Sumber Kompas
Selasa, 29 Januari 2008
GRESIK, SENIN - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Bawean, Senin (28/1), berunjuk rasa ke kantor DPRD Gresik di Jalan Wachid Hasyim dan Kantor PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo. Mereka menuntut normalisasi layanan listrik 24 jam di Bawean dan ada privatisasi pengelolaan listrik di Bawean. PLN dianggap tidak bisa melayani masyarakat Bawean dengan baik.
Sebelumnya para pengunjuk rasa bergerak dari Pelabuhan Gresik sekitar pukul 10.15 terdiri dari gabungan mahasiswa asal Bawean yang kuliah di Yogyakarta, Jember, Surabaya, dan Malang. Mereka berjalan kaki menuju kantor DPRD Gresik diteruskan ke Kantor PLN APJ Gresik.
Di depan kantor DPRD mereka membentangkan poster “Jangan Anak Tirikan Bawean, Normalisasi PLN di Bawean, Jangan Sengsarakan Rakyat Bawean dan Normalisasi Listrik 24 jam”. Mereka berorasi secara bergiliran. Mereka meminta anggota dewan memperjuangkan nasib warga Bawean yang mendapat layanan listrik tidak maksimal hanya menyala 17 jam sehari semalam dan belum semua warga bisa menikmati listrik.
Koordinator lapangan aksi, Abdul Basith Karim meminta agar listrik di Bawean bisa menyala 24 jam karena hingga kini PLN hanya melayani 17 jam saja dan ada pemadaman bergilir. Listrik sering mati dan kami menduga tidak maksimalnya pelayanan listrik karena oknum yang bermain," ujar Basith.
Mahasiswa Bawean yang kuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengatakan warga Bawean meminta listrik dinormalisasi, agar warga Bawean dapat hidup normal. Kondisi listrik di Bawean kini sangat memprihatinkan karena ada pemadaman bergilir. Lima perwakilan pengunjuk rasa diterima Wakil Ketua DPRD Gresik, Munawi.
Munawi menyatakan akan menampung aspirasi warga Bawean untuk disampaikan ke PLN di Gresik.Dari DPRD, para pengunjuk rasa melanjutkan aksi ke Kantor PLN AJP Gresik. Perwakilan mereka, M Reza, Abdul Basith, dan Andi Setiawan mewakili mahasiswa Bawean poros Yogyakarta dan Imam Mustofa dari Surabaya berdialog dengan Manajer PLN APJ Gresik, Rusbandi.
Baik Reza maupun Andi Setiawan mengungkap data tentang kondisi layanan listrik di Bawean seperti pemadaman bergilir dan layanan listrik tidak merata yang menyebabkan ada desa di Kecamatan Tambak yang tidak terlayani listrik. Penyebabnya praktek pencurian listrik dengan listrik curah. “Hasil investigasi kami, menunjukkan ada kecurangan yang melibatkan oknum PLN Bawean, kepala desa maupun tokoh masyarakat. Kami minta PLN Gresik segera menindak,” kata Reza.
Menurut Rusbandi, keputusan menyalakan listrik di Bawean selama 17 jam itu bukanlah keputusan pribadi melainkan instruksi dari pusat karena PLN hanya bisa melayani 17 jam. Rusbandi minta supaya temuan kecurangan dilaporkan ke PLN Gresik. "Kalau ada oknum yang bermain, laporkan ke saya secara rahasia agar bisa ditindak," ujar Rusbandi.
Terkait normalisasi listrik, Rusbandi berjanji tidak ada pemadaman bergilir. Pada Meret 2008, mesin generator sudah dapat dioperasikan, tetapi listrik di Bawean tetap menyala 17 jam sehari semalam. Dia menjelaskan sejak harga BBM naik pada Oktober 2005, jatah BBM dari pusat hanya 225 kiloliter melayani pelanggan di Bawean. Akibatnya pelayanan listrik ke Bawean tidak maksimal.ACI
No comments:
Post a Comment