Saturday, 7 June 2008

Akikah Korban di Pulau Bawean

Media Bawean 8 Juni 2008

SALIKIN, SULAIMAN, MANAF DAN JUGA KAFIL (KEPDES PAROMAAN) DI KANDANG

Misi saya pada tahun 1993 yang sebenarnya pertama adalah untuk mendatangkan kiriman sedekah kepada penduduk di Bawean. Tetapi kalau dikira dari donator yang bonafide khusus untuk tujuan itu, pada masa itu memang sangat sedikit sekali, biarpun di Singapura hampir ada seramai 250,000 jiwa yang berbangsa Bawean. Jadi sewaktu saya berada di Mekah satu waktu dulu sabelumnya, saya bermohon kepada Allah semoga membuka satu jalan sebagai pintu buat diri saya supaya dapat melakukan amal tersebut dan diberikan manfaat yang banyak bagi orang lain. Amal yang saya maksudkan adalah satu yang murni dan tidak disaingi oleh manusia lain.

Inspirasi yang membuat kan saya mahu melakukan akikah korban sebagai amali

Doa saya tidak terlalu lama dikabulkan oleh Tuhan. Sewaktu ber umrah dengan H. Ali Dhofir dan juga Sdr. Baharuddin SH saya teringat mendapat inspirasi untuk melakukan usaha akikah korban di Bawean dalam jumlah yang besar dengan marketnya bersumber di Singapura. Itu sudah terangan2 sejak tahun 1992. Tapi setelah bertemu dengan sahabat saya H. Ali Dhofir dia mengusulkan tanah kosong dekat Pekalongan, Tambak dijadikan tempat lahan kambing yang bisa di jadikan tempat penyimpanan, perlindungan dan penyembelihan akikah korban yang akan kita laksanakan.

PAK ALI DHOFIR DAN SALIKIN SEDANG MEMBERI MAKAN KIBAS

Sebagai permulaan, akikah korban yang saya lakukan sudah dicoba dulu di Surabaya tempatnya sahabat saya yang bernama Fuad Machsuni, adiknya Azizah Machsuni di Tambak, untuk melakukannya. Pada mulanya ia hanya percobaan saja. Satelah saya iklan proposal akikah dan korban di Koran Singapura, ia mendapat sambutan yang sangat meluas. Saat itu tidak ada kompetisi di Singapura. Karena saat saya melakukannya, saya dengar pihak-pihak yang berlainan pendapat sedang perang soal fatwa dan pendapat hukum agama. Ada yang menyatakan bahawa tidak sah bikin korban dan akikah di luar negeri, dan sebagainya. Tapi setelah saya bikin research, tidak ada satu pendapat yang saya temui dalam hadith maupun sunnah yang menyatakan bahwa perbuatan itu adalah bid’ah atau haram. Suatu saat pernah saya di telepon oleh pihak MUIS di Singapura yang melarang saya berbuat demikian, (mungkin karena menjadi pesaing) tapi saya anggap itu sepele karena kalau hubungan amanah antara orang dengan saya kenapa harus punya orang tengah untuk diminta izin? Hari ini setelah 14 tahun berlalu saya lihat banyak organisasi Islam yang ikut jejak langkah H. Samri seperti yang mereka lihat di Koran Berita Harian Singapura. Agen-agen pelancongan dan umrah haji juga tidak tunggu menjadi pesaing kepada idea yang telah saya temukan dulu di Mekah.

Banyaknya Kambing dan Sapi Sebelum datang hari korban

Pekerjaan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1993 beberapa tahun ditempat saudara Fuad Machsuni di Girilaya Surabaya. Tempatnya beliau mendapat sedekah dan juga kiriman daging akikah korban yang sangat banyak sehingga akhirnya beliau mengatorkan dengan tempat-tempat di panti asuhan dan juga pondok pesantren yang diberikan beliau perhatian. Tidak beberapa lama saya merasakan bisnisnya bertambah baik dan dia agak terlalu sibuk, maka sudah sampai saat saya memindahkan usaha tersebut ke tempat lain. Jadi Bawean dapat apa?
Setelah saya mendapat tahu bahwa market tersebut meluas, saya rajin mengiklankan akikah setiap minggu dengan biaya yang agak besar juga dari dana peribadi. Bantuan dari Bpk H. Ali Dhofir membuat survey tempat-tempat di Madura dan juga koneksi beliau mengenai sumber dan penghantaran kambing ke Bawean melalui jalur laut karena pengangkutan masih tetap menjadi hambatan.
Akhirnya di Pekalongan kami bangunkan kandang kambing yang agak besar bias menampung sekitar 500 ekor kambing, dan ini lakukan dengan dana peribadi saya seluruhnya dan tanahnya dibayar H. Ali Dhofir dengan sewa. Tempat itu akhirnya menjadi tempat berkumpul sahabat-sahabat saya seperti H. Kafil Kamsidi (sekarang Kepala Desa Paromaan), sdr. Sulaiman Abdullah Langaur, dan pembantu peribadi saya Sdr. Manaf paromaan. Malah isterinya Bpk H. Ali Dhofir, Buk Halimah (yang sekarang uzur) sering ikut turun tangan dikandang ikut-ikut memberikan makan pada kambing di kandang. Kami sering berkumpul di “kandang kambing” dan membahas bagaimana menghidupkan air dari bumi dan lingkungan Pekalognan, penanaman rumput dan sebagainya. Kami agak puas juga saat itu kami dapat berbuat ibadah dan juga sedekah sabagai manfaat kapada Bawean. Saya pasti masih ramai orang di lingkungan itu masih ingat aktivitas kami dulu, yang sekarang sudah mati.
Tapi oleh karena sikap beliau yang gigih dan mengingatkan kemaslahatan Bawean, beliau keliling Pulau Jawa dan juga Madura bagi pekerjaan tersebut. Dan akhirnya pemasukan kapal kambing yang pertama dapat dimasukkan ke Bawean sebanyak 100 ekor. Tidak sampai 1 bulan semua kambing-kambing tersebut sudah disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan oleh H. Ali Dhofir. Salepas itu pemasukan kambing lancar melainkan terbentur dengan musim hujan dan juga gelombang, tapi pekerjaan itu dapat kita lakukan dengan baik sehingga beliau di angkat menjadi DPR mewakili Bawean pada tahun 1999. Mengikut catatan saya lebih dari 5000 kambing pernah disembelih di kandang tersebut diantara tahun 1996 hingga tahun 2001.
Mobil Pribadi saya dijadikan pengirim kambing keliling Bawean. Pembelian mobil ini juga hasil dari keuntungan usaha akikah korban tersebut. Tapi sekarang mobil tersebut sudah agak piyut, karena sudah dibuat usaha akikah korban tersebut.
Penerima kambing di Bawean tidak membayar, tinggal menerima. Saat paling sibuk adalah waktu korban karena selain kambing kita harus pindahkan sapi dari kandang yang dibangunkan di Langaur untuk di bagi-bagikan kepada penerima keliling Bawean.
Ada satu saat tahun 1998 kami memasukkan sekitar 20 ekor sapi kiriman dari Madura sebagai persiapan korban. Tempat tersebut masih ada bekasnya sampai sekarang di Langaur, tapi saya sudah tidak lagi menjalankan usaha tersebut oleh karena terbentur dengan beberapa factor seperti pakan dan juga tenaga kerja yang tidak kuat menangani sapi.

