
Minggu 9 Maret 2008
Jumlah Rumah Longsor
Jumlah Rumah Longsor
Terus Bertambah
GRESIK - Anggota DPRD Gresik asal pulau Bawean, yakni Syakir Jamhuri SH (FPG), H Syarif Musa (FKB), dan Anur Rofik (FKB) berlayar ke pulau Bawean, Sabtu, kemarin. Mereka berencana melihat langsung masyarakat mereka yang tertimpa musibah bukit longsor, Jumat lalu.
Mereka juga ingin melihat kondisi riil bencana bukit longsor yang menimbun sebanyak 53 lebih rumah warga di Desa Balikterus Kecamatan Sangkapura dan Desa Paromaan Kecamatan Tambak.
GRESIK - Anggota DPRD Gresik asal pulau Bawean, yakni Syakir Jamhuri SH (FPG), H Syarif Musa (FKB), dan Anur Rofik (FKB) berlayar ke pulau Bawean, Sabtu, kemarin. Mereka berencana melihat langsung masyarakat mereka yang tertimpa musibah bukit longsor, Jumat lalu.
Mereka juga ingin melihat kondisi riil bencana bukit longsor yang menimbun sebanyak 53 lebih rumah warga di Desa Balikterus Kecamatan Sangkapura dan Desa Paromaan Kecamatan Tambak.
Selain itu, longsor tersebut megakibatkan 4 musala dan masjid di Dusun Candi Kecamatan Sangkapura rusak parah. Tidak hanya itu, longsor tersebut juga mengakibatkan sedikitnya 39 hewan sapi ternak warga hilang, dan ratusan hektare persawahan padi yang siap panen rusak berat. Air bah juga mengakibatkan beberapa fasilitas umum seperti jalan, saluran irigasi, jembatan rusak parah. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah. " Kami berlayar ke Bawean untuk melihat masyarakat yang tertimpa musibah, " Kata Syakir Jamhuri sebelum berlayar ke pulau Bawean, kemarin.
Menurutnya, warga korban tanah longsor sekarang tidak memiliki apa-apa. Bahkan, pakaian ganti mereka banyak yang tidak punya. Sebab, barang-barang mereka ikut tertimbun. Mereka sekarang tinggal di rumah penduduk, dan kerabat yang lebih aman. " Sebelum berlayar saya sudah kontak saudara saya yang ada di Bawean. Saya minta semua pakaian saya yang layak pakai diberikan korban tanah longsor, " kata Syakir.
Korban tanah longsor sekarang membutuhkan bantuan makanan. Mereka juga mambutuhkan bantuan pakaian layak pakai, dan tenda. "Korban longsor butuh tenda untuk tempat tinggal sementara, " terangnya.
Informasi yang didapatkan HARIAN BANGSA dari warga pulau Bawean menyebutkan, jumlah rumah warga di Desa Paromaan Kecamatan Tambak, dan Desa Balikterus, dan Dusun Candi Kecamatan Sangkapura terus bertambah.
Data itu hasil identifikasi warga. Jika sebelumnya jumlah rumah yang tertimbun mencapai 53 rumah, data terbaru rumah yang tertimbun mencapai 100 rumah lebih. " Saya sudah turunkan tim untuk data rumah korban bukit longsor yang tertimbun. Data yang saya dapatkan jumlah rumah yang tertimbun mencapai 110 lebih, " kata Drs Hepni, warga Kecamatan Tambak, yang juga sekretaris DPC PDIP Gresik.(hud)
==========================================================================
Selasa 26 Februari 2008
Dua Ibu Hamil di KRI Teluk Sampit
GRESIK - Kapal Perang KRI Teluk Sampit 515 yang membawa 875 penumpang dari Bawean kemarin merapat di Pelabuhan Gresik sekitar pukul 07.30 wib. Para penumpang itu mayoritas adalah warga yang diangkut kapal pada Sabtu (23/2) lalu. Sebagian lagi penumpang yang sejak 7 Februari menunggu di pulau Bawean.
Di antara penumpang itu, ada yang hamil dan diperkirakan segera melahirkan. Juga ada penumpang yang akan berobat ke Gresik karena sakit stroke.
