Monday, 31 December 2007

Bocah Penderita DB Meninggal

Senin, 31 Des 2007
Sumber : Jawa Pos
Korban Putusnya Penyeberangan Gresik-Bawean

GRESIK - Warga Pulau Bawean terus jadi korban putusnya aktivitas penyeberangan Bawean-Gresik. Nyawa seorang bocah penderita demam berdarah (DB), Syaifuddin, 5, warga Desa Gelam, Kecamatan Tambak, tak tertolong kemarin (30/12). Sebab, dia terlambat mendapatkan pertolongan medis.

Menurut Ridwan, kerabat korban, Syaifuddin sempat dirawat di puskesmas setempat. Karena kondisinya sudah buruk, dokter menyarankan bocah itu dirujuk ke RSUD Bunder di Gresik. Namun, akibat kesulitan transportasi setelah penyeberangan Gresik-Bawean distop sejak 26 Desember lalu, keluarga korban tidak bisa berbuat apa-apa.

Mereka sempat berniat menyewa helikopter dengan cara patungan. Tapi, sebelum helikopter tiba, nyawa bocah tersebut tidak tertolong. Dia meninggal pukul 10.00 kemarin. "Belajar dari kasus itu, apakah hati Pemkab Gresik tidak terketuk? Apa harus jatuh korban lagi dari warga Bawean yang butuh transportasi mendesak," katanya.

Sementara itu, 55 warga negara Malaysia keturunan Bawean yang sedang berlibur di Pulau Bawean tertahan di pulau berjarak 80 mil laut dari Kota Gresik tersebut. Warga negara Malaysia itu berziarah dan bersilaturahmi ke keluarga mereka. Mereka tidak bisa kembali ke Malaysia juga akibat tidak adanya transportasi.

Tiket pesawat yang dipesan pun akhirnya hangus. Ada yang sudah pesan tiket pulang kemarin. Sebagian lain berencana pulang pada hari ini. "Tapi, sampai sekarang belum ada kepastian kapan kapal diperbolehkan berlayar," tandas Isnot, warga Bawean.

Terputusnya penyeberangan Gresik-Bawean tersebut juga telah berdampak pada harga barang-barang kebutuhan pokok (sembako). Ketua Asosiasi Pedagang Bawean Mizan mengatakan, harga bensin di Bawean bisa tembus Rp 15 ribu per liter. Harga sembako, seperti beras, naik dari Rp 5.500 jadi Rp 7.000. Harga telur yang biasanya dijual Rp 8.000 per kilo kini dijual eceran Rp 1.000 per butir. Harga ikan tongkol yang biasanya Rp 6 ribu per ekor naik hingga Rp 20 ribu per ekor.

Kabag Humas Mighfar Syukur yang mewakili Pemkab Gresik mengatakan masih menunggu Administratur Pelabuhan dan Dinas Perhubungan Gresik dalam mengupayakan kelengkapan surat-surat KM Samarinda Ekspress untuk bisa melayari jalur Gresik-Bawean dan sebaliknya.

"Kalau cuaca memungkinkan, diharapkan KM Samarinda Ekspress segera bisa berlayar. Kalau tetap tidak, kami akan minta bantuan TNIAL untuk mengatasi kendala di Bawean," jelasnya. (wko/yad/roz)

No comments:

Post a Comment