Kambing Kibas Yang Dipilh Untuk Akikah Korban

Satu saat dulu, ramai orang kenal H. Ali Dhofir bukan sebagai DPR (anggota Dewan), tapi sebagai penyalur daging kambing gratis. Ada yang menyatakan nama beliau menjadi populer dikalangan masyarakat seluruh Bawean karena ramai yang dapat kiriman daging kambing dari tangannya beliau. “Ada juga yang menyatakan bahawa mereka lebih senang H. Ali Dhofir menjadi “tokoh membagi kambing” dari menjadi DPR karena setelah beliau menjabat DPR mereka lebih tidak dapat apa2. Ejekan seperti ini sangat menyedihkan saya karena gagasan perjuangan beliau bukan sedikit, dan oleh karena beliau juga beramal dan berusaha di Bawean, ini menjadi inspirasi bagi saya mendatangkan kiriman pengajian, khatamal quran, sedekah dan jariah serta korban akikah dari Singapura. Orang Bawean mestilah belajar menerima dan bersukur, dan bukan “e pa lancheng colok na mon becik ka oreng”.

KEMEROSOTAN AKTIVITAS

Setelah beliau berpindah menjadi DPR pada tahun 2000, kandang kambing tersebut dikuasa anak buahnya H. Ali Dhofir yang bernama Salikin. Pada mulanya pekerjaan beliau bagus, seperti anak-anak yang lain yang maukan pekerjaan. Tapi setelah dua tahun begitu dengarnya setelah dipengaruhi oleh isterinya (yang sudah meninggal sekarang) beliau jadi ambisi. Dia minta beli sepeda motor potong dari gaji bulanan. Dia juga bekerja diluar setelah bekerja dikandang buat menambah pendapatan. Akhirnya hasil kerja meleset dan tidak terurus dengan baik. Sering dapat laporan kambing sakit dan kurang makan, dan apabila sakit, kambing di perintah saya untuk disembelih aja. Sering terlihat diwajah dan kening beliau seperti orang yang tidak merasa puas. Harga kambing yang mulanya berharga Rp 90,000 akhirnya membengkak sampai harga Rp.220,000. Tapi yang lebih penting saya rasakan adalah kerajinan menurun dan keperhatinan Salikin meleset. Ambisinya sampai mau bangun rumah, dan cari hutang keliling dan akhirnya pekerjaan tersebut harus ditutup. Hal ini berlaku sekitar tahun 2000 selepas kami adakan Maulud besar-besaran di Tambak yang historis itu.
Perkarangan di Pekalongan sewaktu masih berwujud usaha


Molen Miliknya H. Samri

Dana diberikan untuk pembangunan jalan umum ke telaga kastoba

DIMANA USAHA AKIKAH KORBAN SEKARANG?

PENGUMUMAN KORBAN YANG AKAN DI LAKSANAKAN DI WARAKAS TG PRIOK
Saya masih tetap melakukan usaha ini sebagai satu jalur ibadah yang tersembunyi. Sekarang salama 7 tahun ia sudah bertempat di Warakas, tanjong Periok, dibawah kelolaan H. Hosri Ansori, seorang warga Gerejek di Jakarta. Biarpun kurang tempat dan lahan, kami bikin penyesuaian, kurang biaya administrasi dan mendapat sambutan dari masyarakat setempat karena usaha tersebut. Juga masalah mendapatkan kambing cepat di atasi dengan biaya yang lebih murah karena kambing bias dibeli langsung dari pasar kambing. Pada Tahun 2003, saya buka cabang lain di Bangil atas usaha ibu Maslahah dan suaminya, dan pengiriman akikah tersebut di sembelih langsung di kandang dan dimanfaatkan di tempat-tempat seperti madrasah, panti asuhan dan anak yatim dan juga tempat-tempat pengajian rutinan.
Dari keuntungan memasarkan dan menjual akikah korban di Koran Singapura, kita mendapat banyak keuntungan dari usaha tersebut. Keuntungannya di bangun jalan-jalan kampung di Paromaan bermula dari Gunung Pasir di Tanjung Ori sehingga sampai ke Pakerangan dan akhirnya ke Paromaan. Setelah beberapa lama kita sambung usaha tersebut sampai ke Langaor dan Raas . Selebihnya itu Pemerintah ikut membangun untuk jalan sampai ke Telaga Danau Kastoba. Kami punya 2 molen yang kuasanya dapat membangun langgar dan madrasah dan jalan. Bantuan ini semua diberikan secara percuma (tidak dikenakan biaya karena untuk kemaslahatan masyarakat.)
H. Samri Dengan H. Hosri Di Jakarta

Sayang sekali Bawean ku tidak dapat mendukung kerja yang saya ingin lakukan. Jikalau kita lihat rusa Bawean yang sedang di pelihara oleh sdr. Sudirman, masih harus minta bantuan dan tidak ada manfaatnya kepada masyarakat Bawean secara material, namun kenapa usaha yang pernah saya lakukan dulu tidak diberikan perhatian masyarakat dengan baik dan cermat. Saya ingat waktu saya harus beli rumput dan daun nangka dari orang Bawean karena harus menyiapkan makanan untuk kambing. Sedangkan orang Bawean hanya terima daging akikah yang sudah di sembelih secara cuma-cuma.
Sampai saat ini, saya belum meilhat ada peminat-peminat dari luar negeri yang mau merintis jalan yang pernah saya lakukan. Saya ditanyakan kenapa saya tidak mau melakukan hal tersebut di Bawean lagi. Jawapan saya, pekerjaan tersebut terbentur dengan masaalah pribadi manusia. Manusia tidak jujur, cepat rakus dan serakah melihat kepada harta orang dan sukses, tidak cukup dengan hak yang diberikan sebelum ada, juga terbentur faktor alami dan juga pengangkutan dan komunikasi yang baik. Mahu kirim fax aja ke H. Ali Dhofir bukannya senang, sedangkan saat ini kami sudah ada email dan segala, tidak kami ketemu kesulitan seperti itu di luar Bawean.


