January 09, 2007
Masalah Kelistrikan Bawean
Akhir-akhir ini masyarakat bawean sibuk dengan adanya proyek pengambil alihan listrik yang dikelola oleh PT PLN ke PT AAE. Sebagian dari masyarakat bawean ada yang setuju dan sebagian lagi menolak. Warga yang setuju, klo dilihat berasal dari mereka yang ngga mendapatkan supply listrik dari PT PLN. mereka sudah menunggu selama 4 tahun dan sampai sekarangpun, harapan untuk memperoleh listrik PLN belum terealisasikan.
Di beberapa desa yang sudah ada dan terpasang tiang dan jaringan tegangan menengah. Namun, mereka tidak mendapatkan supply listrik PLN. Mereka menggunakan listrik dari diesel desa. Di beberapa tempat ada juga yang menggunakan listrik, yang dipakai 1 sampai 7 rumah. Mereka menikmati listrik dengan berurunan solar. Listrik yang mereka nikmatipun rata-rata hanya 7 jam, nyala pada jam 17:00 WIS (waktu indonesia setempat) dan padam pada pukul 22:00 wis. Kemudian pada dini hari nyala pada jam 4:00 - 6:00 wis.
Bagi masyarakat bawean yang menggunakan listrik PLN, merekapun belum mendapatkan supply listrik 24 jam. Memang pada tahun 2005 mereka mendapatkan supply listrik 24 jam, namun pada saat ini listrik hanya menyala 17 jam. Supply listrik antara jam 17:00 - 10:00 wis.
Ironis memang, di satu pihak masyarakat yang mendapatkan listrik PLN dan tentu saja mendapatkan subsidi listrik, sementara masyarakat lainnya tidak dapat merasakan aliran listrik PLN, yang tentu saja tidak mendapatkan subsidi listrik. Mereka yang tidak mendapatkan supply listrik PLN tentu saja menanggung beban lebih mahal bila dibandingkan yang menikmati subsidi dan listrik PLN. Bahkan suatu waktu saya sempat survey ke desa yang menggunakan genset bersama-sama antara 1-7 rumah, listrik nyala 7 jam. Rata-rata tiap rumah menggunakan 4 lampu hemat energi dan sebuah TV mereka membayar 200 ribu perbulan untuk urunan membeli Bahan bakar minyak. Kalau dihitung maka harga listrik perkWh jatuh pada kisaran 15 an ribu, bandingkan dengan harga listrik PLN yang paling tinggi hanya Rp. 1380 perkWh (tarif multiguna).
PLN Rugi
Kalau dilihat permasalahan terletak pada PLN yang terus menerus merugi. klo sebelumnya harga solar belum naik dan cost untuk BBM bisa ditekan. Dengan adanya kenaikan BBM yang hingga mencapai kisaran Rp. 6.000 perliter, pengeluaran untuk PLTD yang beroperasi di Bawean pun semakin membengkak.
Coba kita hitung-hitung, untuk menghasilkan 1 kWh, pembangkit (PLTD) setidaknya membutuhkan solar sekitar 0.3 x 6.000 = 1800, dengan asumsi SFC = 0.3.
Masalah Kelistrikan Bawean
Akhir-akhir ini masyarakat bawean sibuk dengan adanya proyek pengambil alihan listrik yang dikelola oleh PT PLN ke PT AAE. Sebagian dari masyarakat bawean ada yang setuju dan sebagian lagi menolak. Warga yang setuju, klo dilihat berasal dari mereka yang ngga mendapatkan supply listrik dari PT PLN. mereka sudah menunggu selama 4 tahun dan sampai sekarangpun, harapan untuk memperoleh listrik PLN belum terealisasikan.
Di beberapa desa yang sudah ada dan terpasang tiang dan jaringan tegangan menengah. Namun, mereka tidak mendapatkan supply listrik PLN. Mereka menggunakan listrik dari diesel desa. Di beberapa tempat ada juga yang menggunakan listrik, yang dipakai 1 sampai 7 rumah. Mereka menikmati listrik dengan berurunan solar. Listrik yang mereka nikmatipun rata-rata hanya 7 jam, nyala pada jam 17:00 WIS (waktu indonesia setempat) dan padam pada pukul 22:00 wis. Kemudian pada dini hari nyala pada jam 4:00 - 6:00 wis.