Dua Ibu Hamil di KRI Teluk Sampit
GRESIK - Kapal Perang KRI Teluk Sampit 515 yang membawa 875 penumpang dari Bawean kemarin merapat di Pelabuhan Gresik sekitar pukul 07.30 wib. Para penumpang itu mayoritas adalah warga yang diangkut kapal pada Sabtu (23/2) lalu. Sebagian lagi penumpang yang sejak 7 Februari menunggu di pulau Bawean.
Di antara penumpang itu, ada yang hamil dan diperkirakan segera melahirkan. Juga ada penumpang yang akan berobat ke Gresik karena sakit stroke.
Dua ibu hamil itu Syamsiah (30), Warga Desa Patar Kecamatan Sangkapura, dan Hinayah (28), yang janinnya sungsang. Sedangkan, penderita stroke adalah Masunah (50), Warga Desa Pudakit, Kecamatan Sangkapura, Bawean.
Bantuan Kapal Perang Teluk Sampit 515 mendapatkan perhatian besar masyarakat pulau Bawean. "Saya terbantu kapal TNI AL. Kalau tidak ada kapal TNI AL, gak tahu nasib penumpang asal pulau Bawean," kata Abdul Basit Karim, Direktur LSM Gerbang Bawean, Senin (25/2).
Dokter Tony yang mendampingi ketiga pasien mengaku kebingungan untuk merujuk tiga pasien yang dirawatnya. "Kami sudah beberapa hari ingin merujuk tiga pasien itu ke Gresik karena peralatan medis di Bawean kurang memadahi, tapi gagal karena tidak ada kapal yang berlayar," kata Tony yang Kepala Puskemas Sangkapura.
Di tempat terpisah, nakhoda Kapal KRI Teluk Sampit 515 Mayor Laut (P) Edi Eka Susanto mengatakan, pelayaran dari pelabuhan Gresik-Pelabuhan Bawean, atau sebaliknya berjalan lancar. "Bantuan KRI teluk Sampit untuk layani penyeberangan warga pulau Bawean bentuk pengabdian kami kepada masyarakat," katanya. (hud)
==========================================================================

Minggu 24 Februari 2008 0:41:37
Kapal Perang 'Pulangkan' Ratusan Warga Bawean
GRESIK - Setelah terkatung-katung di Gresik hampir 17 hari, amp Ratusan penumpang asal warga pulau Bawean yang tertahan di Pelabuhan Gresik sejak Kamis (7/2) lalu, atau 17 hari hingga Sabtu (23/2), akhirnya bisa dipulangkan ke daerahnya, Sabtu, kemarin.
Mereka dipulangkan dengan kapal Perang KRI Teluk Sampit 515 milik TNI AL. Kapal Perang berukuran raksasa tersebut bersandar di Pelabuhan Gresik sebelah timur setelah tiba pukul 11.00 WIB. Ratusan warga pulau Bawean yang mengetahui kapal TNI datang langsung berbondong-bondong menuuju tempat bersandar kapal.
Kapal Perang 'Pulangkan' Ratusan Warga Bawean
GRESIK - Setelah terkatung-katung di Gresik hampir 17 hari, amp Ratusan penumpang asal warga pulau Bawean yang tertahan di Pelabuhan Gresik sejak Kamis (7/2) lalu, atau 17 hari hingga Sabtu (23/2), akhirnya bisa dipulangkan ke daerahnya, Sabtu, kemarin.
Mereka dipulangkan dengan kapal Perang KRI Teluk Sampit 515 milik TNI AL. Kapal Perang berukuran raksasa tersebut bersandar di Pelabuhan Gresik sebelah timur setelah tiba pukul 11.00 WIB. Ratusan warga pulau Bawean yang mengetahui kapal TNI datang langsung berbondong-bondong menuuju tempat bersandar kapal.
Penumpang yang menggunakan barang bawaan menyewa kuli angkut untuk mengantarkan barang mereka ke sebelah tempat bersandar kapal Perang tersebut. Ratusan penumpang sendiri menunggu kedatangan kapal milik TNI tersebut sejak pukul 06.00 WIB. Mereka duduk bergerombol di Pelabuhan Gresik sekitar kantor Adpel Kabupaten Gresik.