APAKAH SAYA TIDAK AKAN MENGHIDUPKAN USAHA TERSEBUT?

Sulitnya adalah pendukung pekerjaan tersebut. Manusia yang sangat saya percayakan adalah H. Ali Dhofir. Suksesnya kerja tersebut selama ini adalah atas keperhatinan dan kejujurannya beliau dalam mengatur dan membudayakan amal dalam proses usaha tersebut. Pembantunya yang dipercayakan menghianati dia atas amanah tersebut hingga saya merasakan dirugikan. Cuma kalau hal tersebut saya paksakan kepada H. Ali Dhofir pada saat umur begini, saya sebenarnya kasihan kepada dia. Juga ia bukan pekerjaan yang untungnya saya maukan. Cukuplah kita berdua mengingatkan masa silam sukses kita itu sebagai satu kenangan yang tidak bisa di lupakan. Saya lebih senang melihat beliau istirahat dan menghabiskan waktunya di Musallah yang sudah saya bangunkan.


KEUNTUNGAN USAHA

Banyak juga orang yang bertanyakan kepada kami, kemana kami simpan keuntungan dari usaha membangunkan usaha akikah korban di Bawean. Sebenarnya orang Bawean tidak melihat sendiri keuntungannya dipakai setiap hari oleh orang yang menggunakan jalan dari Gunung pasir Tadjung, Jalan Pakerangan, Jalan Paromaan dan juga jalan Langaur dan sampai ke Raas, itu semua adalah hasil keuntungan daripada usaha akikah korban yang telah diusahakan. Kalau dihitung keuntungan itu, mungkin melebih dari Rp 300 juta dan hampir lebih dari Rp200 juta di buat membangun jalan cor sepanjang perjalanan dari Gunung Pasir sampai ke Raas menuju Candi.
Tentu sekali mereka yang masih ingat jalan ke Candi dari Tambak memerlukan waktu yang agak lama karena jalannya yang hancur dan batu-batu yang berbahaya dijalanan. Sekarang warga dari Candi bisa saja sampai ke Tambak dalam tempuh 10 menit dengan sepeda motor karena itulah jalan cor sangat dikagumi.
Setelah jalan cor itu dapat kami laksanakan dari hasil keuntungan tersebut, pemerintah langsung memberikan perhatian kepada masyarakat Paromaan. Jalan tersebut ditambah dan di sambung sampai ke Candi sampai di kaki Danau Kastoba. Kami diberitahu oleh Kepala Desa Paromaan Kafil, mungkin karena gengsinya Pemerintah jalan-jalan di Tanah Merah juga dibangun pemerintah supaya kelihatan kepedulian pemerintah kepada masyarakat. Saya merasa beruntung karena usaha tersebut memberikan kesadaran kepada pemerintah secara langsung atau tidak langsung.

Jalan lama di Pakerangan

Jalan cor yang dibuat pada tahun 2000 di Pakerangan


APAKAH SAYA AKAN KEMBALI USAHA TERSEBUT DI BAWEAN
Sebenarnya Bawean banyak hambatan. Pertama yang menutup usaha tersebut pada akhir saat tahun 2000 itu adalah faktor manusianya. Manusia cepat berubah, dari bersyukur menjadi rakus, dan akhirnya yang diamanahkan keluar jalur. Manusia Bawean yang sudah keterbiasaan menerima akhirnya hilang syukurnya, seolah-olah mereka harus mendapat hak dengan cuma-cuma. Tidak ada yang merasakan harus mendukung dan membantu, karena kapan saja mereka mau daging akikah, mereka minta-minta dan kalau tidak diberikan, H. Ali Dhofir menjadi tohmahan.
Juga Ali Dhofir pada mulanya juga di sanjung-sanjung orang sewaktu akikah korban permulaan di Bawean. Namanya harum sebagai pemilik daging akikah yang diberikan kepada semua orang yang berhajat, tempat-tempat pengajian, pondok pesantren, keluarga miskin, dan juga ada orang-orang yang mampu mau mendapatkannya. Banyaknya pekerjaan waktu dan keringat, serta perhatian, manusia cepat lupa H. Ali Dhofir akan kebaikannya dahulu. Dan setelah beliau menjadi DPR terdengar kisah cintanya Ali Dhofir, manusia seperti menghukum dia seolah2 dia tidak pernah berbuat amal sedikit buat orang cepat memaafkan dia.

Kalau hal begitu bisa berlaku pada H. Ali Dhofir, pada pendapat saya, apa kurangnya hal yang sedemikian kalau ia belaku pada H. Samri karena H. Samri lagi tidak punya nama yang mau di sandarkan.

Faktor alami yang menyebabkan usaha seperti ini tidak melemahkan semangat saya untuk berbuat akikah korban di Bawean, tapi sifat manusiawinya sangat mempengaruhi keputusan saya. Akhirnya saya pindahkan usaha tersebut ke Tg Priok Jakarta, dan juga ke Bangil Pasuruan karena ditempat-tempat tersebut, saya rasakan manusianya lebih ikhlas.

Pada tahun 2007 saya mendapat pesanan membuat korban sapi di Bawean. Setelah dipesan melalui wakil, warga Bawean lupa bahwa daging korban itu akan dibagi-bagi secara gratis untuk mereka, tapi kelihatannya mereka tidak siap untuk sama-sama meraih pahala sedekah karena sapi dibeli dengan harga yang agak sederhana. Akhirnya pada tahun tersebut tidak ada korban di Bawean sama sekali. Anehnya, sapi-sapi mereka dikorbankan oleh alam dengan musibah tahun 2008 bulan Februari.

Saya masih tetap cinta pada Bawean. Untuk melakukan akikah korban, Bawean tidak siap dengan dukungan yang bisa menghidupkan usaha, apa lagi syukurnya. Mudah-mudahan hal saperti ini akan berubah dan Allah SWT. kirimkan gantinya H. Samri untuk Bawean sekali lagi. Itulah doa saya…….