Bagi masyarakat bawean yang menggunakan listrik PLN, merekapun belum mendapatkan supply listrik 24 jam. Memang pada tahun 2005 mereka mendapatkan supply listrik 24 jam, namun pada saat ini listrik hanya menyala 17 jam. Supply listrik antara jam 17:00 - 10:00 wis.
Ironis memang, di satu pihak masyarakat yang mendapatkan listrik PLN dan tentu saja mendapatkan subsidi listrik, sementara masyarakat lainnya tidak dapat merasakan aliran listrik PLN, yang tentu saja tidak mendapatkan subsidi listrik. Mereka yang tidak mendapatkan supply listrik PLN tentu saja menanggung beban lebih mahal bila dibandingkan yang menikmati subsidi dan listrik PLN. Bahkan suatu waktu saya sempat survey ke desa yang menggunakan genset bersama-sama antara 1-7 rumah, listrik nyala 7 jam. Rata-rata tiap rumah menggunakan 4 lampu hemat energi dan sebuah TV mereka membayar 200 ribu perbulan untuk urunan membeli Bahan bakar minyak. Kalau dihitung maka harga listrik perkWh jatuh pada kisaran 15 an ribu, bandingkan dengan harga listrik PLN yang paling tinggi hanya Rp. 1380 perkWh (tarif multiguna).
PLN Rugi
Kalau dilihat permasalahan terletak pada PLN yang terus menerus merugi. klo sebelumnya harga solar belum naik dan cost untuk BBM bisa ditekan. Dengan adanya kenaikan BBM yang hingga mencapai kisaran Rp. 6.000 perliter, pengeluaran untuk PLTD yang beroperasi di Bawean pun semakin membengkak.
Coba kita hitung-hitung, untuk menghasilkan 1 kWh, pembangkit (PLTD) setidaknya membutuhkan solar sekitar 0.3 x 6.000 = 1800, dengan asumsi SFC = 0.3.
Sedangkan penjualan listrik per-kWh oleh PLN ke masyarakat adalah:
Blok 1 = Rp. 385
Blok 1 = Rp. 385
Blok 2 = Rp. 445
Blok 3 = Rp. 495
Berikut adalah simulasi perhitungan tarif R1 dengan daya 1300 Watt di PLN Distribusi Jatim yang saya gunakan untuk memperjelas perhitungan rekening:
Perhitungan tarif listrik tahun 2006
Berikut adalah simulasi perhitungan tarif R1 dengan daya 1300 Watt di PLN Distribusi Jatim yang saya gunakan untuk memperjelas perhitungan rekening:
Perhitungan tarif listrik tahun 2006
sama dengan TDL 2003 periode Juli - Desember
Nilai kWh Meter = 104
Faktor Kali = 1 --> Total Pemakaian = 104 kWh
K e t e r a n g a n :
1. Biaya Beban (Rp/kVA) = Rp. 30,100
2. Batas Blok
Blok 1 = 20 kWH
Blok 2 = 40 kWH
Blok 3 = Selebihnya = 44 kWH
3. Tarif (Rp/VA)
Blok 1 = Rp. 385
Blok 2 = Rp. 445
Blok 3 = Rp. 495
Perhitungan Rupiah Rekening
1. Biaya Beban = 1300 / 1000 x 30100 = Rp. 39,130
2. Blok 1 = 20 x 385 = Rp. 7,700
3. Blok 2 = 40 x 445 = Rp. 17,800
4. Blok 3 = 44 x 495 = Rp. 21,780
Jumlah Tagihan Rekening(*) = Rp. 86,410
(* Jumlah Tagihan Rekening belum termasuk PPJ,Materai,Angsuran, dll bila ada)
untuk lebih jelasnya anda dapat mengunjungi link dibawah ini:
Simulasi perhitungan tarif listrik
Semakin terlihat jelas bahwa antara penjualan per-kWh dengan biaya BBM sangat terpaut jauh bedanya. Apalagi dengan HPP (harga pokok penjualan) listrik yang mencapai Rp. 2.650,- per-kWh. Coba kita hitung2 dengan BBM:
kerugian di Blok 1 = Rp. 1.800 - 385 = 1.415
untuk lebih jelasnya anda dapat mengunjungi link dibawah ini:
Simulasi perhitungan tarif listrik
Semakin terlihat jelas bahwa antara penjualan per-kWh dengan biaya BBM sangat terpaut jauh bedanya. Apalagi dengan HPP (harga pokok penjualan) listrik yang mencapai Rp. 2.650,- per-kWh. Coba kita hitung2 dengan BBM:
kerugian di Blok 1 = Rp. 1.800 - 385 = 1.415
kerugian di Blok 2 = Rp. 1.800 - 445 = 1.355
kerugian di Blok 3 = Rp. 1.800 - 495 = 1.305
Sedangkan biaya yang dikeluarkan tidak hanya untuk operasional ttp jg maintenance. Inilah yang menyebabkan PLN merugi jika menggunakan PLTD, karena harga BB memang mahal.