Barang-barang bawaan mereka, baik berupa sembako, alat elektronik, kendaraan bermotor, dan bawaan lain sudah mereka turunkan dari KM Harapanku Mekar. Sebagian penumpang yang memiliki sembako, dan barang makanan lain memilah-milah barang bawaan mereka.
Sembako yang bagus dimasukkan dalam tempat, sedangkan yang busuk dibuang. Bahkan, beberapa penumpang terlihat menjemur sayur-sayuran, dan bumbu, seperti cabe agar tidak busuk.
Kondisi para penumpang terlihat sangat kelelahan. Maklum, mereka tertahan di pelabuhan Gresik hampir 3 minggu.
Selama ini, sebagian penumpang yang memiliki uang lebih ada yang menginap di hotel, seperti hotel Batik, hotel Putra Jaya, dan lainnya.
Sementara penumpang yang kehabisan bekal terpaksa harus tidur di rumah teman, bahkan ada yang nekat tidur di halaman kantor yang ada di sekitar Pelabuhan Gresik.
Sebelumnya, ratusan penumpang kapal tujuan Pelabuhan Gresik-Pulau Bawean berusaha dipulangkan Adpel Kabupaten Gresik dengan KM Harapanku Mekar. Namun, berkali-kali berlayar hingga 3 jam, kapal dibuat takluk oleh gelombang besar. Kapal harus kembali ke PelabuhanGresik karena takut tenggelam.
KRI Teluk Sampit 515 sendiri mempunyai kapasitas muatan penumpang sebanyak 1000 penumpang. Sedangkan muatan barang mampu mengangkut 1500 ton barang.
Mayor Laut (P) teluk Sampit, Edy Eka Susanto, Nahkoda KRI Teluk Sampit kepada wartawan mengatakan, KRI berangkat memuat penumpang asal pulau Bawean, Sabtu pukul 17.00 WIB. Kapal diperkirakan tibadi Pulau Bawean, Minggu (24/2), pukul 04.00, atau paling lambat pukul 07.00 WIB. " Kapal sengaja berangkat sore agar tiba di Pulau Bawean pagi, sehingga penumpang langsung bisa pulang ketika hari sudah terang, " katanya.
Sebelum KRI Teluk Sampit 515 milik TNI AL diberangkatkan, para petinggi Pemkab Gresik lakukan inspeksi mendadak (sidak). Mereka yang hadir di antaranya, Wabup HM Sastro Suwito SH MHum,Sekkab, Drs H Husnul Khuluq MM, kepala Dishub, Drs H Sutardji MSi, kepala Adpel Kabupaten Gresik, Asmari, dan pejabat lain.
Pemkab Gresik pada kesempatan itu mengirim bantuan ditujukan kepada para korban air bah di Pulau Bawean beberapa hari lalu. Bantuan tersebut berupa 5000 liter minyak tanah (mitan),3,5 ton beras, 0,5 ton gula pasir, 3 dus biskuit, dan ratusan mie instan. " Kami sudah lama berupaya mengirim bantuan tersebut, tapi belum bisa karena tidak ada kapal yang sukses berlayar ke Pulau Bawean, " kata Kasubag Masalah Sosial pada Bagian Sosial, Drs Wafid kepada HARIAN BANGSA.
Pemkab Gresik yang akhirnya mendatangkan kapal Perang milik TNI AL tersebut disambut gembira ratusan penumpang. Mereka merasa puas dengan upaya mereka mendesak Pemkab Gresik untuk menyediakan kapal perang. Bahkan, untuk mendesak Pemkab Gresik agar datangkan kapal perang, penumpang lakukan demo.(hud)
==========================================================================
Minggu 24 Februari 2008 1:21:45
Sarang Ikan Dirusak, Ratusan Nelayan Bawean Marah
GRESIK - Ratusan nelayan di Desa Kepuh Teluk, dan Desa Kepuh Legundi Kecamatan Tembak, dan Desa Sidogedung Kecamatan Sangkapura, pulau Bawean mengamuk. Sebab, rumpon yang mereka buat diduga kuat dirusak perusahaan pencari minyak dan gas (migas) di perairan pulau Bawean.