Friday, 6 June 2008

Ibu Jani Meninggal Dunia Gantung Diri

Media Bawean, 7 Juni 2008
Tanjungori, Ibu Jani (70 tahun) warga Dusun Timur Sungai, Desa Tanjung ori, Tambak Bawean, ditemukan meninggal dunia hari Kamis, 29 mei 2008 jam 06.00 WIB (pagi) dengan menggantungkan diri di dalam kamar rumahnya.
Hasil pemeriksaan ibu Jani memiliki ganguan kejiwaan. Anehnya, satu tahun yang lalu anaknya juga meninggal dunia bunuh diri di dalam rumah yang sama.
Menurut sebagian warga, ibu Jani selalu mengharap kedatangan anaknya dari Malaysia, karena yang ditunggu tak kunjung datang, maka bunuh diri yang dilakukan. (bst)

Demi Pulang Ke Bawean, Anak Ditinggal Sendirian

Media Bawean, 7 Juni 2008

Situasi pelabuhan saat anak ditinggal orang tuanya

Pemberangkatan Kapal Ekpress Bahari 8B (7/6) tiket terjual habis, sekitar 50 orang yang gagal berangkat ke Bawean karena tiket sudah habis.

"Kerja Syahbandar dan Adpel Gresik patut diacumi jempol, peraturan yang ada sangat ditaati," kata Kepala Desa Kotakusuma.

"Kapasitas penumpang 303 orang tanpa ada penambahan dan dispensasi apapun sesuai peraturan yang ada, kami salut dengan kinerja mereka," tambah Kepdes.
Saat kapal ekpress bahari akan berangkat, ada anak kecil usia 6 tahun lari melewati ring petugas, sambil teriak, "Bapak..... Ibu........ jangan tinggalkan kami," sambil menangis sekuat-kuatnya.
Spontan semua orang di pelabuhan Gresik tertuju pada anak kecil, setelah ditelusuri ternyata dari Singapura asal Bawean Lebak. Ditinggal sendirian sama Bapak dan Ibunya karena khawatir tidak mendapatkan tiket kembali pada pelayaran berikutnya. Sedangkan yang mengurusnya sudah berulang kali melobi pihak petugas, tapi tidak boleh karena sudah sesuai dengan kapasitas muat yang ditetapkan.
Semua orang berteriak agar kapal berhenti, tapi karena sudah lepas tali maka pemberangkatan tetap dilanjutkan. Suara tangisan anak kecil tersebut sangat menyentuh hati dan membuat banyak tanya, kenapa kok ditinggal sendirian di Gresik?
Suasana tersebut sempat memanas antara petugas dan orang-orang di pelabuhan. (bst)

Mansyur Pimpin IKBB Lagi

Media Bawean, 7 Juli 2008

Sumber : Batam Pos
BATAM (BP) - Ikatan Keluarga Bawean Batam (IKBB) menggelar musyawarah besar memilih pengurus baru 2008 - 2011 di Masjid Almutaallim, Seipanas, Ahad (6/7) kemarin. Hasilnya, untuk kedua kalinya Mansyur Hamami terpilih jadi ketua.

Mansyur terpilih, setelah dua calon lainnya yakni Alfan Mujib dan Senin Rahmat kalah dalam pemungutan suara. ”Kalau di pemerintahan maksimal dua kali, di sini juga maksimal harus dua kali. Setelah ini, saatnya kaum muda yang memimpin IKBB,” katanya.

Saat ini, jumlah warga Bawean di Batam sekitar 4.000 orang. Dulu, mereka tinggal di satu perkampungan sehingga di Jodoh sempat ada perkambungan Boyan yang akhirnya pindah ke Seipanas. Namun, kini warga Bawean tak lagi tinggal di satu perkampungan.

Menurut Humam (60-an) tokoh IKBB, warga Bawean termasuk yang membuka perkampungan di Batam sejak tahun 1970-an. Warga Bawean juga termasuk yang pertama membuka pengajian-pengajian dan wirid di Batam. Sehingga, sampai saat ini kiprah orang Bawean di Batam lebih banyak dikenal di ranah kultural.

Dalam mubes, kemarin, muncul keinginan untuk memunculkan tokoh IKBB sebagai calon anggota Dewan di Batam. ”Di Tanjungpinang dan Bintan sudah ada orang Bawean yang jadi anggota dewan,” jelasnya. (med)

Sebagian Perekonomian Bawean Diraup Orang Jawa

Media Bawean, 7 Juni 2008

Sebagian Perekonomian Bawean banyak dikuasai oleh orang berasal dari Pulau Jawa. Mereka tekun bekerja sepanjang hari dengan dagangan yang dijual seperti bakso, warung nasi dan lainnya. (bst)

Jadwal ke Bawean Ditambah Jadi Tiga Kali Seminggu

Media Bawean, 7 Mei 2008
Sumber : Berita Jatim
Pacu Ekonomi
Reporter : Hardy

Gresik - Ini kabar gembira bagi masyarakat Bawean ataupun para TKI jika ingin pulang kampung. Pemkab Gresik kini sudah menambah jadwal penyebrangan tiga kali dalam seminggu.

Ini artinya para penumpang tidak perlu berjam-jam menunggu untuk bisa pulang ke rumah. Dengan menggunakan KM Exxpress Bahari 8B, jelas akan lebih memudahkan penumpang untuk lekas bertemu keluarga.

Kepala Dinas Perhubungan Gresik Sutarjo menjelaskan dalam rapat koordinasi memutuskan jadwal KM Exxpress menjadi tiga kali seminggu. Mantan Pjs Sekda Gresik itu mengatakan dengan keputusan ini diharapkan bisa memicu pertumbuhan ekonomi di pulau itu.

"Dengan jadwal yang lebih banyak, maka dengan sendirinya kebutuhan wilayah itu diharap bisa lebih mudah teratasi," katanya, Sabtu (7/6/2008).

Sebelumnya pelayaran KM. Express Bahari 8B hanya melintas 2 kali seminggu PP pada Hari Rabu dan Sabtu. Sejak 2 Juni 2008, rute tersebut ditambah menjadi 3 kali yaitu hari Senin, Rabu dan Sabtu yang berangkat dari Gresik pada jam 09.00 wib. Sedangkan dari Bawean ke Gresik akan dilayani pada hari Selasa, Kamis dan Minggu yang berangkat pada jam 09.00 wib.[ard/sit]

Ramai - Ramai Berkunjung Ke Pulau Bawean

Media Bawean, 7 Juni 2008

Arus kedatangan dan kembali dari Bawean Gresik sangat padat dan jumlah sangat besar. Setiap jadwal pemberangkatan kapal, penumpang sangat padat dan tiket kapal selalu habis.

