Media Bawean, 2 Juni 2008
Sumber : Kompas
Gresik, Kompas - Sejumlah penumpang Kapal Motor Ekspres Bahari 8B jurusan Gresik-Bawean, Sabtu (31/5), tidak terangkut meskipun telah membeli tiket. Kondisi itu menuai protes para penumpang kepada Administratur Pelabuhan Gresik sehingga keberangkatan kapal terlambat 1 jam lebih.
Sebelumnya, Rabu (28/5), puluhan penumpang juga tidak terangkut. Bahkan, di antara penumpang yang tidak terangkut itu termasuk mereka yang memiliki tiket. Beberapa orang bahkan sudah memasukkan barang mereka ke dalam kapal.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tambak M Sueb serta Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hepni termasuk di antara penumpang bertiket yang tidak terangkut. Bahkan, berkas-berkas rapat dari Sueb sudah di dalam kapal. "Kami takut hilang saja," ujar Sueb.
KM Ekspres Bahari 8B berkapasitas 303 kursi. Namun, jumlah penumpang yang akan ke Bawean pada Rabu diperkirakan sekitar 390 orang, sedangkan pada Sabtu mencapai 340 penumpang. Lonjakan jumlah penumpang diduga dimanfaatkan calo untuk menggandakan tiket.
Pemimpin CV Duta Wisata, agen resmi KM Ekspres Bahari 8B, H Subki menyatakan tidak mungkin tiket yang dijual berlebih karena setiap pemberangkatan sudah dijatah pas 303 tiket. "Kami menduga ada tiket palsu beredar," katanya.
Kepala Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik Asmari mengatakan, pihak Adpel hanya memeriksa penumpang bertiket yang masuk ke kapal. Saat daya tampung sudah terisi, semua dihentikan. Adpel Gresik tidak memberi toleransi kelebihan penumpang demi keselamatan pelayaran.
"Kami hanya mengatur lalu lintas pelayaran. Kalau penumpang sudah penuh, ya distop. Kami tidak tahu tiket yang dibawa penumpang asli atau palsu. Kami hanya mengecek penumpang yang naik. Bila sudah penuh sesuai dengan kapasitas, kapal diberangkatkan. Masalah dugaan tiket palsu atau digandakan adalah wewenang pengelola kapal," kata Asmari.
Terjadinya lonjakan jumlah penumpang yang mudik ke Bawean, khususnya tenaga kerja Indonesia yang mengambil cuti atau pulang, diduga dimanfaatkan para calo tiket.
Mansyur, warga Bawean, berharap Pemerintah Kabupaten Gresik menambah jadwal penyeberangan tiga kali sepekan agar penumpang tidak keleleran saat terjadi lonjakan penumpang. Sebagian penumpang hanya memiliki waktu terbatas untuk cuti kerja. (ACI)
Gresik, Kompas - Sejumlah penumpang Kapal Motor Ekspres Bahari 8B jurusan Gresik-Bawean, Sabtu (31/5), tidak terangkut meskipun telah membeli tiket. Kondisi itu menuai protes para penumpang kepada Administratur Pelabuhan Gresik sehingga keberangkatan kapal terlambat 1 jam lebih.
Sebelumnya, Rabu (28/5), puluhan penumpang juga tidak terangkut. Bahkan, di antara penumpang yang tidak terangkut itu termasuk mereka yang memiliki tiket. Beberapa orang bahkan sudah memasukkan barang mereka ke dalam kapal.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tambak M Sueb serta Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hepni termasuk di antara penumpang bertiket yang tidak terangkut. Bahkan, berkas-berkas rapat dari Sueb sudah di dalam kapal. "Kami takut hilang saja," ujar Sueb.
KM Ekspres Bahari 8B berkapasitas 303 kursi. Namun, jumlah penumpang yang akan ke Bawean pada Rabu diperkirakan sekitar 390 orang, sedangkan pada Sabtu mencapai 340 penumpang. Lonjakan jumlah penumpang diduga dimanfaatkan calo untuk menggandakan tiket.
Pemimpin CV Duta Wisata, agen resmi KM Ekspres Bahari 8B, H Subki menyatakan tidak mungkin tiket yang dijual berlebih karena setiap pemberangkatan sudah dijatah pas 303 tiket. "Kami menduga ada tiket palsu beredar," katanya.
Kepala Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik Asmari mengatakan, pihak Adpel hanya memeriksa penumpang bertiket yang masuk ke kapal. Saat daya tampung sudah terisi, semua dihentikan. Adpel Gresik tidak memberi toleransi kelebihan penumpang demi keselamatan pelayaran.
"Kami hanya mengatur lalu lintas pelayaran. Kalau penumpang sudah penuh, ya distop. Kami tidak tahu tiket yang dibawa penumpang asli atau palsu. Kami hanya mengecek penumpang yang naik. Bila sudah penuh sesuai dengan kapasitas, kapal diberangkatkan. Masalah dugaan tiket palsu atau digandakan adalah wewenang pengelola kapal," kata Asmari.
Terjadinya lonjakan jumlah penumpang yang mudik ke Bawean, khususnya tenaga kerja Indonesia yang mengambil cuti atau pulang, diduga dimanfaatkan para calo tiket.
Mansyur, warga Bawean, berharap Pemerintah Kabupaten Gresik menambah jadwal penyeberangan tiga kali sepekan agar penumpang tidak keleleran saat terjadi lonjakan penumpang. Sebagian penumpang hanya memiliki waktu terbatas untuk cuti kerja. (ACI)
No comments:
Post a Comment