Hadari, salah satu nelayan mengatakan, pengerusakan rumpon yang dilakukan petugas perusahaan terebut tidak lakukan koordinasi dengan nelayan. Petugas perusahaan pencari migas tersebut seenaknya sendiri merusak rumpon dan membawanya ke pantai. Tindakan mereka tentu memancing kemarahan nelayan. "Kami benar-benar marah dengan tindakan petugas. Bahkan teman-teman nelayan ada yang sempat mengamuk dan berusaha merusak peralatan perusahaan tersebut. Tapi, berhasil dicegah, " terang Hadari.
Minggu 24 Februari 2008 1:21:45
Sarang Ikan Dirusak, Ratusan Nelayan Bawean Marah
GRESIK - Ratusan nelayan di Desa Kepuh Teluk, dan Desa Kepuh Legundi Kecamatan Tembak, dan Desa Sidogedung Kecamatan Sangkapura, pulau Bawean mengamuk. Sebab, rumpon yang mereka buat diduga kuat dirusak perusahaan pencari minyak dan gas (migas) di perairan pulau Bawean.
Hadari, salah satu nelayan mengatakan, pengerusakan rumpon yang dilakukan petugas perusahaan terebut tidak lakukan koordinasi dengan nelayan. Petugas perusahaan pencari migas tersebut seenaknya sendiri merusak rumpon dan membawanya ke pantai. Tindakan mereka tentu memancing kemarahan nelayan. "Kami benar-benar marah dengan tindakan petugas. Bahkan teman-teman nelayan ada yang sempat mengamuk dan berusaha merusak peralatan perusahaan tersebut. Tapi, berhasil dicegah, " terang Hadari.
Sementara Mualif, nelayan lain menuturkan, rumpon-rumpon nelayan yang dibuat nelayan di sekitar perairan pulau Bawean merupakan titik-titik yang dijadikan tempat seismik petugas perusahaan pencari minyak.
Petugas seismik tersebut langsung merusak rumpon yang terbuat dari pohon bambu, dan janur tersebut. "Mereka tanpa lakukan koordinasi dengan kita merusak rumpon. Tindakan an arkis mereka jelas tidak kami terima. Kami akan menuntut, dan minta gantirugi, " kata Mualif.
Sayang, hingga berita ini diturunkan pihak menejemen PT Candra Bumi Sakti belum berhasil dikonfirmasi.
H Syarif Musa, anggota FKB DPRD Gresik asal Kecamatan Tambak, Bawean memprotes keras tindakan perusakan tersebut.
"Kalau rumpon nelayan tersebut ditengarai ada kandungan migas, seharusnya mereka tidak langsung merusak, dan lakukan seismik. Mereka seharusnya koordinasi dulu dengan nelayan. Tindakan petugas tersebut telah menyulut kemarahan ratusan nelayan Bawean, " ungkap Syarif.(hud)
==========================================================================
HARIAN BANGSA
Minggu 10 Februari 2008
Perbaikan Sarana Umum di Bawean Tunggu PAK
Minggu 10 Februari 2008
Perbaikan Sarana Umum di Bawean Tunggu PAK
GRESIK - Harapan masyarakat Bawean agar sarana umum, seperti jembatan, pelengsengan, jalan yang rusak diterjang air bah baru-baru ini cepat diperbaiki secara permanen tidak bisa terwujud. Sebab, Pemkab Gresik belum ada anggaran untuk perbaikan. Anggaran bencana tahun 2008 sendiri tinggal sekitar 100 juta lebih. "Kami belum bisa perbaiki sarana umum yang rusak di pulau Bawean, karena belum ada anggaran," tegas kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Ir Tugas Husni Syarwanto MT kepada HARIAN BANGSA, kemarin.Perbaikan sarana umum yang rusak di pulau Bawean kata Tugas diestimasikan menelan biaya sekitar Rp 5 miliar lebih. Uang sebesar itu tidak mungkin diambilkan dari pos bencana APBD 2008 karena tidak cukup.