Jalan Lingkar Bawean yang rusak parah

Tolak ukur kemajuan Bawean sudah berkembang dan menarik untuk dikunjungi para wisatawan dari luar negeri, termasuk Malaysia dan Singapura. Sudah selayaknya Pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur jalan lingkar di Pulau Bawean. Dengan perbaikan, maka sarana penunjang untuk menarik pengunjung akan lebih besar. Tapi sebaliknya, jika infrastruktur tersebut tanpa ada perhatian maka kenyamanan penggunan jalan lingkar akan merasa terganggu.

Jalan Lingkar Bawean yang sudah diperbaiki dengan paving

Di jalan lingkar Bawean banyak anak muda berkaca mata dan model seperti anak melayu berboncengan naik sepeda motor. Mereka tertawa ria melihat Pulau Bawean yang indah nan mempesona dengan pemandangannya alami dan perawan. (bst)

Bantuan Bencana Belum Cair

Media Bawean, 6 Juni 2008

Bantuan bencana longsor dari Pemkab Gresik di Pulau Bawean sampai saat ini belum cair. Warga akhirnya mendirikan rumah gubuk sementara sampai menunggu datangnya bantuan.
Menurut Kafil Kamsidi Kepala Desa Paromaan Tambak, "Sampai hari ini bantuan relokasi rumah untuk korban bencana longsor belum cair," katanya.
"Sehingga warga mendirikan gubuk sementara, menunggu sampai dana bantuan yang dijanjikan oleh Pemkab Gresik cair," ujar Kafil. (bst)

Thursday, 5 June 2008

Birokrat Kelahiran Bawean

Media Bawean, 6 Juni 2008

Salim saat menerima Media Bawean di Hotel Tunjungan

Salim adalah putra Bawean yang berhasil menjabat di birokrasi, beliau sekarang sebagai Kepala Bagian Perlengkapan dan Aset Setdako Batam. Saat bertemu media bawean di hotel Tunjungan Plaza Surabaya (5/6), beliau menerima kami dengan penuh ramah dan keakraban komunikasi.

Salim di Surabaya dalam rangka kunjungan ke Pemkot Surabaya dengan anggota DPRD Batam. Saat berkomunikasi, ternyata beliau masih fasih dan lancar berbahasa Bawean. Beliau menanyakan kondisi Pulau Bawean, secara umum mulai dari jalan sampai kapal dan lainnya.

Media Bawean menawari untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Bawean, ternyata beliau memiliki jadwal yang sangat padat diantaranya hari senin harus mengisi seminar.

Beliau menceritakan perjalanan awal dari Daun sampai ke Batam dan melanjutkan sekolah di STPDN. Beliau pernah menjabat sebagai camat di Batam. Menurut Salim, "Kami selalu aktif dalam perkumpulan Bawean, dan tidak akan terlupakan selamanya," ujarnya.

"Di Batam orang Bawean jumlahnya sekitar 400 orang yang bergabung dalam perkumpulan IKBB yang sebentar lagi akan mengadakan pemilihan pengurus baru," katanya

Beliau berjanji akan segera mengirim profil lengkap ke Media Bawean. Sesuai harapan Media Bawean akan mengumpulkan data lengkap orang Bawean yang sukses dari kalangan Birokrasi, Politisi dan Pengusaha dan lainnya, dengan tajuk Apa dan Siapa? (bst)

Media Bawean Online Dari Pulau Bawean

Media Bawean, 6 Juni 2008

Warnet Bimbo di Sangkapura Pulau Bawean

Media Bawean kemarin (4/6) melakukan pengiriman berita secara langsung dari Pulau Bawean, melalui Telkom Sangkapura dan Warnet Bimbo.

Di Telkom, Media Bawean diterima oleh Kepala Telkom Bawean dan Bapak Edy, menurut Kepala Telkom, "Silahkan media bawean gunakan dan manfaatkan telkom Bawean, bila perlu setiap datang ke Bawean mampir ke kantor kami," katanya dengan sambutan yang luar biasa.

Mencoba online membuka google dan yahoo bisa tapi lambat, setelahnya dilanjutkan ke blogger lebih lambat lagi. Setelah beberapa jam di Telkom kami akhiri dan gratis tanpa bayar, bahkan disuguhi kopi arab bernama ma'jun.

Selanjutnya pindah ke Warnet Bimbo, 1 jam Rp.6000 dan lebih cepat tapi setelah dibuka harus diulang-ulang uintuk membuka kembali. Perlengkapan perlu distandarkan warnet di Pulau Jawa, seperti tarif masih menggunakan manual. Setelah kirim berita, ternyata di Bimbo kami juga dapat pelayanan baik dan gratis bayar selama 4 jam. (bst)

Sang Juara Dari Pulau Bawean

Media Bawean, 6 Juni 2008

Sang Juara dengan 2 Piala Kejurda Jatim 2008

Senin, 2 Juni 2008 sang juara kembali ke Pulau Bawean dengan naik kapal ekpress bahari 8B membawa 2 Piala Kejurda Sepak Takraw Jawa Timur perwakilan Kabupaten Gresik. Nampak senyum dan gembira terlintas dibibir anak muda kelahiran Bawean.
Mereka menatap penuh rasa bahagiah dan merasa bangga dengan prestasi yang mereka ukir selama ini. Mulai dari prestasi nasional sampai bermain ke daerah Kalimantan dan terakhir juara di kejurda Jatim beberapa hari yang lalu.
Sudah selayaknya kita menghargai sang juara kita dengan bukti dukungan kongkrit, bukan sekedar basa basi. (bst).

Gedung Putih Bawean

Media Bawean, 6 Juni 2008

MUSLIMAT DI PAROMAAN
Oleh : Hj Samri Barik SH
LL B Hons London


Hj. Maisurah Ketua Muslimat Ranting Paromaan

Salah satu kemajuan yang tersimpan dan tersembunyi adalah kemajuannya Ranting Muslimat NU Paromaan pimpinan Hj. Maisurah H. Ahmad. Sudah hampir lebih dari 1 periode dia dipilih untuk memimpin Ranting Muslimat Paromaan yang rutin yasinan di Gedung Putih Paromaan mengikut petunjuk yang sudah disediakan dari Singapura.

