Wednesday, 26 March 2008

BUDAYA AMAEN DI BAWEAN

Media Bawean, 27 Maret 2008
Amaen merupakan tradisi adat Bawean diwilayah pergunungan. Amaen adalah petualangan si cowok mencari cewek dengan mendatangi rumahnya diwaktu malam hari.

Media Bawean waktu meliput amaen, pertama saat lampu listrik terang benderang suasana nampak tenang dan sepi. Disaat lampu listrik diesel kampung dimatikan pada jam 22.00 WIB.

Ternyata lampu senter menyala dimana-mana disetiap pojok rumah.

Melihat lampu senter dinyalakan, pemandangan sudah banyak bisik-bisik. Tapi yang dijadikan tempat amaen, hanya rumah yang memiliki anak cewek saja.

Menurut Kepala Kampung mengatakan, "Kami seringkali peringati, bila sampai 3 kali tidak dihiraukan. Maka kami akan menikahkan dengan si cewek pilihannya melalui cara penangkapan bersama-sama oleh warga sekampung. Setelah pihak orang tuanya datang dan sanggup menikahkan, maka kami lepas kembali," katanya.

"Umumnya disini banyak nikah hasil tangkapan melalui amean, sudah umum kok", ujarnya
"Terkadang kalau hanya satu kali, kami mendenda dengan 1-3 Sak semen, lumayan untuk memperbaiki jalan kampung," katanya Kepala Kampung yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Ternyata dunia amaen adalah warisan nenek moyang turun temurun sampai ke generasi sekarang. Tempat amaen umumnya di lakukan di dapur atau di depan, dengan masuk pintu atau jendela, tentunya sudah suka sama suka.

Menurut Pemuda setempat mengatakan, "Amaen terbatas hanya ciuman dan berpelukan saja, tanpa melakukan hubungan yang sampai diluar batas," katanya.

"Buktinya tidak ada yang hamil akbibat amaen," ujarnya.

Mr. Gerbang Bawean saat melihat situasi dan kondisi amaen hanya berdo'a Ya Allah ternyata dunia amaen adalah maksiat, yang harus diberantas dari bumi Bawean.(bst)

No comments:

Post a Comment