Sebetulnya, pada APBD tahun 2008, Pemkab Gresik punya anggaran pos bencana sebesar Rp 3 miliar. Namun, anggaran sebesar itu sudah digunakan untuk menanggulangi dampak bencana banjir luapan Bengawan Solo yang melanda empat kecamatan, Manyar, Bungah, Dukun, dan Sidayu. Anggaran Rp 3 miliar tersebut di antaranya digunakan untuk perbaikan jalan yang ambrol terkena gelombang pasang air laut di Desa Ngimboh Kecamatan Dukun, perbaikan jalan yang ambrol di Desa Sawo Kecamatan Dukun, perbaikan tanggul yang jebol di desa Kali Agung Kecamatan Dukun, bantuan bencana banjir dan lainnya. "Perbaikan sarana umum di pulau Bawean yang telan anggaran sekitar Rp 5 miliar lebih harus menunggu perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2008, mendatang, " ujar Tugas.
Tugas lebih jauh menjelaskan, anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan sarana umum yang rusak di Bawean tergolong besar. Semua itu, karena barang material dan ongkos kirim ke pulau Bawean yang mahal. Untuk pengiriman bahan material ke pulau Bawean harus menggunakan kapal tongkang. Kapal tersebut harus disewa dari pengusaha tongkang. "Di pulau Bawean tidak ada alat berat untuk pendukung perbaikan sarana umum yang rusak. Alat tersebut harus kita datangkan dari pulau Jawa. Untuk membawa alat tersebut ke pulau Bawean harus menggunakan kapal tongkang, "jelas Tugas.
Ditambahkan, agar sarana umum tersebut bisa dimanfaatkan, meski tidak maksimal, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) telah lakukan perbaikan secara darurat dengan dana bencana dari APBD tahun 2008 yang masih ada.
Sementara itu, Agus Gendroyono, sekretaris Gapensi Kabupaten Gresik mengatakan, harga meterial bahan bangunan di Pulau Bawean lebih mahal dibandingkan dengan pulau Jawa. Sebab, biaya pengiriman bahan material tersebut juga mahal. " Material bahan bangunan yang ada di pulau Bawean itu kalau pengirimannya tidak melalui pelabuhan Gresik, ya lewat pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Barang meterial tersebut diangkut dengan kapal tongkang, " katanya.
Agus menambahkan, sarana umum di pulau Bawean yang rusak akibat diterjang air bah tersebut rata-rata rusak seratus persen. Karena itu, sarana tersebut harus diperbaiki total kalau ingin bisa difungsikan secara maksimal. (hud)
Sebetulnya, pada APBD tahun 2008, Pemkab Gresik punya anggaran pos bencana sebesar Rp 3 miliar. Namun, anggaran sebesar itu sudah digunakan untuk menanggulangi dampak bencana banjir luapan Bengawan Solo yang melanda empat kecamatan, Manyar, Bungah, Dukun, dan Sidayu. Anggaran Rp 3 miliar tersebut di antaranya digunakan untuk perbaikan jalan yang ambrol terkena gelombang pasang air laut di Desa Ngimboh Kecamatan Dukun, perbaikan jalan yang ambrol di Desa Sawo Kecamatan Dukun, perbaikan tanggul yang jebol di desa Kali Agung Kecamatan Dukun, bantuan bencana banjir dan lainnya. "Perbaikan sarana umum di pulau Bawean yang telan anggaran sekitar Rp 5 miliar lebih harus menunggu perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2008, mendatang, " ujar Tugas.
Tugas lebih jauh menjelaskan, anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan sarana umum yang rusak di Bawean tergolong besar. Semua itu, karena barang material dan ongkos kirim ke pulau Bawean yang mahal. Untuk pengiriman bahan material ke pulau Bawean harus menggunakan kapal tongkang. Kapal tersebut harus disewa dari pengusaha tongkang. "Di pulau Bawean tidak ada alat berat untuk pendukung perbaikan sarana umum yang rusak. Alat tersebut harus kita datangkan dari pulau Jawa. Untuk membawa alat tersebut ke pulau Bawean harus menggunakan kapal tongkang, "jelas Tugas.