Gedung Putih Paromaan

Disini banyak kegiatan yang telah diatur dengan skedul oleh Hj Samri Barik dari Singapura sejak tahun 1997. Disini tempat perkumpulan Muslimat se-Paromaan yang setiap malam mereka bersama-sama membaca Yasinan setelah maghrib untuk kiriman orang-orang dari Singapura, dan diberikan imbalan kapada Muslimat setiap pengajian setahun sebesar Rp 1 juta pertahun bagi setiap kiriman. Maka setiap malam ada aja kiriman yang telah dipesan oleh warga dari Singapura. Sejak tahun 1997 hingga sekarang, Ranting Muslimat Paromaan telah mengumpulkan uang sebesar Rp 60 juta. Kadangkali dana tersebut dikeluarkan untuk dibuat ganti pakaian seragam Muslimat dan diberikan kepada anggotanya kurang lebih 80 orang.


Anggota Muslimat Membaca Yasinan

Selain dari pengajian Yasinan, ada juga anggota yang dipilih dari kemampuan membaca AlQuran untuk menghatamkan Alquran dengan imbalan sebesar Rp 400,000 hingga Rp 500,000 setiap kiriman. Kiriman seperti ini sangat banyak, apabila sudah waktu mendekati Ramadan karena ramai orang di Singapura yang agak merasa tertekan dengan riadhah membaca Quran dan pekerjaan yang penuh stress, sedangkan mereka juga mahu beramaliah dan bersedekah untuk orang tua mereka yang telah meninggal dunia.

Muslimat kadangkala juga mendapat kiriman sedekah dan imfak dari Singapura yang berupa uang yang diminta untuk diberikan makan iftar pada bulan puasa. Kadangkali diatur programme serupa itu sehingga menjadi sekitar 4 hingga 8 kali dalam bulan puasa. Muslimat Paromaan mengajak anak2 dan orang tua berbuka puasa di Gedung Putih Paromaan.

Kegiatan Di Waktu Hari raya Idul Adha

Saat waktu hari raya Idul Adha Paromaan juga menerima korban yang banyak dari Singapura. Muslimat dengan bekerjasama dengan Kepala Desa mengundang anak-anak santri pondok dan madrasah diseluruh Desa Paromaan. Sangat beruntung desa ini karena dikunjungi setiap tahun sejak tahun 1997, dan anak-anak diajak makan di Gedung Putih, tetapi mengikut skedul yang ditetapkan. Artinya, pada jam 10.00 pagi anak-anak Paroman mengawali undangan, dan jam 11.00 pagi diganti oleh anak madrasah Langaur, setelahnya Candi, dan Tanah Merah dan saterusnya hinggalah 7 Dusun di desa Paromaan dapat merasakan daging korban yang di masak.

Yang lebih menggembirakan adalah melihat senangnya anak-anak yang mendapat hadiah pada saat setelah diberikan makanan daging sate, ayam dan telur pada hari raya idul Adha. Terpancar dari wajah mereka kebahagiaan yang dapat kita rasakan seperti sewaktu masih kecil di beri gula atau hadiah dari orang yang tidak kita kenal.
Selain dari kegembiraan yang disajikan juga, kadangkali anak-anak yang ramai itu mendapat hadiah “hari raya” . Hadiah itu berupa uang yang diberi setiap seorang sebesar Rp 10 ribu atau Rp 5 ribu tergantung kapada dana yang dikirim. Ini sering disampaikan oleh isteri Bapak H. Samri yang bernama Hj. Halimah Abdul Jalil yang biarpun bukan orang Bawean asalnya, sudah hampir lebih dari 10 kali yang bolak balik ke Bawean. Ibu Halimah adalah orang seorang pengacara Singapura dari keluarga besar Orang Kaya Agung di Palembang.

Ibu Hj. Halimah Sedang Memberikan hadiah uang rupiah

Madrasah yang baru saja dibangun di desa Paromaan pada tahun 2005 adalah usahanya ibu Hj. Halimah dengan H. Samri Barik setelah beliau dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 130 juta. Madrasah di Paromaan dibangun sekaligus dalam waktu 3 bulan dan sekarang sudah difungsikan dengen baik. Kami masih berusaha mendokong dana madrasah tersebut dan mudah-mudahan desa Paromaan dapat tegak berdiri sampai beberapa tahun kedepan.

Madrasah Paromaan Siap Pakai Sebagai tempat belajar mengajar
Gedung ini merupakan Infaq dari Singapura

Siswa Madrasah Paromaan siap menempati Gedung yang baru selesai dibangun


Kami juga mengadakan silaturrahmi dengan anak-anak Madura di Tanah Merah dengan harapan suatu saat dapat membangunkan mereka madrasah. Supaya mereka dapat menempati bangunan seperti masyarakat Bawean yang lain.

Hal ini juga terjadi dengan ridhaNya Allah SWT. kami dapat mengirimkan bantuan untuk membangun musallahnya bagi anak-anak di Tanah Merah. Bangunannya sangat menarik pandangan mata .

Langgar Di Tanah Merah
Sebenarnya kegiatan Muslimat adalah aktivitas utama. Apabila ada warga di Singapura yang menghadapi pembahagian harta selepas meninggal orang tua mereka, ada yang minta dingajikan, dan juga ada yang minta dibacakan yasin sepanjang tahun. Ada sebuah keluarga yang mempunya13 orang anak yang menerima harta pembahagian langsung orang tua mereka yang telah meninggaldunia dimintakan pengajian yasinan selama 13 tahun. Berarti mereka mengirim uang sebesar Rp 13juta untuk tujuan tersebut.

Jadi kalau dihitung secara lengkap, pemasukan Muslimat Paromaan per tahun sekitar Rp.7 juta rupiah karena setiap malam ada rutinan di tempat mereka di Gedung Putih.

Kalau di hitung secara rinci, pemasukan tersebut tidak termasuk infaq dan sedekah pada TK di tempat, kepada madrasah, kepada fakir miskin dan juga anak-anak yatim di tempat. Tetapi yang menjadikan usaha utama adalah rutinan yasinan Muslimat Paromaan, yang dari situ maka mengalir lah dana-dana yang lain. Kalau dibandingkan dengan aktivitas NU pusat, mereka tidak pernah mencoba kegiatan yang bisa mendatangkan dana. Sumber yang ketahui adalah NU cabang sering meminta dari ranting, dan buat NU Paromaan sumber mereka mencukupi untuk memenuhi permintaan, sedangkan ranting-rangting yang lain menangis karena tidak ada sumber dana yang terus mengalir atau yang bisa dijadikan bahan pokok untuk diusahakan.

