BAWEAN, POTENSI BARU WISATA JATIM
28 Januari 2006 07:56:51
Ternyata propinsi Jawa Timur masih banyak menyimpan potensi sebagai kawasan wisata bahari. Salah satunya yang mulai dilirik adalah pulau Bawean yang termasuk dalam kabupaten Gresik. Bawean mempunyai 22 daerah wisata yang dapat disinggahi. Rencananya, Bawean juga akan dijadikan transit wisata para pelancong yang berkunjung dari pulau Lombok.
Rektorat, ITS Online - Masih soal lokakarya Pemasaran Kawasan Wisata bahari Pulau-pulau kecil di Jawa Timur yang digelar Kamis (26/1) di Rektorat lt.1 ITS. Acara ini diprakarsai oleh lima institusi yaitu Pusat Kelautan LPPM ITS, Konsorsium Kemitraan Bahari (KKB)-RC Jatim, Dewan Maritim daerah Jatim, Departemen Kelautan dan Perikanan serta Kadin Jatim. Peserta pun datang dari dinas-dinas terkait di Pemprop Jatim, Pemkab gresik, DPRD Jatim, DPR kabupaten Gresik, akademisi Perguruan Tinggi, Kadin, sektor swasta, serta LSM.
Menurut Ir Suparwoko Adisoemarto MM, Kepala sub Dinas Perikanan dan Kelautan propinsi Jatim, pulau Bawean mempunyai daya tarik tersendiri bagi Pemprop Jatim. Awalnya, dimulai adanya keinginan Pemerintah Propinsi Jatim untuk mengembangkan pulau Bawean sebagai kawasan wisata bahari. Sebab hal ini merupakan peluang ikon wisata baru di Jatim selain kawasan wisata pegunungan Bromo. Untuk itu, lanjut pria yang akrab disapa Woko ini, Konsorsium Kemitraan Bahari (KKB) Jatim mengusulkan pendekatan dalam pemasaran kawasan (marketing places) untuk mengembangkan pulau Bawean. Pengembangan tersebut, ungkapnya, tidak sekedar perencanaan strategis yang lazim dan lebih berorientasi sumberdaya alam tapi kurang mempertimbangkan pasar. ?
Jangan lupa, harus ada tiga komponen dalam menjalankan pemasaran, yaitu komponen produk, pelaku yang memasarkan, dan konsumen yang butuh,?
Woko pun menceritakan kondisi yang dapat digambarkan dalam perjalanan menuju Pulau Bawean yang termasuk dalam kabupaten Gresik. ?
Biasanya untuk menuju ke sana ditempuh menggunakan jetvoil, perjalanannya sekitar dua jam. Namun, dalam seminggu hanya ada dua kali jadwal pemberangkatan. Nah, kendala yang dialami memang pada transportasi,? cerita pria berkacamata ini panjang lebar. Oleh karena itu, imbuhnya, diperlukan pembangunan sarana infrastruktur yang memadai yang didapat melalui kebijakan pembangunan infrastruktur untuk pulau Bawean. ?
Tapi, jika hanya diandalkan dari pemerintah saja, maka lima tahun ke depan dirasa masih belum bisa berkembang,? komentarnya.Dibutuhkan perhatian khusus dalam membuat suatu formulasi kembali pulau-pulau kecil (PPK) serta perlu adanya integrasi masyarakat. Karena, yang banyak terjadi pada masyarakat yang tinggal di PPK adalah kemiskinan. ?
Rencananya pula kami akan menjadikan pulau Bawean sebagai transit wisata para pelancong dari pulau Lombok,? imbuh Woko. ?
Di pulau Bawean itu ada 22 obyek wisata yang dapat dikunjungi, kami telah kaji itu dan ingin jual, tapi masalahnya ada pada transportasi. Tarifnya saja seratus tiga puluh ribu untuk sekali berangkat, bagi turis asing memang tidak masalah, tapi bagi kita mahal,? papar Woko. Nantinya, lanjut Woko, kami akan menjalin kerjasama dengan dinas perhubungan laut. Terakhir Woko berharap agar RUU tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil segera disahkan.(th@/ftr) SUMBER MEDIA ITS SURABAYA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAWEAN, IKON WISATA BARU DI JATIM
Kamis, 17 Nopember 2005
Pulau Bawean akan menjadi salah satu ikon pariwisata baru di Jatim, karena potensi terumbu karang yang terdapat di pulau tersebut. Dengan terumbu karang itu diharapkan bisa menyedot jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik.
Kepala Dinas Pariwisata Jatim, Drs Harun Msi, saat ditemui di ruang kerjanya Surabaya, Kamis (17/11) mengatakan, saat ini masih dilakukan survey untuk pengembangan wisata bahari di pulau tersebut. Selain itu akan dibangun home stay bagi para wisatawan yang akan menikmati keindahan taman laut di lokasi wisata.