Masalah kerugian yang diderita oleh PLN akhirnya berimbas pada masyarakat. Pelanggan baru tidak bisa di layani, tambah daya tidak bisa dilayani akhirnya PLN tidak bisa melayani masyarakat secara keseluruhan (sekarnang hanya bisa melayani 9.600 pelanggan).
Sedangkan biaya yang dikeluarkan tidak hanya untuk operasional ttp jg maintenance. Inilah yang menyebabkan PLN merugi jika menggunakan PLTD, karena harga BB memang mahal.
Masalah kerugian yang diderita oleh PLN akhirnya berimbas pada masyarakat. Pelanggan baru tidak bisa di layani, tambah daya tidak bisa dilayani akhirnya PLN tidak bisa melayani masyarakat secara keseluruhan (sekarnang hanya bisa melayani 9.600 pelanggan).
===========================================================================
May 04, 2007
Listrikku Di putus: salah orang atau sistemnya?
Bulan desember 2006, sepupuku yang di Bawean bayar rekening listrik yang jumlahnya Rp. 89.095 dibayarkan kepada petugas outsourcing PLN. Ketika saya cek di ATM pada tanggal Mandiri (no rek listrik 511230575399) ternyata, masih ada tagihan yang artinya belom dibayar. saya putuskan untuk membayar sekalian pada tanggal 10 januari 2007, sebesar 89.095 karena takut nunggak tagihan. Selanjutnya untuk tagihan bulan januari saya bayarkan pada tanggal 17 januari 2007, melalui ATM BCA sebesar 41.360.
berikut adalah tagihan dan tanggal pembayaran:
Listrikku Di putus: salah orang atau sistemnya?
Bulan desember 2006, sepupuku yang di Bawean bayar rekening listrik yang jumlahnya Rp. 89.095 dibayarkan kepada petugas outsourcing PLN. Ketika saya cek di ATM pada tanggal Mandiri (no rek listrik 511230575399) ternyata, masih ada tagihan yang artinya belom dibayar. saya putuskan untuk membayar sekalian pada tanggal 10 januari 2007, sebesar 89.095 karena takut nunggak tagihan. Selanjutnya untuk tagihan bulan januari saya bayarkan pada tanggal 17 januari 2007, melalui ATM BCA sebesar 41.360.