SIRAMAN ROHANI

Ustadz Mahfudz Siddiq Memeberikan Siraman Roihani Satu Kali Seminggu

Untuk menghidupkan ukhuwah Muslimat Bapak Haji Samri mengundang Ustadz Mahfuz Siddiq untuk mengadakan ceramah seminggu sekali di Gedung Putih, dan dana untuk hal tersebut di tanggung oleh Bapak H. Samri sendiri. Hal seperti ini menambahkan kekuatan akidah Muslimat, keakraban yang mendalam, dan menambahkan ilmu pengetahuan dalam agama yang telah mereka tinggalkan pendidikan setelah mereka tamat pengajian pondok pesantren.

Kegiatan saperti ini pada pendapat saya sangatlah berkesan bagi mengumpulkan kekuatan Muslimat sacara perkumpulan. Hal seperti ini tidak terjumpa dimana-mana desa karena mereka tidak dapat mencari sumber dana yang dapat menghidupkan kegiatan seperti ini.

Untuk kami mengajak dan menyuruh mereka mencontohi, amatlah berat perasaan kami. Tapi biarlah kami teruskan usaha kami sahingga kami menjadi contoh yang unggul. Muslimat Paromaan adalah Muslimat contoh di Bawean. Malah mereka di segani.

Apa yang kami harapkan adalah semoga Muslimat mampu mencetak pemimpin yang berkaliber, berijazah sarjana, ahli pidato dan juga yang punya wawasan. Kapan Allah SWT. akan berikan dia kepada kami? (bst)

Lintas Gresik Bawean Ditambah

Media Bawean, 6 Juni 2008
Sumber : Duta Masyarakat
GRESIK - Guna memperlancar arus penumpang Gresik-Bawean atau sebaliknya, Pemkab Gresik akhirnya menambah jadwal penyeberangan. Hal ini dilakukan karena selama ini jumlah penumpang tidak seimbang dibandingkan jadwal pelayaran lintas Gresik-Bawean.
Penegasan tersebut disampaikan Kepala Dinas perhubungan (Dishub) kabupaten Gresik Sutardji, Kamis (5/6). Menurut mantan Pjs Sekda Gresik ini, langkah strategis itu ditempuh dengan menambah lintas pelayaran KM Express Bahari 8-B yang semula hanya dua kali dalam seminggu menjadi tiga kali dalam seminggu terhitung mulai 2 Juni 2008.

“Sebelumnya pelayaran KM Express Bahari 8-B hanya berlayar ke Bawean pada Rabu dan Sabtu dan bertolak dari Bawean ke Gresik Kamis dan Ahad,” terang Sutardji.
Kini, sambung Sutardji, KM Express Bahari 8-B berlayar ke Bawean pada Senin, Rabu dan Sabtu berangkat dari pelabuhan Gresik pada pukul 09.00. Pelayaran dari Bawean ke Gresik akan dilayani pada hari Selasa, Kamis dan Ahad dan berangkat pada pukul 09.00.

“Jadwal tersebut berdasarkan keputusan rapat koordinasi yang diselenggarakan di Kantor Administratur Pelabuhan Gresik pada 26 Mei lalu,” pungkas pejabat yang juga menjadi salah satu dosen di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terkemuka di Surabaya ini.(dik)

Galeri Pelabuhan Bawean

Media Bawean, 5 Juni 2008







Sosok Figur Perempuan Bawean

Media Bawean, 5 Mei 2008

Tambak, Nyai Hajjah Azizah Mahsuni termasuk tokoh sentral perempuan yang ada di Pulau Bawean. Nyai Azizah aktif sebagai pengasuh Pondok Pesantren di Tambak Bawean, meneruskan perjuangan Bapaknya yaitu Kyai Mahsuni.

Nyai Azizah sempat nyantri ke Bapaknya sendiri sampai tamat SMP Islamiyah, setelah lulus melanjutkan ke Wonorejo Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin selama 1,5 tahun, kemudian melanjutkan ke Cukir Jombang melanjutkan sekolah Aliyah sampai tamat. Lulus Madrasah Aliyah masuk perguruan tinggi di Universitas Hasyim Asya'ari Tebuireng Jombang.

Untuk pulang ke Bawean Nyai Azizah, sebelumnya belajar keorganisasian selama 1,5 tahun. Setelahnya baru pulang ke Bawean pada tahun 1985. Pulang ke Bawean langsung mengasuh Pondok yang sebelumnya diasuh oleh kakak kandungnya (Hafidz sekarang di Ponpes Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik).

Setelah pulang ke Bawean, beliau aktif di kepengurusan Banom NU mulai dari IPPNU, Fatayat dan Muslimat. Selain itu aktif di Islamiyah Tambak sampai sekarang menjabat bendahara yayasan.

Pada konferensi Muslimat di Sangkapura tahun 1999, Nyai Azizah terangkat jadi Ketua Muslimat NU Cabang Bawean. Awal perjuangan yang dijadikan program adalah membenahi menejemen dan administrasi muslimat dari tingkat cabang sampai ranting. Kemudian konferensi di Desa Diponggo, Nyai Azizah terpilih kembali jadi ketua cabang musl;imat cabang Bawean.

Menurut Nyai Azizah, "Terbukti muslimat sudah mampu mengatur dana kas, administrasi surat menyurat dan setiap mengadakan acara sepenuhnya sudah mampu ditangani perempuan sendiri tanpa melibatkan kaum lelaki," katanya.

"Sekarang Muslimat sudah memiliki TK/RA tersebar diseluruh Bawean, KBIH, Kejar Paker B, dan pengajian rutin. Termasuk setiap tahun mengadakan acara Hari Sosial Muslimat, yang meliputi banyak kegiatan yang bersifat sosial dari Muslimat Cabang NU Bawean" ujarnya.

"Kami sudah mampu membangun gedung sendiri, meskipun awalnya semua orang merasa tidak mungkin. Tapi berkat kerja keras semua pengurus cabang, hasilnya bisa dilihat sendiri sudah terbangun gedung muslimat cabang Bawean," jelas Nyai Azizah.

"Alhamdulillah perempuan di Bawean sudah mulai bangkit dan sosok perempuan mampu berperan aktif dalam perjuangan organisasinya sendiri, tanpa merepotkan kaum lelaki. Kami merasa bangga dengan perempuan Bawean," tambah Nyai Azizah. (bst)

JADWAL PENYEBRANGAN GRESIK BAWEAN DITAMBAH

Media Bawean, 5 Juni 2008
Sumber : Kompas
GRESIK, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Gresik memutuskan menambah jadwal penyeberangan Gresik-Bawean, tiga kali lintas pelayaran dari Kapal Motor Bahari Express 8B. Penambahan itu terkait tidak seimbangnya jumlah penumpang dibanding jadwal pelayaran lintas Gresik Bawean selama ini.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Sutardji Kamis (5/6) mengatakan Pemkab Gresik mengambil langkah strategis dengan menambah lintas pelayaran KM Bahari Express 8B yang semula hanya dua kali dalam seminggu menjadi 3 kali dalam seminggu terhitung mul ai tanggal 2 Juni 2008. Sebelumnya pelayaran KM Express Bahari 8B hanya berlayar ke Bawean pada Rabu dan Sabtu dan bertolak dari Bawean ke Gresik Kamis dan Minggu.