Ditambahkan, agar sarana umum tersebut bisa dimanfaatkan, meski tidak maksimal, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) telah lakukan perbaikan secara darurat dengan dana bencana dari APBD tahun 2008 yang masih ada.
Sementara itu, Agus Gendroyono, sekretaris Gapensi Kabupaten Gresik mengatakan, harga meterial bahan bangunan di Pulau Bawean lebih mahal dibandingkan dengan pulau Jawa. Sebab, biaya pengiriman bahan material tersebut juga mahal. " Material bahan bangunan yang ada di pulau Bawean itu kalau pengirimannya tidak melalui pelabuhan Gresik, ya lewat pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Barang meterial tersebut diangkut dengan kapal tongkang, " katanya.
Agus menambahkan, sarana umum di pulau Bawean yang rusak akibat diterjang air bah tersebut rata-rata rusak seratus persen. Karena itu, sarana tersebut harus diperbaiki total kalau ingin bisa difungsikan secara maksimal. (hud)
==========================================================================
Aktual
Jumat 1 Februari 2008 12:01:51
Bukit Longsor, Puluhan Rumah Rata
Gresik-HARIAN BANGSA Hujan deras yang melanda pulau Bawean Rabu-Kamis (30-31/1) mulai pukul 22.00 wib hingga pukul 17.00 wib membuat bukit lonsor. Hujan tersebut juga menyapu puluhan rumah warga pulau putri tersebut. Selain, itu 5 jembatan putus diterjang air bah, dan puluhan hektare persawahan rusak sehingga pemiliknya dipastikan tidak panen.
Desa yang diterjang air bah itu di antaranya, Desa Daun Kecamatan Sangkapura 7 rumah rusak dan rata dengan tanah, dan Desa Gunung Teguh Kecamatan Sangkapura sekitar 10 rumah rusak.
Jumat 1 Februari 2008 12:01:51
Bukit Longsor, Puluhan Rumah Rata
Gresik-HARIAN BANGSA Hujan deras yang melanda pulau Bawean Rabu-Kamis (30-31/1) mulai pukul 22.00 wib hingga pukul 17.00 wib membuat bukit lonsor. Hujan tersebut juga menyapu puluhan rumah warga pulau putri tersebut. Selain, itu 5 jembatan putus diterjang air bah, dan puluhan hektare persawahan rusak sehingga pemiliknya dipastikan tidak panen.
Desa yang diterjang air bah itu di antaranya, Desa Daun Kecamatan Sangkapura 7 rumah rusak dan rata dengan tanah, dan Desa Gunung Teguh Kecamatan Sangkapura sekitar 10 rumah rusak.
Di Desa Dekat Agung Kecamatan Sankapura bukit longsor dan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sangkapura-Tambak putus diterjang air bah. Di Desa Paromoaan Kecamatan Tambak 3 jembatan putus, Desa Grejek Kecamatan Tambak 1 jembatan putus. Air bah tersebut juga mengakibatkan puluhan hektare areal persawahan padi yang siap ponen porak poranda.
Abdul Basit, warga Tambak mengatakan, hujan deras yang mengguyur Pulau Bawean selama 24 jam lebih sejak Rabu (30/1) pukul 22.00 wib membuat warga panik. Sebab, hujan tersebut mengakibatkan bukit longsor sehingga menimpa rumah warga di bawahnya. Air bah akibat curah hujan tinggi tersebut tidak bisa ditampung di kali, dan sungai. Akibatnya, jembatan banyak yang jebol, dan putus. "Air bah juga merusak puluhan hektare persawahan padi yang siap panen," kata Basit, Kamis (31/1).
Sementara Syakir Jamhuri, warga Sangkapura menjelaskan, banjir bah akibat hujan deras membuat puluhan rumah, infrastruktur desa rusak. Juga membuat puluhan hektare persawahan padi porak poranda. "Air bah tersebut juga membuat sejumlah jalan desa rusak," kata Syakir.
Ia minta Pemkab Gresik segera turun ke pulau Bawean untuk memberikan bantuan kepada para korban air bah. Lebih-lebih warga yang rumahnya roboh diterjang air bah. "Saya minta Pemkab membantu memperbaiki rumah mereka, sehingga mereka punya tempat tinggal lagi," pintanya.
