Saturday, 8 March 2008

LIPUTAN BAWEAN BENCANA

KOMPAS
Bawean Longsor,
71 Rumah Rata dengan Tanah

Minggu, 9 Maret 2008 16:17 WIB
GRESIK, MINGGU- Sebanyak 71 rumah di Pulau Bawean rata dengan tanah dan 18 rumah lainnya retak-retak akibat longsor yang terjadi sejak Kamis (6/3) lalu. Selain itu, 35 ekor sapi dilaporkan hilang tertimbun reruntuhan, dua masjid dan empat mushola rusak. Keretakan rumah yang terbelah tetapi tidak ambruk mencapai satu meter lebih.
Warga Bawean M Aminullah di Gresik, menyatakan, hingga Minggu (9/3), siang jalur Tambak-Sangkapura, tepatnya di Desa Grejekan-Balikterus terputus akibat ada batu besar berdiameter 1,5 meter teronggok di tengah jalan Desa Balikterus.
Jalan dan jembatan yang menghubungkan Desa Grejekan dan Paroman juga belum bisa dilalui. Warga masih mengungsi di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Dusun Candi, Desa Paromaan, Kecamatan Tambak. Getaran tanah longsoran yang bergerak masih dirasakan hingga Sabtu (8/3) petang.
Sebanyak 28 rumah di Dusun Candi Desa Paromaan, Kecamatan Tambak, dan 43 rumah di Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, rata dengan tanah. Selebihnya, 18 rumah di Desa Grejekan retak-retak hingga selebar satu meter lebih. Dari lokasi tanah longsor hingga rumah y ang hanya reta-retak mencapai 500 meter lebih. Sekolah belum bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar karena digunakan untuk menampung pengungsi, kata Amin.
Meskipun tidak ada korban jiwa, warga masih merasa trauma. Hingga Minggu ini belum ada warga yang melapor kehilangan anggota keluarganyta terkait bencana ini, akan tetapi mereka mulai mencari barang-barang brharga khususnya perhiasan seperti kalung dan gelang di sisa-sisa reruntuhan setelah mendapat izin dari petugas di Posko Penanggulangan Bencana, tuturnya.
Butuh bantuan pangan
Saat ini warga sangat membutuhkan bantuan pangan dan yang mendesak perbaikan sarana prasarana insfrastruktur jalan yang rusak. Penyebab longsor kali ini adalah hujan deras dan gundulnya hutan di wilayah Gunung Kastoba, Bedawang, dan Patar selamat.
Pertengahan Mei 2005 Kompas menyaksikan penebangan pohon menggunakan gergaji mesin marak. Akibat gundulnya hutan, Februari lalu terjadi banjir bandang yang menyebabkan ratusan rumah warga terendam dan akses jalan putus. Kini Bawean diterjang bencana longsor. Korban diungsikan radius 1 kilometer dari permukiman untuk menghidnari longsor susulan.
Kepala Kepolisian Sektor Sangkapura Ajun Komisaris Zamzani mengimbau warga mengungsi ke rumah kerabat dan tempat yang lebih aman. Sejak Kamis lalu banyak warga mengelih pusing, pegal dan gemetar akibat trauma dengan peristiwa tanah longsor uang melanda t empat tinggal mereka. ACI
==========================================================================
BANJARMASIN POST
Bawean Longsor,
71 Rumah Rata Tanah
Laporan: KCM
Minggu, 09-03-2008
GRESIK, BPOST - Sebanyak 71 rumah di Pulau Bawean rata dengan tanah dan 18 rumah lainnya retak-retak akibat longsor yang terjadi sejak Kamis (6/3) lalu. Selain itu, 35 ekor sapi dilaporkan hilang tertimbun reruntuhan, dua masjid dan empat mushola rusak. Keretakan rumah yang terbelah tetapi tidak ambruk mencapai satu meter lebih.
Warga Bawean M Aminullah di Gresik, menyatakan, hingga Minggu (9/3) siang jalur Tambak-Sangkapura, tepatnya di Desa Grejekan-Balikterus terputus akibat ada batu besar berdiameter 1,5 meter teronggok di tengah jalan Desa Balikterus.
Jalan dan jembatan yang menghubungkan Desa Grejekan dan Paroman juga belum bisa dilalui. Warga masih mengungsi di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di Dusun Candi, Desa Paromaan, Kecamatan Tambak. Getaran tanah longsoran yang bergerak masih dirasakan hingga Sabtu (8/3) petang.