Sejak 2 Juni 2008, KM Expres Vahari 8 B berlayar ke Bawean pada Senin, Rabu dan Sabtu berangkat dari pelabuhan Gresik pada pukul 09.00. Pelayaran KM Bahari Express 8 B dari Bawean ke Gresik akan dilayani pada hari Selasa, Kamis dan Minggu dan berangkat pad a pukul 09.00. Jadwal tersebut berdasarkan keputusan rapat koordinasi yang diselenggarakan di Kantor Administratur Pelabuhan Gresik pada 26 Mei lalu, kata Sutardji. ACI

Wednesday, 4 June 2008

HARGA BENSIN DI BAWEAN Rp. 8.000

Media Bawean, 4 Juni 2008

Harga bensin di Pulau Bawean Rp. 8.000 (delapan ribu), ada sebagian yang menjual Rp. 7.500. Menurut hasil pantauan media bawean setelah keliling Bawean seharian, ternyata semua pengecer menjual Rp. 8.000.
Menurut penjual, "Kami menjual Rp. 8ribu, karena harga 1 drum bensin dari pengusaha Rp.1.450.000 dibagi 200 liter, berarti perliter Rp. 7.250," katanya.
Semestinya Pulau Bawean yang masuk dalam kerangka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga bensin sesuai dengan ketetapan pemerintah Rp. 6.000 sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 tahun 2008. Tapi kenapa kok Rp. 8.000 (bst)

LAPTER MASIH AKTIF DIKERJAKAN

Media Bawean, 4 Juni 2008


Lapter di Desa Tanjungori masih aktif dikerjakan, diperkirakan Tahun 2010 selesai

PEJUANG KALPATARU BAWEAN PUTUS ASA

Media Bawean, 4 Juni 2008


Sokaoneng, Arfa'e peraih Kalpataru tahun 2000 dari Pulau Bawean merasa putus asa untuk berjuang melestarikan lingkungan pantai pasir putih di desa Sokaoneng Kecamatan Tambak Bawean Gresik. Menurut Arfa'e, "Keperdulian pemerintah kepada kami tidak ada, selama ini biaya pengelolaan dan operasional dari kocek pribadi dan menjual perhiasan istri," katanya.
"Sementara kami berhenti total untuk memelihara pasir putih, sudah hampir tujuh tahun yang tidak bekerja. Alasannya, tenaga sudah berkurang dan dana tidak ada. Sekarang pasir putih sudah rusak total, jalan kesana tidak bisa dilalui sepeda motor dan kami bingung harus bagaimana lagi nasib perjuangan kami," keluh Arfa'e dengan nada sedih.
"Tolong dicatat bahwa bantuan pemerintah tidak ada sedikitpun, kami dapat kalpataru hanya berupa piagam. Nilai lebih berharga diberi cangkul daripada ini," kata Arfa'e sambil menunjukkan piagamnya.
"Terus terang kami dalam rumahtangga ada 8 orang, ini tanggungan yang harus kami beri makan setiap hari. Kami hanya bertani dari hasil sawah, jadi sangat susah dan serba kekurangan," kata Arfa'e.
"Sekarang semua perhiasan isteri sudah habis dijual hanya untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga, sebab kerja kami hanya melestarikan lingkungan pasir putih, " ujar Arfa'e. (bst)

Tuesday, 3 June 2008

KERUSAKAN ALAM BAWEAN

Media Bawean, 3 Juni 2008


Kerusakan alam Pulau Bawean sangat besar dan bisa terlihat disemua titik yang ada. Diantaranya akibat penebangan pohon dan pengambilan batu oleh para pengusaha asal Bawean sendiri. Bila hal ini dibiarkan, maka dampaknya akan lebih fatal pada lingkungan yang ada.
Siapa yang akan peduli dengan kerusakan ini? apakah akan menunggu terjadinya bencana kembali. Ingat, antisipasi lebih dini lebih penting daripada kita menunggu sampai terjadi kembali bencana seperti kemarin.
Penebangan kayu tetap terjadi dan marak dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya keperdulian menjaga lingkungan Bawean. Alasannya, kayu yang diperoleh dari membeli bukan mencuri. Lalu bagaimana dengan keadaan seperti ini bila dibiarkan, tanpa ada rasa cinta terhadap lingkungannya.
Sudah saatnya pemerintah melakukan larangan penebangan kayu di Pulau Bawean. Tanpa ada campur tangan dari pemerintah, maka sulit untuk memberhentikan penebangan kayu di Pulau Bawean. (bst)

PILGUB JATIM : KHOFIFAH PALING SEMARAK

Media Bawean, 3 Juni 2008


Pilgub Jatim 2008 di Pulau Bawean ternyata Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur paling banyak pendukungnya.

Menurut H. Rahem tokoh masyarakat Sungaiteluk mengatakan, "Istriku setiap saat selalu menyebut Khofifah sebagi pilihannya dalam Pilgub Jatim 2008," katanya.

"Alasannya sumbangsih yang diberikan kepada muslimat Bawean jelas dan bisa dinikmati secara langsung, sedangkan calon yang lain belum kelihatan" ujar H. Rahem.

Menurut pantauan media bawean di beberapa tempat terlihat spanduk Khofifah terpasang cukup banyak. Sedangkan calon yang lain masih sepi dan adem ayem. (bst)

PEMBANGUNAN DI PULAU BAWEAN

Media Bawean, 3 Juni 2008

Jembatan baru selesai dibangun kembali di Dusun Dukuh Desa Sungairujing Sangkapura

Jembatan baru selesai dibangun kembali di Dusun Alastimur Desa Daun Sangkapura

PERKANTORAN YANG SEBELUMNYA PENUH SEMAK BELUKAR

Media Bawean, 3 Juni 2008

Perkantoran ini sudah bersih dari semak belukar dan bisa dilihat kembali bahwa ini adalah kantor yang layak pakai

Di semak belukar ini, ada perkantoran yang dibangun oleh Pemerintah beberapa tahun yang lalu. Alangkah ironisnya Kantor dibangun, lalu mubadzir.