Korban air bah yang rumahnya rata dengan tanah sementara tinggal di rumah saudara, atau tetangga mereka. Mereka akan numpang tinggal hingga rumah mereka selesai diperbaiki.
"Para korban hingga Kamis (31/1) belum mendapatkan bantuan," terang Syakir yang juga anggota FPG ini.
Kerugian musibah air bah belum bisa ditaksir secara pasti. Kalau dilihat dari kerusakan rumah, sarana infrastruktur, dan areal persawahan kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Sementara kepala Kantor Kesbanglinmas Pemkab Gresik, Drs Supi'i ketika dikonfirmasi HARIAN BANGSA mengatakan, Pemkab Gresik sudah kirim bantuan korban air bah dan tanah longsor di pulau Bawean. "Kami sudah kirim sembako," kata Supi'i. (hud)
==========================================================================

Power Kemudi Patah,
KM HM Gagal Berlayar
GRESIK - Kegagalan berlayar kapal penumpang rute Gresik- Sangkapura pulau Bawean kembali terulang. Kapal KM Harapanku Mekar yang memuat 135 penumpang tujuan pelabuhan Gresik-pulau Bawean yang berlayar Selasa (15/1) tidak meneruskan pelayaran alias gagal, setelah kapal tersebut berlayar sekitar 1 jam. Power kemudi kapal patah.
Sebelumnya, KM Express Bahari 08-B batal meneruskan pelayaran, setelah kapal tersebut berlayar 1 jam. Sebab, ombak besar mencapai 5 meter.
KM Harapanku Mekar tersebut lalu kembali berlabuh di Pelabuhan Gresik. Ratusan penumpang diminta turun dan diminta menurunkan barang bawaan mereka. Namun, para penumpang tidak langsung meninggalkan Pelabuhan Gresik. Mereka menunggu perbaikian power kemudi yang rusak. Namun, setelah ditunggu berjam-jam, tidak juga ada kabar KM Harapanku Mekar akan kembali berlayar. Ratusan penumpang langsung pergi ke rumah kerabat mereka untuk menginap. Sementara penumpang yang tidak punya keluarga di Gresik terpaksa sewa penginapan."KM Harapanku Mekar gagal berlayar karena kemudi patah, " kata Syakir Jamhuri, warga Tanjung Ori Kecamatan Tambak. Ia mengaku sangat kecewa dengan menejemen KM Harapanku Mekar. Pasalnya, menejemen tidak cek fisik kapal sebelum berangkat. Gagalnya KM Harapanku Mekar berlayar itu jelas telah merugikan para penumpang. Lebih-lebih mereka yang punya urusan penting di pulau Bawean.
Selain rugi waktu, para penumpang juga rugi materi. Sebab, dengan gagal berlayarnya KM Harapanku Mekar, penumpang harus keluarkan uang lagi untuk biaya penginapan. " Saya minta menejemen KM Harapanku Mekar perbaiki kinerja. Kalau kapal tidak siap berlayar jangan dipaksakan berlayar, sehingga terjadi kejadian tidak diinginkan, seperti kemudi patah, " ungkap Syakir, yang juga anggota F-PG DPRD Gresik ini. Sementara itu, Kasi Gangguan dan Keselamatan (Gamat) Adpel Kabupaten Gresik, Suratno ketika dikonfirmasi HARIAN BANGSA melalui telepon mengatakan, KM Harapanku Mekar, Rabu (16/1) sudah kembali berlayar, setelah kapal tersebut Selasa (15/1) gagal berlayar karena power kemudi patah. "Kapal sudah berlayar lagi, setelah power kemudi diperbaiki, " kata Suratno. (hud)
=========================================================================
Sabtu 20 Oktober 2007
Demi Uang, Keselamatan Penumpang Kapal Diabaikan
Gresik-HARIAN BANGSA
Demi Uang, Keselamatan Penumpang Kapal Diabaikan
Gresik-HARIAN BANGSA
Ribuan penumpang kapal arus balik dari pulau Bawean yang tengah berlayar ke Gresik mengeluhkan kinerja petugas adiminstrator pelabuhan (Adpel) pulau Bawean. Sebab, kapal penumpang dari Bawean dibiarkan memuat penumpang melebihi kapasitas.