"Sebanyak 28 rumah di Dusun Candi Desa Paromaan, Kecamatan Tambak, dan 43 rumah di Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, rata dengan tanah. Selebihnya, 18 rumah di Desa Grejekan retak-retak hingga selebar satu meter lebih. Dari lokasi tanah longsor hingga rumah yang hanya reta-retak mencapai 500 meter lebih. Sekolah belum bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar karena digunakan untuk menampung pengungsi," kata Amin.
Meskipun tidak ada korban jiwa, warga masih merasa trauma. Hingga Minggu ini belum ada warga yang melapor kehilangan anggota keluarganya terkait bencana ini. Akan tetapi mereka mulai mencari barang-barang berharga khususnya perhiasan seperti kalung dan gelang di sisa-sisa reruntuhan setelah mendapat izin dari petugas di Posko Penanggulangan Bencana.
Saat ini warga sangat membutuhkan bantuan pangan dan yang mendesak perbaikan sarana prasarana insfrastruktur jalan yang rusak. Penyebab longsor kali ini adalah hujan deras dan gundulnya hutan di wilayah Gunung Kastoba, Bedawang, dan Patar selamat.
==========================================================================
JAWA POS
Senin, 10 Mar 2008
Korban Bakal Direlokasi
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Gresik berencana merelokasi ratusan rumah warga korban bencana tanah longsor di Pulau Bawean. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tugas Husni Syarwanto mengatakan, relokasi dianggap sebagai solusi paling masuk akal untuk menyelamatkan ratusan warga Desa Promaan, Kecamatan Tambak, dan Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, lokasi musibah tanah longsor.
"Lokasi sekitar bencana masih rawan longsor susulan. Apalagi, hutan di sekitarnya sudah gundul dan sebagian tanah terus bergerak," ujar Tugas.
Menurut dia, kalau warga nekat membangun kembali rumah di lokasi yang sama, mereka tetap rawan menjadi korban longsor. Karena itu, mereka akan direlokasi ke lokasi baru. Salah satu di antaranya, tanah negara yang terdekat dengan lokasi, tapi aman. (wko/roz)
=========================================================================
JAWA POS
Senin, 10 Mar 2008
Kerugian Capai Rp 5 Miliar
Akibat Tanah Longsor Bawean
GRESIK - Bencana tanah longsor di kawasan perbukitan Danau Kastoba, Kecamatan Tambak, dan Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, sejak Jumat (7/3) lalu mengakibatkan penderitaan korban dan kerugian material cukup besar. Tercatat, ratusan kepala keluarga (KK) diungsikan. Kerugian material mencapai Rp 5 miliar.
Hingga kemarin (9/3), warga sekitar masih takut kembali ke rumah masing-masing. Meski tidak lagi turun hujan, mereka trauma. Sebab, tanah perbukitan yang telah gundul di sekitar desa mengeluarkan suara gemeretak.
Miswan, 40, warga Dusun Candi, Desa Paromaan, memilih mengungsikan keluarganya ke rumah famili di Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak. "Kami harus hati-hati karena tanah di sini seperti bergerak," kata Miswan. Mereka teringat ketika hujan deras turun beberapa jam. Kemudian, air yang bercampur tanah meluncur dari atas bukit menimpa perkampungan.
Kapolsek Tambak AKP Mulyono menambahkan, tanah di perbukitan kawasan danau tersebut memang terus mengeluarkan suara gemeretak. Kondisi itu mengancam keselamatan warga yang tinggal di bawahnya. "Daripada celaka, lebih baik pindah di lokasi yang lebih aman," terang Mulyono.
Camat Tambak Sofyan mengatakan, korban tanah longsor terus bertambah. Hingga kemarin, seratus KK atau sekitar 500 jiwa korban tanah longsor ditampung di rumah keluarga yang aman. Yang tidak punya kerabat, tambah Sofyan, ditempatkan di rumah-rumah penduduk.
