
Media Bawean, 31 Maret 2008
Di suatu sore yang penuh santai, Media Bawean mencoba menelusi kesuksesan penjual bakso di sekitar Pasar Sangkapura.
Kesan dari penampilannya sangat sederhana, bila dibandingkan dengan pembelinya. Menurut penjual Bakso, mengatakan, "Dulu saya datang ke Bawean tanpa ada modal banyak dari Lamongan, hanya sekedarnya saja," katanya.
"Saya membuat rombong untuk menjual bakso, dengan di dorong ke barat dan ke timur untuk menawarkan bakso pada warga di Sangkapura," ujarnya
"Seiring dengan perjalanan waktu, bakso kami laris dan selalu habis. Bahkan pembeli sering kecewa kerena kehabisan," katanya dengan wajah senyum.
"Alhamdulillah bisnis bakso di Bawean, saingannya amat sedikit dan penggemarnya lumayan banyak. Sehingga saya mampu menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi," katanya.
"Bahkan kami sudah mampu menyewa warung ini, sehingga tidak capek seperti dulu," ujarnya.
"Kamipun sudah mampu membeli tanah di Bawean, sekalian dengan membangun rumah sendiri. Sepertinya saya kerasan tinggal di Pulau Bawean," tambahnya.
Media Bawean mendesak pada penjual bakso, kenapa kerasan di Bawean? Menurutnya "Warga Bawean persaudaraannya dan sistem kekeluargaanya cukup tinggi. Dan di Bawean keamanannya terjamin, sepeda motorku saja, tidak pernah dimasukkan kerumah. Diluar rumah aman dan terkendali," katanya. (bst)
No comments:
Post a Comment