Duta Masyarakat
25 September 2007
Warga Bawean yang selama ini selalu disanjung oleh Pemkab Gresik sebagai penghasil devisa bagi negara dan daerah itu, ternyata tengah menghadapi persoalan yang cenderung tak segera dituntaskan. Keberhasilan warga Bawean dalam merantau dan telah mampu menyulap Pulau Bawean menjadi daerah yang megah dari segi ekonomi, faktanya masih menyisakan potret ironi. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak akan tercapai jika pembangunan Pulau Bawean hanya mengandalkan dana dari Pemkab Gresik. Lantas persoalan vital apa yang kini tengah diperjuangkan?
Liputan : Didik Hendri (Gresik)
Tak dapat dipungkiri, krisis listrik masih saja dialami masyarakat Bawean yang berjuluk pulau ‘putri’ itu. Warga setempat kini menjalani pemadaman listrik secara bergiliran pukul 06.00 hingga 17.00. Kendati begitu, PLN Gresik menyatakan rugi hingga Rp 1,2 miliar per tahun. Manajer Area Pelayanan Jaringan (APJ) PLN Gresik Rusbandi menyatakan sedang menghitung aset PLN di Pulau Bawean. Direktur Transmisi dan Distribusi PT PLN (Persero) Herman Daniel Ibrahim mengatakan, keinginan 90 juta calon pelanggan PLN belum akan bisa dipenuhi. Ini terkait pengurangan subsidi anggaran. Pemerintah hanya menyetujui subsidi untuk menutup biaya operasional serta pemenuhan pasokan listrik tahun ini. Di sisi lain, untuk investasi dan pengembangan, PLN mengaku tidak memiliki cadangan anggaran. “Bila subsidi itu dikurangi, kami khawatir tidak bisa berinvestasi untuk pemenuhan listrik itu,” tandas Herman didampingi General Manager PT PLN Distribusi Jawa Timur Hariadi Sadono dan Manajer PT PLN APJ Gresik Rusbandi setelah berbuka puasa bersama anak yatim, kemarin.
Terpisah, menyikapi krisis listrik warga Bawean, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Muhammad Nuh meminta warga Pulau Bawean memenuhi kebutuhan energi listrik secara mandiri dengan memanfaatkan sumber-sumber alam di pulau tersebut. “Perlu dipikirkan membuat sumber energi secara mandiri. Kalau bergantung pada pulau daratan (Jawa), cost-nya terlalu tinggi,” ujar Nuh sembari mencontohkan adanya kemungkinan pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, atau perpaduan keduanya. Nuh yang mengunjungi Bawean bersama Bupati Gresik KH Robbach Ma’sum dan budayawan Emha Ainun Nadjib tiba di Bawean dengan helikopter milik TNI-AL akhir pekan lalu. Dalam kesempatan tersebut, mantan rektor ITS ini, dengan penuh antusias memotivasi warga Pulau Bawean untuk tetap optimistis di tengah keterbatasan. Nuh menyarankan warga membuat televisi komunitas TiBi (Televisi Bawean) untuk mengembangkan potensi warga di pulau yang berjarak 81 mil dari Gresik itu. “Saya mengusulkan dibuat TiBi atau Televisi Bawean,” ujar Nuh di hadapan ratusan warga Bawean. (*)
25 September 2007
Warga Bawean yang selama ini selalu disanjung oleh Pemkab Gresik sebagai penghasil devisa bagi negara dan daerah itu, ternyata tengah menghadapi persoalan yang cenderung tak segera dituntaskan. Keberhasilan warga Bawean dalam merantau dan telah mampu menyulap Pulau Bawean menjadi daerah yang megah dari segi ekonomi, faktanya masih menyisakan potret ironi. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak akan tercapai jika pembangunan Pulau Bawean hanya mengandalkan dana dari Pemkab Gresik. Lantas persoalan vital apa yang kini tengah diperjuangkan?
Liputan : Didik Hendri (Gresik)
Tak dapat dipungkiri, krisis listrik masih saja dialami masyarakat Bawean yang berjuluk pulau ‘putri’ itu. Warga setempat kini menjalani pemadaman listrik secara bergiliran pukul 06.00 hingga 17.00. Kendati begitu, PLN Gresik menyatakan rugi hingga Rp 1,2 miliar per tahun. Manajer Area Pelayanan Jaringan (APJ) PLN Gresik Rusbandi menyatakan sedang menghitung aset PLN di Pulau Bawean. Direktur Transmisi dan Distribusi PT PLN (Persero) Herman Daniel Ibrahim mengatakan, keinginan 90 juta calon pelanggan PLN belum akan bisa dipenuhi. Ini terkait pengurangan subsidi anggaran. Pemerintah hanya menyetujui subsidi untuk menutup biaya operasional serta pemenuhan pasokan listrik tahun ini. Di sisi lain, untuk investasi dan pengembangan, PLN mengaku tidak memiliki cadangan anggaran. “Bila subsidi itu dikurangi, kami khawatir tidak bisa berinvestasi untuk pemenuhan listrik itu,” tandas Herman didampingi General Manager PT PLN Distribusi Jawa Timur Hariadi Sadono dan Manajer PT PLN APJ Gresik Rusbandi setelah berbuka puasa bersama anak yatim, kemarin.
Terpisah, menyikapi krisis listrik warga Bawean, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Muhammad Nuh meminta warga Pulau Bawean memenuhi kebutuhan energi listrik secara mandiri dengan memanfaatkan sumber-sumber alam di pulau tersebut. “Perlu dipikirkan membuat sumber energi secara mandiri. Kalau bergantung pada pulau daratan (Jawa), cost-nya terlalu tinggi,” ujar Nuh sembari mencontohkan adanya kemungkinan pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, atau perpaduan keduanya. Nuh yang mengunjungi Bawean bersama Bupati Gresik KH Robbach Ma’sum dan budayawan Emha Ainun Nadjib tiba di Bawean dengan helikopter milik TNI-AL akhir pekan lalu. Dalam kesempatan tersebut, mantan rektor ITS ini, dengan penuh antusias memotivasi warga Pulau Bawean untuk tetap optimistis di tengah keterbatasan. Nuh menyarankan warga membuat televisi komunitas TiBi (Televisi Bawean) untuk mengembangkan potensi warga di pulau yang berjarak 81 mil dari Gresik itu. “Saya mengusulkan dibuat TiBi atau Televisi Bawean,” ujar Nuh di hadapan ratusan warga Bawean. (*)
No comments:
Post a Comment