Harun mengatakan, Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Pemkab Gresik dan instansi terkait untuk mengembangkan jalur transportasi. Hal ini untuk mempermudah wisatawan yang berkunjung yakni dengan menyediakan jetfoil sebagai sarana transportasi. “Kita akan menyediakan jalur menuju Pulau Bawean paling tidak seminggu sekali dan Gubernur berencana akan memanfaatkan kapal fery sebagai alat transportasi,” ujarnya.
Menurutnya, sekitar 2-3 tahun mendatang tempat wisata ini selasai dan bisa beroperasi. “Saya yakin dalam dua tahun mendatang, wisata terumbu karang Bawean sudah bisa dioperasionalkan,”ujarnya
Harapannya, dengan dijadikannya Bawean sebagai obyek wisata selain bisa mendatangkan wisatawan juga akan menghasilkan devisa dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah tersebut.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadisparla) Prop Jatim, Ir Kardani mengatakan, daerah di pantai selatan Jatim mempunyai potensi terumbu karang yang cukup bagus seperti Pacitan, Trenggalek dan Sendang Biru, juga di pantai utara seperti, Probolinggo dan Situbondo.
Menurut Kardani, di Jawa Timur saat ini terumbu karang sudah banyak yang hancur atau rusak, karena banyak orang yang menangkap ikan denagn menggunakan bahan peledak atau potas, sehinga merusak ekosistem laut, karena terumbu karang itu digunakan ekosistem laut sebagai penyeimbang.
Untuk menanggulangi kerusakan tersebut, Disparla Jatim telah berupaya membuat terumbu karang buatan dengan menggunakan ban bekas dan beton yang berukuran 60x10 meter. “Namun ban bekas itu kurang efektif karena memiliki nilai ekonomis, sehingga setelah ditenggelamkan ke laut, banyak masyarakat yang menggambilnya,” tuturnya.Kardani berharap, terumbu karang tidak hanya sebagai penyeimbang ekosistem laut, tetapi juga bisa menjadi obyek wisata, sehingga mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya. *(cr7,cr1)
Kepala Dinas Pariwisata Jatim, Drs Harun Msi, saat ditemui di ruang kerjanya Surabaya, Kamis (17/11) mengatakan, saat ini masih dilakukan survey untuk pengembangan wisata bahari di pulau tersebut. Selain itu akan dibangun home stay bagi para wisatawan yang akan menikmati keindahan taman laut di lokasi wisata.
Harun mengatakan, Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Pemkab Gresik dan instansi terkait untuk mengembangkan jalur transportasi. Hal ini untuk mempermudah wisatawan yang berkunjung yakni dengan menyediakan jetfoil sebagai sarana transportasi. “Kita akan menyediakan jalur menuju Pulau Bawean paling tidak seminggu sekali dan Gubernur berencana akan memanfaatkan kapal fery sebagai alat transportasi,” ujarnya.
Menurutnya, sekitar 2-3 tahun mendatang tempat wisata ini selasai dan bisa beroperasi. “Saya yakin dalam dua tahun mendatang, wisata terumbu karang Bawean sudah bisa dioperasionalkan,”ujarnya
Harapannya, dengan dijadikannya Bawean sebagai obyek wisata selain bisa mendatangkan wisatawan juga akan menghasilkan devisa dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) daerah tersebut.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadisparla) Prop Jatim, Ir Kardani mengatakan, daerah di pantai selatan Jatim mempunyai potensi terumbu karang yang cukup bagus seperti Pacitan, Trenggalek dan Sendang Biru, juga di pantai utara seperti, Probolinggo dan Situbondo.
Menurut Kardani, di Jawa Timur saat ini terumbu karang sudah banyak yang hancur atau rusak, karena banyak orang yang menangkap ikan denagn menggunakan bahan peledak atau potas, sehinga merusak ekosistem laut, karena terumbu karang itu digunakan ekosistem laut sebagai penyeimbang.