Selain penderitaan warga, Sofyan mencatat sejumlah kerugian karena kerusakan infrastruktur. Jembatan penghubung Desa Paromaan, Kecamatan Tambak, dengan Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, masih dibiarkan terputus. Akses kendaraan pun lumpuh.
Kerugian lain berupa rumah roboh dan barang-barang maupun ternak hanyut. "Perhitungan sementara, kerugian materi mencapai Rp 5,1 miliar," terang Sofyan ketika dihubungi Jawa Pos melalui ponselnya kemarin. Dia bersyukur karena tidak ada korban jiwa.
Korban tanah longsor mulai mengalami gangguan kesehatan. Di Puskesmas Sangkapura, ada 45 pasien korban tanah longsor yang telah menjalani pemeriksaan kesehatan. "Rata-rata pasien menderita trauma, pegal-pegal, dan kepala pusing,"ujar dr Faizah di Puskesmas Sangkapura.
Bantuan untuk korban mulai mengalir Sabtu (8/3) lalu. Bantuan itu berupa seratus dus mi instan dari komunitas Pemuda Bawean Gresik (PBG). Bantuan mi tersebut diangkut dengan Kapal Ekspress Bahari 8B. "Kami akan terus menggalang bantuan dari masyarakat Bawean di Gresik dan sekitarnya," ujar Ketua PBG Daifi.(yad/roz)
=========================================================================
Media Bawean, 8 Maret 2008
BENCANA NASIONAL DI PULAU BAWEAN
PEMERINTAH SEGERA SELAMATKAN BAWEAN
SITUASI BENCANA MASIH TERUS TERJADI
KAPAN AKAN DAPAT PERHATIAN SERIUS
PENANGANANNYA MASIH KURANG
SELAMATKAN PULAU BAWEAN
Menurut Kepdes Balikterus, Abdul Aziz mengatakan "Kejadian waktu pagi sekitar 07.00 WIB tanah bergerak, semua warga diusingkan di rumah kepala dusun. Setelah beberapa detik kemudian tanah bergerak tambah besar, maka warga diserukan agar menghindar menjauh ke tempat yang aman." katanya
Abdul Aziz menambahkan, "Semua warga berlarian dan menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Dari kejauhan didengar bunyi bergemuruh. Rumah penduduk sekitar 80 buah dan 2 tempat ibadah dan sekolah habis tertimbun tanah." ujar Aziz.
Sampai hari ini masih labil tanah bergerak, sudah sampai disekitar daerah Pasar Angin2. Warga sudah diungsikan ketempat yang aman.
Camat Tambak kami hubungi, jawabnya singkat "sangat parah katanya, dibarengi suara isak tangis beliau".
Sementara tadi pagi di pelabuhan Gresik, pihak Pemkab sudah mengutus Kesbanglinmas ke Pulau Bawean, yaitu Bapak Supi'i dengan Camat Sangkapura dan Tambak menuju Pulau Bawean naik Kapal Express Bahari 8B. (kebetulan kedua camat di Gresik).
Menurut Daifi Ketua Pemuda Bawean Gresik (PBG), kami sudah mengirim bantuan 100 doz indomei dan lainnya," katanya.
Dari Politisi Bawean, yaitu H. Samwil Ketua DPC Partai Demokrat Gresik, menyatakan "Kami sudah membantu dari kemarin, tolong Pemkab juga membantu secara maksimal," katanya dengan nada serius.
Sedangkan 2 DPRD Gresik dari FKB Ainur Rofiq,SE. dan H. Syarif Musa juga pulang untuk meninjau langsung ke lokasi bencana dengan membawa bantuan dari DPRD Gresik.
Lain hanya dengan Syakir,SH anggota DPRD Fraksi Parta Golkar, setelah kami tanya, ternyata tidak pulang ke Bawean, menurutnya "Saya sudah membantu sejak kemarin, barang2 di toko sudah diangkut kesana semua. Persoalan saya tidak pulang, itu karena masih ada agenda dewan," kata Syakir.
Sedangkan LSM Gerbang Bawean sendiri belum bisa pulang, karena masih ada agenda penting hari selasa di Malang.
LSM Gerbang Bawean sudah mengirim sms ke Bupati Gresik, Wabup, Sekda, Ketua DPRD Gresik dll, bunyinya sebagai berikut:
Bencana Bawean termasuk bencana nasional yang harus dapat penanganan segera oleh pemerintah. Selamatkan Pulau Bawean, kalau tidak ingin hilang dari Bumi.

No comments:

Post a Comment