Tuesday, 4 September 2007

Haram Nahdliyin Mengikuti Kegiatan Hizbut Tahrir

Duta Masyarakat
05 September 2007

Rekomendasi Konfercab NU Pulau Bawean
GRESIK– Dari pulau nun jauh di sana, tepatnya di pulau Bawean Kabupaten Gresik Pimpinan Cabang (PC) NU menggelar konferensi cabang (konfercab) NU Bawean ke-23, pekan lalu. Keberadaan NU di Pulau Bawean adalah satu-satunya di Indonesia yang memiliki status khusus yaitu Pimpinan Cabang selevel dengan status NU di Kabupaten lainnya, termasuk di Kabupaten Gresik. Pulau Bawean sendiri terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Tambak dan Sangkapura.

Ada yang menarik dari Konfercab NU Bawean ini, yang merekomendasikan kepada warga NU, di antaranya dilarang bergabung atau mengikuti kegiatan organisasi jama’ah Hizbut Tahrir, karena kelompok Hizbut Tahrir dinilai bertentangan dengan ajaran Ahlussunah waljamaah (Aswaja, red) yang diajarkan NU.

Keberadaan NU di Pulau Bawean terlama di Kabupaten Gresik itu menggelar konfercab di LPI Miftahul Huda Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Gresik, KH. Robbach Ma’sum, Wabup Gresik, H. Sastro Soewito, Sekda Gresik, Husnul Khuluq. Sedangkan perwakilan dari PWNU Jatim tampak KH. Safrudin,SH, KH. Abdul Matin, SH. KH. Jumali tokoh ahli sejarah dan budaya Islam DR. KH Diyaudin Koeswandi.

Dalam sambutannya Robbach Ma’sum mengatakan, kepengurusan NU Cabang Bawean kedepan agar dapat bersinergi dengan pemerintah dalam menyusun program.

“NU sendiri terbentuk dengan salah satu tujuanya yaitu pengembangan dan pemberdayaan warga, ini juga merupakan kewajiban pemerintah untuk mewujudkannya,” ujar Robbach.

Dikatakan Robbach masyarakat Bawean 90 persen adalah warga nahdliyin sehingga keberhasilan pemerintah akan dirasakan oleh warga nahdliyin. Sebaliknya bila pemerintah gagal menjalankan program pembangunan maka kesengsaraan akan dirasakan oleh mayoritas nahdliyin (warga NU, red).

“Kepengurusan NU kedepan harus bisa mensinergikan programnya dengan pemerintahan daerah. Kami siap bekerja sama dengan NU dan terbuka untuk dikritik dengan cara budaya NU yaitu cara yang baik untuk bersama memberikan solusi,” imbuhnya.

Konfercab NU tersebut berhasil memilih Ketua Tanfidziyah PCNU Bawean Ir H Syariful Mizan yang menggantikan pengurus lama Mohamad fauzi Ra’uf, S. Ag di bawah kendali Rais KH. Abdul Aziz Ismail. “Beliau terpilih langsung secara aklamasi karena kredibilitas dan loyalitas beliau tak mungkin di ragukan lagi. Apalagi berduet dengan Ir. H, Syariful Mizan,”kata Ketua LP Ma’arif PCNU Bawean, Drs. Abdul Halim.

Halim menambahkan, pengurus NU Bawean memang harus bersinergi dengan program pemerintah. Sehingga kebijakan ini tidak boleh ditawar lagi selain melihat kesamaan fungsi dari NU secara Jamiyah dan pemerintah dengan tidak mengetepikan sifat dan sikap kritis yang dimiliki NU. Sering terjadinya miskomunikasi antara tokoh-tokoh di pulau Bawean dengan pemerintah kabupaten, lanjut Halim yang terjadi selama ini hanya saling su’udzhon (prasangka, red). Untuk itu kedepan agar yang terjadi selama ini segera diakhiri. “Jangan hanya mencari perbedaan. Namun terpenting antara pemerintah daerah dan PCNU Bawean harus mencari kesamaan dalam tugas dan kewajibannya,” tandasnya.

Menariknya Konfercab juga merekomendasikan kepada warga NU, di antaranya dilarang bergabung atau mengikuti kegiatan organisasi jama’ah Hizbut Tahrir, karena kelompok Hizbut Tahrir dinilai bertentangan dengan ajaran Ahlussunah waljamaah (Aswaja, red) yang diajarkan NU.

Selain itu konfercab juga mendesak pemerintah daerah segera mengentas masalah kemiskinan yang ada di pulau Bawean, memprioritaskan anggaran pendidikan di Bawean, terutama lembaga pendidikan dibawah LP Ma’arif yang selama ini dianaktirikan oleh pemerintah, dan pemberdayakan ekonomi serta membangun infrastruktur kesehatan masyarakat Bawean. (dik)

No comments:

Post a Comment