SURYA, Monday, 31 December 2007
GRESIK-SURYA, Dampak lumpuhnya jalur pelayaran Gresik-Pulau Bawean juga bakal berimbas terhadap sejumlah jemaah haji asal Pulau Bawean. Jika sampai Sabtu (5/1) mendatang cuaca buruk masih terjadi, maka dipastikan tidak ada kapal penumpang yang berangkat ke pulau itu. Beberapa keluarga jemaah haji asal Bawean cemas akibat kondisi tersebut. Jika itu terjadi, biaya haji akan membengkak karena jemaah haji itu akan menginap di hotel menunggu kapal berlayar.
Ilham Syifak, warga Desa Tanjung Ori Kecamatan Sangkapura mengatakan, beberapa tetangganya yang saudaranya pergi haji ketar-ketir. Sebab menjelang jadwal kedatangan jemaah haji asal Gresik tiba, jalur pelayaran masih lumpuh akibat cuaca buruk. “ Saya pun khawatir, kerabat saya, di Desa Paromanan juga naik haji,“ kata Syifak, Minggu (30/12).
Padahal, informasi yang telah dia terima, kelompok terbang (kloter) jemaah haji asal Kabupaten Gresik bakal tiba tanggal 3 Januari mendatang. Jika saat mereka tiba, namun belum ada kapal yang berlayar karena takut gelombang tinggi, jemaah haji tersebut tidak bisa tiba tepat waktu di desanya. “Padahal kami sudah menyiapkan untuk selamatan, “ katanya.
H Mizan, ketua PCNU Bawean mengatakan, jumlah jemaah haji yang tercatat dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Jazirah Bawean, sebanyak 45 orang. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada warga asal Bawean yang ikut KBIH lainnya. “Jumlahnya bisa mencapai ratusan,“ kata H Mizan.
Karena itu dipastikan, jemaah haji yang bakal tiba itu akan mengeluarkan biaya tambahan untuk menginap sementara di Kota Gresik. “Kalau yang masih punya uang tentu tinggal menginap di hotel. Kalau yang uangnya pas-pasan ya terpaksa menginap di saudaranya,“ kata H Mizan.
Ahmad Hudaibi, staf bagian haji kantor Depag Gresik menjelaskan, empat kloter jemaah haji asal Gresik, kloter 34, 36, 37 dan 38 bakal tiba Sabtu (5/1) mendatang. Di dalam kloter itu, termasuk 45 jemaah haji asal Bawean.
Soal jemaah haji itu terancam tidak bisa pulang karena tidak ada kapal, Hudaibi menyatakan hal itu bukan kewenangannya. “ Nanti yang mengurus ya pengurus KBIH-nya, “ tegasnya, Minggu (30/12).
Kendati demikian, Depag Gresik mengaku tetap berkoordinasi dengan para pengurus KBIH itu untuk melakukan pemantauan kedatangan jemaah haji asal Gresik. “ Mudah-mudahan mereka tiba di tanah air dalam kondisi selamat, “ kata Hudaibi.
Sementara itu, puluhan kapal layar motor (KLM) masih bersandar di Pelabuhan Gresik guna menunggu cuaca baik, Minggu (30/12). Rata-rata KLM itu hendak mengangkut sejumlah barang, misalnya semen, besi dan alat rumah tangga.
Muatan itu rata-rata akan dikirim menuju Sanpit, Dubai dan sejumlah pulau di Luar Jawa. “ Kami hampir sebulan berada di pelabuhan Gresik karena menunggu cuaca membaik, “ kata Solik, seorang ABK KLM Murni Setia yang melayani rute Gresik-Sampit.st3
GRESIK-SURYA, Dampak lumpuhnya jalur pelayaran Gresik-Pulau Bawean juga bakal berimbas terhadap sejumlah jemaah haji asal Pulau Bawean. Jika sampai Sabtu (5/1) mendatang cuaca buruk masih terjadi, maka dipastikan tidak ada kapal penumpang yang berangkat ke pulau itu. Beberapa keluarga jemaah haji asal Bawean cemas akibat kondisi tersebut. Jika itu terjadi, biaya haji akan membengkak karena jemaah haji itu akan menginap di hotel menunggu kapal berlayar.
Ilham Syifak, warga Desa Tanjung Ori Kecamatan Sangkapura mengatakan, beberapa tetangganya yang saudaranya pergi haji ketar-ketir. Sebab menjelang jadwal kedatangan jemaah haji asal Gresik tiba, jalur pelayaran masih lumpuh akibat cuaca buruk. “ Saya pun khawatir, kerabat saya, di Desa Paromanan juga naik haji,“ kata Syifak, Minggu (30/12).
Padahal, informasi yang telah dia terima, kelompok terbang (kloter) jemaah haji asal Kabupaten Gresik bakal tiba tanggal 3 Januari mendatang. Jika saat mereka tiba, namun belum ada kapal yang berlayar karena takut gelombang tinggi, jemaah haji tersebut tidak bisa tiba tepat waktu di desanya. “Padahal kami sudah menyiapkan untuk selamatan, “ katanya.
H Mizan, ketua PCNU Bawean mengatakan, jumlah jemaah haji yang tercatat dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Jazirah Bawean, sebanyak 45 orang. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada warga asal Bawean yang ikut KBIH lainnya. “Jumlahnya bisa mencapai ratusan,“ kata H Mizan.
Karena itu dipastikan, jemaah haji yang bakal tiba itu akan mengeluarkan biaya tambahan untuk menginap sementara di Kota Gresik. “Kalau yang masih punya uang tentu tinggal menginap di hotel. Kalau yang uangnya pas-pasan ya terpaksa menginap di saudaranya,“ kata H Mizan.
Ahmad Hudaibi, staf bagian haji kantor Depag Gresik menjelaskan, empat kloter jemaah haji asal Gresik, kloter 34, 36, 37 dan 38 bakal tiba Sabtu (5/1) mendatang. Di dalam kloter itu, termasuk 45 jemaah haji asal Bawean.
Soal jemaah haji itu terancam tidak bisa pulang karena tidak ada kapal, Hudaibi menyatakan hal itu bukan kewenangannya. “ Nanti yang mengurus ya pengurus KBIH-nya, “ tegasnya, Minggu (30/12).
Kendati demikian, Depag Gresik mengaku tetap berkoordinasi dengan para pengurus KBIH itu untuk melakukan pemantauan kedatangan jemaah haji asal Gresik. “ Mudah-mudahan mereka tiba di tanah air dalam kondisi selamat, “ kata Hudaibi.
Sementara itu, puluhan kapal layar motor (KLM) masih bersandar di Pelabuhan Gresik guna menunggu cuaca baik, Minggu (30/12). Rata-rata KLM itu hendak mengangkut sejumlah barang, misalnya semen, besi dan alat rumah tangga.
Muatan itu rata-rata akan dikirim menuju Sanpit, Dubai dan sejumlah pulau di Luar Jawa. “ Kami hampir sebulan berada di pelabuhan Gresik karena menunggu cuaca membaik, “ kata Solik, seorang ABK KLM Murni Setia yang melayani rute Gresik-Sampit.st3
No comments:
Post a Comment