Setelah maghrib Media Bawean mendapat info melalui sms, Ibu hamil Sanawiyah, 38 tahun dan anaknya warga Daun meninggaldunia di RSUD Bunder, mari melawat.
Hampir Isya kami sampai di ruang mayat di RSUD Bunder, tampak beberapa warga Daun datang untuk melawat. Bapak Fathoni selaku saudaranya sibuk mengurus segala sesuatunya.
Setelah itu langsung dihantar ke kuburan umumnya warga Bawean di Gresik, yaitu di perkuburan islam sumur-sumur Gresik.
Jika tim dokter lambat menangani pasien sebagaimana yang diberitakan Sindo, sebenarnya bukan sekarang saja. Sebelumnya banyak warga Bawean yang mengeluhkan dengan pelayanan RSUD Bunder terhadap pasien dari Bawean, khususnya dari keluarga kurang mampu diulur-ulur tanpa ada pertolongan segera.
Apalagi Bapak Fathoni sudah mengakui pihaknya sempat dipersulit pihak RSUD. Sebab, saat itu pihaknya sudah mengajukan keringanan untuk keluarga kurang mampu. Hanya karena suratnya masih dalam proses, pihak RSUD meminta uang jaminan Rp1,5 juta. ”Kami menyesalkan sikap rumah sakit. Harusnya ditangani dahulu yang sakit. Tapi kok dibiarkan. Andaikan langsung ditangani mungkin tidak seperti ini,” ujar Ahmad Fathoni (sindo 25 Maret 2008).
LSM Gerbang Bawean (Gerakan Rakyat Bawean Membangun) sangat menyesalkan dengan sikap pihak RSUD yang mempersulit proses pelayanan pada Ibu Sanawiyah. Seharusnya pihak RSUD mendahulukan pertolongan kepada pasien, apalagi dari keluarga yang tidak mampu. Bukan mempersulit, sehingga pertolongan yang semestinya bisa dilakukan bisa berakibat fatal. Hanya soal surat-surat dalam proses. (bst)
No comments:
Post a Comment