Untuk menanggulangi kerusakan tersebut, Disparla Jatim telah berupaya membuat terumbu karang buatan dengan menggunakan ban bekas dan beton yang berukuran 60x10 meter. “Namun ban bekas itu kurang efektif karena memiliki nilai ekonomis, sehingga setelah ditenggelamkan ke laut, banyak masyarakat yang menggambilnya,” tuturnya.Kardani berharap, terumbu karang tidak hanya sebagai penyeimbang ekosistem laut, tetapi juga bisa menjadi obyek wisata, sehingga mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya. *(cr7,cr1)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
WISATA BAHARI BAWEAN
IDENTIFIKASI POTENSI WISATA BAHARI PULAU BAWEAN KABUPATEN GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR SUATU LANGKAH STRATEGIS UNTUK PENGEMBANGANNYA
Djoko Tribawono
Alumnus Perikanan UGM 1969 - Dosen Luar Biasa PS. Budidaya Perairan FKH UNAIR -
Wakil Ketua DPD HNSI Jawa TimurAbstrak
Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur terletak di Laut Jawa antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Kondisi topografi berbukit-bukit dengan tanah yang subur serta perairan pantai yang jernih Keadaan alam seperti ini mempunyai peluang untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari; seperti surfing, diving, snorkling, fishing dll. Hal ini akan lebih menarik wisatawan apabila kemasan wisata bahari dipadukan dengan keberadaan wisata budaya serta wisata ilmu pengetahuan (wisata dengan minat khusus). Identifikasi potensi dilakukan dengan teknik/studi dokumenter dibarengi observasi langsung di lapangan untuk mengamati kondisi alami kawasan pesisir, laut dan pulau kecil. Dalam pada itu upaya mencari peluang potensi wisata bahari ditempuh melalui kajian yang erat kaitannya dengan peluang pengembangannya. Berdasarkan hasil pembahasan analisisis SWOT disimpulkan bahwa kondisi wisata bahari masih bersifat alami, belum dilengkapi prasarana dan sarana yang memadai. Prioritas peluang pengembangan wisata bahari di Pulau Bawean dapat diarahkan ke beberapa lokasi yaitu: Pantai Tanjung Geen, Taman Laut Noko, Pantai Mayangkara, Pantai Pasir Putih; dan Pantai Labuhan. Ini bukan berarti lokasi lain dikesampingkan, akan tetapi dengan lima lokasi ini diharapkan sebagai penggerak bagi lokasi lain untuk dikembangkan kemudian. Keberhasilan pengembangan wisata bahari perlu ditopang dengan adanya prasarana dan sarana wisata, diimbangi penerapan manajemen pemasaran pariwisata, memperhatikan orientasi wisatawan terhadap obyek daerah tujuan wisata (ODTW); serta meningkatkan kreativitas sumberdaya manusia pelaku kepariwisataan di daerah. Guna mempertahankan kesinambungan kunjungan wisata ditempuh melalui pendekatan lingkungan dan konservasi sumberdaya alam untuk melestarikan obyek wisata bahari. Oleh karena itu pengembangan wisata bahari harus menganut konsep dasar pengembangan berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat, serta kondisi ekonomi strategis setempat.
Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur terletak di Laut Jawa antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Kondisi topografi berbukit-bukit dengan tanah yang subur serta perairan pantai yang jernih Keadaan alam seperti ini mempunyai peluang untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari; seperti surfing, diving, snorkling, fishing dll. Hal ini akan lebih menarik wisatawan apabila kemasan wisata bahari dipadukan dengan keberadaan wisata budaya serta wisata ilmu pengetahuan (wisata dengan minat khusus). Identifikasi potensi dilakukan dengan teknik/studi dokumenter dibarengi observasi langsung di lapangan untuk mengamati kondisi alami kawasan pesisir, laut dan pulau kecil. Dalam pada itu upaya mencari peluang potensi wisata bahari ditempuh melalui kajian yang erat kaitannya dengan peluang pengembangannya. Berdasarkan hasil pembahasan analisisis SWOT disimpulkan bahwa kondisi wisata bahari masih bersifat alami, belum dilengkapi prasarana dan sarana yang memadai. Prioritas peluang pengembangan wisata bahari di Pulau Bawean dapat diarahkan ke beberapa lokasi yaitu: Pantai Tanjung Geen, Taman Laut Noko, Pantai Mayangkara, Pantai Pasir Putih; dan Pantai Labuhan. Ini bukan berarti lokasi lain dikesampingkan, akan tetapi dengan lima lokasi ini diharapkan sebagai penggerak bagi lokasi lain untuk dikembangkan kemudian. Keberhasilan pengembangan wisata bahari perlu ditopang dengan adanya prasarana dan sarana wisata, diimbangi penerapan manajemen pemasaran pariwisata, memperhatikan orientasi wisatawan terhadap obyek daerah tujuan wisata (ODTW); serta meningkatkan kreativitas sumberdaya manusia pelaku kepariwisataan di daerah. Guna mempertahankan kesinambungan kunjungan wisata ditempuh melalui pendekatan lingkungan dan konservasi sumberdaya alam untuk melestarikan obyek wisata bahari. Oleh karena itu pengembangan wisata bahari harus menganut konsep dasar pengembangan berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat, serta kondisi ekonomi strategis setempat.
No comments:
Post a Comment