnya Kharmin memutuskan menepi. Tapi di perairan Brondong kapal dihantam gelombang lagi lalu membentur k arang hingga kapal bocor. Kami berusaha menyelamatkan diri, kata Charmin.
Pencarian terhadap Rustono hinga Kamis sore belum membuahkan hasil. Charmin menambahkan kapal yang dikemudikan pecah setelah menghantam karang di sekitar pelabuhan ikan Brondong. KM Trimina Rejeki bersama KM Trimina Lestari baru saja meninggalkan Kepulaua n Bawean menuju Juana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Lamongan Anas Widjaya menuturkan sebelumnya seorang nelayan asal Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Jianto (23) yang nekad melaut tewas diterjang ombak saat melaut Senin (18/2) lalu. Adapun rekannya Abdurah man (21) berhasil menyelamatkan diri.
Sementara tujuh nelayan asal Dusun Gowa Desa Blimbing Kecamatan Brondong yang sempat terdampar di Pulau Masalembo dan Pulau Bawean telah kembali ke keluarganya Selasa (19/2) malam. Tujuh nelayan itu yakni Sokib, Rozik, Asad, Iwan, Nastain, Sulikin dan Mu nir yang melaut sejak 2 Februari lalu. Saat di Pulau Bawean mereka ditolong warga setempat dengan makan ketela pohon.
Jalur transportasi laut Gresik-Bawean Kamis (21/2) dihentikan lagi. Pada Rabu lalu KM Harapanku Mekar mengangkut 263 penumpang diberangkatkan pada pukul 12.00 dari jadwal pukul 09.00. Namun kapal tersebut kembali sandar di Pelabuhan Gresik sekitar pukul 1 7.15 setelah perjalanan tiga jam atau sudah sampai di sekitar Pulau Karang Jamuang 20 mil dari Gresik. Tiga kapal barang yang berangkat dari pelabuhan Gresik menuju Kalimantan diantaranya Kapal Layar Motor (KLM) Banyuwangi dan KLM Tekad juga sandar kembali .
Nakoda KM Harapanku Mekar Jojo Juwanto mengatakan kapal kembali sandar di pelabuhan Gresik karena diterjang ombak besar. Kapal sempat oleng ke kiri sehingga air laut sempat masuk ke kapal. Dia memutuskan kembali berlabuh demi keselamatan penumpang sebab o mbak di tengah masih tinggi lebih dari 3 meter.
Kepala Administratur Pelabuhan Gresik Asmari mengatakan kondisi cuaca saat ini memang belum menentu sehingga membahayakan untuk pelayaran. Seharusnya kapal penumpang juga tidak boleh kelebihan kapasitas atau digunakan untuk membawa sayur mayur, perabot ru mah atau bahan bangunan agar tidak membahayakan.
Sementara jalur pelayaran Gresik-Bawean dan sebaliknya dihentikan sejak 8 Februari akibat cuaca buruk, gelombang besar dan angin kencang. Selama itu jalur transportasi untuk mobilitas penumpang maupun arus pasokan barang dari Gresik ke Bawean dan sebalikn ya terhenti. Kondisi itu menyebabkan melambungnya harga kebutuhan pokok melonjak hingga dua kali lipat.
Warga Bawean Hepni mengatakan jalur lumpuh bisa berlangsung lama lagi kalau cuaca masih belum menentu. "Kami berharap ada perhatian dari Pemkab Gresik untuk mengatasi situasi ini. Sebab warga Bawean bisa kesulitan bahan pangan, lebih dua minggu tidak ada pasokan barang kebutuhan pokok. Harganya mahal susah dicari pula," katanya.
ACI
No comments:
Post a Comment