Padahal, kondisi tersebut sangat membahayakan keselamatan penumpang. "Kami sangat sesalkan tindakan petugas Adpel pulau Bawean yang biarkan kapal penumpang memuat penumpang melebihi kapasitas," kata direktur LSM Gerbang Bawean, Abdul Basit Karim, Jumat (19/10). Menurut Basit, masyarakat pulau Bawean yang bekerja di Jawa, seperti di Gresik, Surabaya dan dan luar Jawa, bahkan luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi pada musim liburan Hari Raya tahun ini banyak yang pulang kampung (mudik). Jumlah mereka mencapai ribuan orang. Menjelang masuk kerja kurang 2 hari, mereka beramai-ramai kembali ke daerah tempat mereka bekerja. Karena mereka ingin cepat sampai di tempat tujuan, para penumpang rela naik kapal berdesak-desakan.
Padahal, kondisi tersebut sangat membahayakan keselamatan penumpang. "Kami sangat sesalkan tindakan petugas Adpel pulau Bawean yang biarkan kapal penumpang memuat penumpang melebihi kapasitas," kata direktur LSM Gerbang Bawean, Abdul Basit Karim, Jumat (19/10). Menurut Basit, masyarakat pulau Bawean yang bekerja di Jawa, seperti di Gresik, Surabaya dan dan luar Jawa, bahkan luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi pada musim liburan Hari Raya tahun ini banyak yang pulang kampung (mudik). Jumlah mereka mencapai ribuan orang. Menjelang masuk kerja kurang 2 hari, mereka beramai-ramai kembali ke daerah tempat mereka bekerja. Karena mereka ingin cepat sampai di tempat tujuan, para penumpang rela naik kapal berdesak-desakan.
Kondisi tersebut tampaknya dimanfaatkan para pengusaha kapal untuk meraup keuntungan besar, tanpa memperhatikan keselamatan jiwa penumpang. Kapal yang seharusnya rata-rata dimuati penumpang sekitar 305 penumpang ternyata penumpang melebihi jumlah tersebut. Sehingga, penumpang kapal melebihi kapasitas.
Anehnya, petugas Adpel pulau Bawean yang bertugas memeriksa penumpang dan memantau keberangkatan kapal terkesan tutup mata melihat kondisi tersebut. Disinyalir, petugas Adpel di pulau Bawean sudah ada kerja sama dengan pihak pengusaha kapal. "Mereka saya kira bersekongkol untuk memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengeruk keuntungan besar," ungkap Basit.Karena itu, Basit akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Adpel Gresik atas tindakan anak buahnya tersebut. Ia juga minta Dinas Perhubungan (Dishub) memperketat pengawasan penumpang kapal. Sebab, kapal yang dimuati penumpang melebihi kapastitas sangat membahayakan keselamatan penumpang. "Kalau kapal tenggelam karena penumpang melebihi kapasitas, berapa ratus penumpang yang menjadi korban," terangnya.
Sementara Drs Hepni, salah satu penumpang mengatakan, banyaknya penumpang yang dimuat kapal penumpang dari pulau Bawean membuat penumpang banyak yang tidak mendapatkan tempat duduk. Mereka ada yang terpaksa duduk di sebelah kamar mandi, bahkan ada yang duduk di pinggir kapal. Padahal, tindakan tersebut sangat membahayakan keselamatan mereka. "Saya minta pihak terkait menindak tegas pengusaha kapal yang tidak mematuhi aturan pemuatan kapal penumpang," kata Hepni, yang juga sekjen DPC PDIP Gresik asal Kecamatan Tambak, pulau Bawean ini.
Ditambahkan, masyarakat pulau Bawean yang lakukan arus balik pascahari libur lebaran hari Raya Idul Fitri terpaksa rela berdesak-desakan naik kapal. Sebab, mereka tidak ingin telat masuk kerja. Lebih-lebih mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Sebab, kalau mereka telat masuk kerja akan diberikan sanksi. (hud)
No comments:
Post a Comment