berikut adalah tagihan dan tanggal pembayaran:
Januari 2007 : Rp 41.360, Tgl Bayar: 17 JAN 2007
Februari 2007: Rp 41.360, Tgl Bayar: 26 FEB 2007
Maret 2007: Rp 40.110, Tgl Bayar: 26 MAR 2007
April 2007: Rp 41.775, Tgl Bayar: 25 APR 2007
Karena ada pembayaran double pada bulan desember, brarti saya mempunyai uang di PLN sebesar 89.000. Saya tanyakan kepada mas Dhani (admin CMS PLN Bawean), katanya kalau double bisa digunakan untuk pembayaran bulan berikutnya (januari), jika ada sisa bisa untuk pembayaran selanjutnya (feb dst). Karena saya membayar juga pada untuk tagihan bulan januari, maka menurut saya bisa digunakan untuk pembayaran bulan februari dan maret sebesar 41.360 dan 40.110. jadi:
uang di PLN (des + jan) = 89.095 + 41.360 = 130.455
Karena ada pembayaran double pada bulan desember, brarti saya mempunyai uang di PLN sebesar 89.000. Saya tanyakan kepada mas Dhani (admin CMS PLN Bawean), katanya kalau double bisa digunakan untuk pembayaran bulan berikutnya (januari), jika ada sisa bisa untuk pembayaran selanjutnya (feb dst). Karena saya membayar juga pada untuk tagihan bulan januari, maka menurut saya bisa digunakan untuk pembayaran bulan februari dan maret sebesar 41.360 dan 40.110. jadi:
uang di PLN (des + jan) = 89.095 + 41.360 = 130.455
tagihan jan+feb+mar = 41.360 + 41.360 + 40.110 = 122.830
sisa uang di PLN = 130.455 - 122.830 = 7.625
Jadi artinya, saya ngga menunggak tagihan PLN selama 3 bulan karena masih tercover dari uang saya yang ada di PLN. untuk bulan april memang belom saya bayarkan. namun yang aneh, dari petugas penagihan sendiri (Haryanto dari KUD putra jaya) telah dilakukan pembongkaran meter karena dianggap menungggak tagihan selama 3 bulan. lho koq bs? aneh bukan.. antara PLN Gresik - Bawean (jg PLN distribusi Jatim) koq datanya g sinkron? padahal saya tahu sendiri antara jaringan PLN Gresik - Bawean terkoneksi via VSAT ( very small aperture terminal). klo di gresik bisa online dengan yang distribusi jatim, lalu kenapa antara yang di Gresik dengan Bawean tidak bisa? padahal sinkronisasi database sangat mungkin dilakukan.
dari sms yang saya terima dari saudara Haryanto, untuk pemasangan kembali saya harus membayar: - tagihan untuk 3 bulan sebesar: 133.000,-- bea bongkar pasang: 150.000,-
total yang harus saya bayar sebesar 283.000.
dari mana uang tuk bayar yah? hueheheh ngutang kalee :D
informasi terbaru. untuk pembayaran bulan feb-apr yang bayar mr haryanto. klo dia baek mao bayarin knapa juga harus dibongkar yah? :( bukannya klo g dibongkar, akan lebih meringankan bebanku :D
tp ga taulah... yang penting skr pinjem uang bwat bayar.. bis geto siapkan dana untuk pembayaran utang tiap bulan :D
Jadi artinya, saya ngga menunggak tagihan PLN selama 3 bulan karena masih tercover dari uang saya yang ada di PLN. untuk bulan april memang belom saya bayarkan. namun yang aneh, dari petugas penagihan sendiri (Haryanto dari KUD putra jaya) telah dilakukan pembongkaran meter karena dianggap menungggak tagihan selama 3 bulan. lho koq bs? aneh bukan.. antara PLN Gresik - Bawean (jg PLN distribusi Jatim) koq datanya g sinkron? padahal saya tahu sendiri antara jaringan PLN Gresik - Bawean terkoneksi via VSAT ( very small aperture terminal). klo di gresik bisa online dengan yang distribusi jatim, lalu kenapa antara yang di Gresik dengan Bawean tidak bisa? padahal sinkronisasi database sangat mungkin dilakukan.
dari sms yang saya terima dari saudara Haryanto, untuk pemasangan kembali saya harus membayar: - tagihan untuk 3 bulan sebesar: 133.000,-- bea bongkar pasang: 150.000,-
total yang harus saya bayar sebesar 283.000.
dari mana uang tuk bayar yah? hueheheh ngutang kalee :D
informasi terbaru. untuk pembayaran bulan feb-apr yang bayar mr haryanto. klo dia baek mao bayarin knapa juga harus dibongkar yah? :( bukannya klo g dibongkar, akan lebih meringankan bebanku :D
tp ga taulah... yang penting skr pinjem uang bwat bayar.. bis geto siapkan dana untuk pembayaran utang tiap bulan :D
No comments:
Post a Comment