Menanggapi persoalan Pulau Bawean saat ini, warga Bawean di Gresik menanggapinya berbeda-beda.
Ada yang prihatin dan kesan tak repot. Seperti kata Latif (warga Bawean asal Sungairuijing), "kok repot wong kita tinggal di Gresik dengan listrik menyala 24 jam. Persoalan Bawean biar dirasakan oleh orang Bawean sendiri" katanya serius.
Lain hanya dengan Tarjo (warga Jombang beristeri di Bawean), seharusnya listrik curah dilegalkan saja, agar pelanggan ilegal memiliki legalitas resmi dari PLN. Tarjo menambahkan, "jangan samakan Listrik di Gresik dengan di Bawean. Di Bawean pakai tenaga diesel, kekuatan mesin terbatas" ujarnya.
"Jadi tidak mungkin menyala 24 jam, kemampuan PLN harus kita ukur" tambah Tarjo.
Syakir, SH (anggota DPRD asal Bawean) ditemui di kantornya (29/1), menyatakan "bahwa persoalan listrik di Bawean memang repot," ujarnya.
Menurut Syakir (anggota DPRD Fraksi Golkar), kondisi listrik di Bawean fatal, disebabkan kesalahan warga Bawean sendiri. Khususnya tokoh masyarakat yang menolak PT AAE (Investor Listrik Swasta) masuk ke Bawean," katanya.
Persoalan curah menurut Syakir tidak masalah, sebab memalui meteran yang legal.
"Di Gresik seperti di alun2 dan di pasar senggol juga listriknya curah semua. Kenapa mesti di Bawean dimasalahkan, wong penggunanya tidak repot, kenapa mesti mahasiswa dan lsm yang repot," katanya.
Menurut Tokoh Aktivis Bawean Baharuddin, SH. "PLN Bawean perlu memberikan keterangan resmi kepada warga di Bawean, agar tidak saling curiga".
Sedangkan Ketua PCNU Bawean Ir.H.Syariful Mizan, menyatakan persoalan curah di Bawean akan dilaporkan ke Polres Gresik. Beliau akan segera layar untuk melaporkannya. (bst)
No comments:
Post a Comment